1,2 Miliar Bergulir di Exotic Tenun Fest, UMKM Harus Naik Kelas

  • Bagikan
POSE BERSAMA. Asisten I Setda Provinsi NTT, Bernadeta Usboko, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu, Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensi Funay, Kepala DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo, dan pimpinan lembaga jasa keuangan pose bersama pada acara penutupan Exotic Tenun Fest 2023 di La Cove Beach and Resto Lasiana, Minggu (27/8). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Penutupan event Exotic Tenun Fest  Tahun 2024, yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT berlangsung meriah dengan penampilan para model yang memamerkan pakaian tenunan khas NTT karya desainer-desainer ternama di NTT dan luar NTT. 

Penutupan Exotic Tenun Fest 2023 digelar di La Cove Beach and Resto Lasiana, Minggu (27/8). Tampak hadir Asisten I Setda Provinsi NTT, Bernadeta Usboko, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu, Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensi Funay, Kepala DJPb NTT, Catur Ariyanto Widodo, dan pimpinan lembaga jasa keuangan. 

Event yang digelar selama tiga hari ini mencatatkan jumlah transaksi mencapai Rp 1,2 Miliar lebih, dan ditargetkan akan naik hingga Rp 1,5 miliar hingga penutupan acara secara resmi pada tengah malam nanti. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny Heatubun menjelaskan, Exotic Tenun Fest Tahun 2023 merupakan kegiatan ketiga kalinya yang dilakukan. Kegiatan ini merupakan program yang sama yang dilaksanakan oleh 46 Kantor Bank Indonesia. 

"Kegiatan seperti ini menunjukkan kebijakan Bank Indonesia khususnya terkait dengan pembinaan UMKM. Jadi kali ini kami mengusung tema yang berbeda, mengenai Toward Green economy, NTT, Exocitism Contributes Indonesian Pride," katanya. 

Menurut Donny, acara puncak Exotic Tenun Fest dilakukan di pantai Lasiana untuk lebih memanfaatkan keindahan alam terutama saat sunset. "Kita juga menampilkan peragaan busana, juga ada lomba fashion design, yang terbuka secara nasional, dan ada 8 pemenang," jelasnya. 

Dengan lomba desain ini membuktikan bahwa selain NTT yang punya banyak motif tenun NTT, memiliki kekuatan tersendiri. "Bahwa kita tidak mementingkan ketebalan kain dan tipisnya, tetapi itu menjadi kekuatan tersendiri," jelasnya. 

Dia mengaku, sampai dengan saat ini jumlah transaksi mencapai Rp 1,2 miliar, dan hingga penutupan nanti bisa mencapai angka Rp 1,5 miliar. 

Dia mengatakan, dengan even ini, diharapkan para UMKM naik kelas dari sebelumnya. "Sejauh ini tindaklanjuti dan respon pemerintah daerah dan Dekranasda, sangat positif, dan semakin meningkat," jelasnya. 

Menurutnya, kain tenun bisa menjadi produk lain yang dikreasikan,  bukan saling mengalahkan, jadi tidak ada yang menghilangkan motif kain tenunan tertentu, jadi tanpa menghilangkan ciri khas NTT, bisa dikombinasikan dengan produk lainnya. 

Even ini, kata Kepala BI, membawa out come yang luar biasa, yaitu menambah wawasan dan masukan dari para stakeholder, memperluas akses pasar UMKM baik di domestik maupun pasar global, serta memunculkan bakat-bakat baru. 

"Juga solusi pagi para UMKM baik dari sisi korporat, peningkatan kapasitas hingga akses pembiayaan. 

Kepala dihormati opening remarks dari Kepala Departemen Regional Bank Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala grup Departemen Regional, Naek Tigor Sinaga, mengatakan, dari Bak Indonesia selalu mendukung UMKM di seluruh Indonesia, melalui pendekatan Konsistensi, Inovasi dan Sinergi (KIS). 

"Kita membangun tenunan kita secara konsisten kita kembangkan, inovasi juga terus kita lakukan, dan sinergi yang terus dikembangkan baik dengan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah dan media," jelasnya. 

Dengan adanya sinergi, kata Naek Tigor, diharapkan dapat dicapai hasil yang lebih optimal. Out put dan out come bisa dicapai. "Kami mencatat, sudah 189 even yang dilakukan 46 kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia, dan ini sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM," jelasnya. 

Dia berharap agar pengembangan-pengembangan UMKM, pengembangan tenun bukan hanya komoditas-komoditas tekstil tapi juga komunis unggulan, misalnya kopi dan terutama  mengembangkan tourism. 

"Diharapkan NTT bukan lagi nasib tidak tentu tetapi berubah menjadi berubah menjadi nusa terindah toleransi dan menjadi new tourism teritori," pungkasnya. (r2) 

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan