Gubernur dan Wagub NTT Pamit

  • Bagikan
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat pidato HUT RI di Aula El Tari Kupang, Rabu (16/8). (FOTO: RESTI SELI/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) bersama Wakil Gubernur (Wagub) Josef Nae Soi berpamitan kepada warga NTT atas kepemimpinannya selama lima tahun yang akan selesai pada 5 September 2023 nanti.

Gubernur VBL mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung ia selama masa kepemimpinannya.

"Saya bersama Bapak Wakil Gubernur beserta istri dan keluarga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas segala lantunan syafaat, nasehat, ide-ide cerdas, kritik, perhatian dan segala tindakan baik yang mendukung kami," jelas VBL saat menyampaikan pidato HUT RI di aula El Tari, Rabu (16/8).

Gubernur VBL mengatakan, ia bersama Wagub Josef telah memberikan yang terbaik untuk membangun NTT. Meskipun begitu, ia mengaku masih terdapat kekurangan yang belum tergenapi.

"Pemimpin itu ibarat matahari, jika ia terbit tak ada yang dapat menolaknya, tetapi jika ia pergi tak ada kekuatan yang dapat menahannya," terangnya.

Bertepatan dengan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-78, Viktor menyampaikan agar tema HUT yang diusung "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" dapat terus mengingatkan bahwa Indonesia telah menjadi bagian dari kelompok negara maju.

"Capaian ini merupakan prestasi yang membanggakan dan memberi semangat juang bagi kita untuk melanjutkan pembangunan," tuturnya.

Narasi kemerdekaan Indonesia saat ini, lanjut Viktor, tidak hanya bermakna membebaskan kita dari penjajahan dan penindasan, tetapi kemerdekaan untuk menciptakan masa depan yang maju dan sejahtera dengan lebih optimis.

Salah satu capaian pembangunan Viktor, yaitu dari bidang pertanian Sejak tahun 2019, Pemerintah Provinsi (pemprov) NTT mengembangkan pertanian terintegrasi jagung-ternak yang populer dengan sebutan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).

"Program ini merupakan suatu bentuk kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang bertujuan bukan semata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga tetapi juga untuk mengisi kebutuhan supply chain atau rantai pasok kebutuhan lokal maupun nasional," jelasnya.

Program TJPS tahun 2019-2021 dilaksanakan dengan “Pola Reguler’, yaitu pemerintah provinsi menyiapkan sarana produksi bagi petani/kelompok tani penerima manfaat. Sementara itu, mulai tahun 2022-2023 TJPS dilaksanakan dengan “Pola Kemitraan”, tanpa APBD, dimana petani secara mandiri membiayai usaha taninya melalui dukungan ekosistem keuangan.

Sejak program ini dilaksanakan, terjadi peningkatan luas lahan penanaman jagung. Pada tahun 2019, luas lahan tanam jagung mencakup 2.400 hektar dengan luas panen 2.017,53 hektar serta total produksi mencapai 9.538,9 ton.

Sementara itu, pada tahun 2022 luas lahan tanam meningkat menjadi 101.356,05 hektar dengan luas panen 95.403 hektar dan kapasitas produksi 297.657 ton. Pada tahun 2023 ini, ditargetkan luas area tanam sebesar 300.000 hektare di seluruh NTT.

Pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam sejarah, Provinsi NTT melakukan ekspor jagung curah ke Surabaya sebanyak 1.000 ton dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Program TJPS ini juga meningkatkan jumlah ternak ikutan dari tahun 2019 sampai dengan 2022 sebanyak 24.089 ekor ayam, 4.435 ekor kambing, 5.831 ekor babi, dan 1.218 ekor sapi.

Selain itu, pada bidang kelautan dan perikanan, hasil produksi perikanan tangkap pada periode 2019 sampai 2023 sedikit fluktuatif karena adanya pandemi covid-19 tahun 2020 dan badai siklon tropis seroja pada tahun 2021.

Total hasil perikanan tangkap NTT pada tahun 2019 sebesar 131.550,94 ton, tahun 2020 naik menjadi 162.004,14 ton, tahun 2021 sedikit menurun 136.624 ton. Pada tahun 2022 naik lagi menjadi 139.050 ton dengan jenis ikan yang ditangkap, yaitu cakalang, kakap, kembung, layang, rajungan, tenggiri, teri, tongkol, tuna dan udang.

"Selain perikanan tangkap, hasil perikanan budidaya mengalami pertumbuhan positif di mana pada tahun 2019 dihasilkan sebanyak 9.898,77 ton dan tahun 2022 naik menjadi 12.162 ton. Sejak tahun 2018, telah dikembangkan budidaya kakap putih dan kerapu di Kawasan Mulut Seribu, Rote Ndao dan di Wae Kelambu, Kabupaten Ngada.

Pada tahun 2021 dikembangkan percontohan budidaya kerapu di Oenasila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang di mana sampai dengan tanggal 9 Juni 2023 telah dilakukan 21 kali panen dengan total hasil panen keseluruhan mencapai 14.038 ekor dengan berat keseluruhan mencapai 15.693,98 kilo gram atau 15 ton lebih.

"Hasil panenan ini sebagian besar diekspor ke luar negeri seperti ke Hongkong. Pemerintah juga telah merintis budidaya lobster jenis mutiara di Mulut Seribu, di mana telah dilakukan tiga kali panen yakni pada 14 Januari dengan hasil panen 109 kg, pada 8 Mei sebanyak 37,7 Kg dan pada 7 Juni 2023 dilakukan panen sebanyak 204 kg," terang Viktor.

Viktor mengatakan, NTT merupakan provinsi yang luar biasa kaya yang memberi harapan sebagai negeri terjanjikan yang dianugerahkan Tuhan.

"NTT bangkit dimulai dengan merevolusi cara pandang yang memerdekakan kita dari stigma keterbelakangan yang menjajah dan melemahkan," ungkapnya.

Lanjutnya, seperti kata Bung Karno: “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka. (Cr1)

  • Bagikan