Bantuan Bioflok, Pemkot Alokasikan Anggaran Rp 200 Juta

  • Bagikan
ILUSTRASI. Bioflok yang dikembangkan masyarakat untuk membudidaya ikan lele.

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kupang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk pengadaan bioflok. Bioflok ini akan dibagikan ke kelompok peternak ikan. 

Hal ini diungkapkan Kepala DKP Kota Kupang, Ejbens Doeka saat diwawancarai, Jumat (18/8). 

Ejbens mengatakan, untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama untuk penanganan stunting, maka sistem bioflok untuk beudidaya ikan adalah salah satu solusinya. 

"Untuk Bioflok sudah dianggarkan pada sidang anggaran murni tahun 2023 kemarin sebesar Rp 200 juta. Saat ini kita sementara proses untuk verifikasi data penerima bantuan bioflok ini," jelasnya. 

Dia mengatakan, sistem pemeliharaan ikan dengan metode bioflok rencananya akan menyasar warga di Kelurahan Naioni. "Saat ini kita dalam masa survei penerima bantuan karena harus memenuhi syarat dan ketentuan," ungkapnya. 

Dia mengatakan, sistem bioflok ini sangat membantu masyarakat untuk budidaya ikan air tawar. Sistem Bioflok itu ada kolamnya, sistem sirkulasi air dan perpipaan yang dibutuhkan. 

"Bisa juga dinas memberikan bantuan ikan langsung kepada kelompok penerima bantuan tetapi harus dilihat pada kemampuan keuangan daerah," katanya. 

Dia mengatakan, untuk program ini rencananya masyarakat akan memelihara ikan lele. 

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Kupang, Nining Basalamah, mengatakan, jika ingin memberikan bantuan bioflok, seharusnya tidak hanya menyasar satu kelurahan saja, jika hanya untuk mengambil sampel, karena di Kota Kupang terdapat 51 kelurahan. 

"Harusnya menyasar empat atau lima kelurahan agar bisa diuji coba, apakah program bioflok berhasil atau tidak," kata Nining. Apa lagi, kata dia, anggarannya terbatas.

Dia menambahkan, harusnya berkoordinasi juga dengan Dinas Kesehatan untuk melihat angka stunting tertinggi ada di kelurahan mana, sehingga bantuan itu bisa difokuskan ke kelurahan tersebut. 

"Misalnya ada tiga Kelurahan dengan angka stunting tertinggi harusnya kelurahan itu yang menjadi sasaran. Untuk anggaran yang sangat terbatas ini tentunya akan dievaluasi programnya apakah berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka akan ditambah anggaran untuk program tersebut," jelasnya. 

Dia mengatakan, untuk program ini juga sudah pernah dikoordinasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sangat menyambut baik program ini. Kementerian pun berjanji akan memberikan bantuan anggaran. 

"Kami komisi II sudah pernah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan mereka sangat mendukung," katanya. (cr2/gat)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan