Mimisan? Ini yang Harus Dilakukan dan Pencegahannya

  • Bagikan
Ilustrasi Mimisan. (ISTIMEWA).

dr. Gustina Maryanti Mooy

Dokter Umum RSUD Waikabubak

SEBANYAK 60 persen populasi umum di dunia diperkirakan pernah mengalami setidaknya satu kali kejadian mimisan (epistaksis) dalam hidupnya. Namun, mimisan (epistaksis) umumnya dapat berhenti secara spontan. Hanya sekitar 10 persen orang dengan mimisan (epistaksis) yang mencari pengobatan medis, kebanyakan kasus sembuh spontan dan sekitar 5 persen pasien memerlukan rawat inap. Walaupun kejadian mimisan (epistaksis) cukup tinggi, kondisi ini sangat jarang menyebabkan kematian.

Mimisan sendiri merupakan suatu keadaan dimana keluarnya darah dari hidung, atau dalam bahasa medis disebut Epistaksis. Perdarahan ini dapat terjadi dalam hitungan menit hingga beberapa jam.

Mimisan biasanya terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 3-10 tahun, orang dewasa, dan lansia. Mimisan dapat disebabkan oleh trauma (sering mengorek hidung, hidung terbentur, kecelakaan yang menyebabkan patah pada tulang hidung), membuang ingus terlalu keras, infeksi hidung, stres, kelelahan, faktor sistemik (Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi, penyakit gangguan pembekuan darah seperti hemofilia), pemakaian obat pengencer darah (warfarin, heparin, aspirin), iritasi hidung akibat gas, zat kimia, atau udara panas, setelah operasi hidung, tumor hidung, masuknya benda asing ke hidung.

Apa yang dilakukan di rumah saat terjadi Mimisan (Epistaksis)?

  1. Tetap tenang dan jangan panik
  2. Dudukkan pasien dengan posisi kepala sedikit menunduk
  3. Tekan hidung bagian depan kedua sisi selama 5-10 menit
  4. Apabila masih terjadi ulang kembali cara tersebut
  5. Bila perlu kompres dengan es/air dingin pada hidung
  6. Bernafas melalui mulut, keluarkan darah, jangan ditelan
  7. Kalau pendarahan tidak berhenti, langsung dibawa ke fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah mimisan yaitu, berhati-hati saat mengorek hidung dan jangan mengorek hidung terlalu dalam, tidak membuang ingus terlalu kencang, berhenti merokok, menjaga kelembapan bagian dalam hidung dengan mengoleskan petroleum jelly (petrolatum) di dinding lubang hidung sebanyak tiga kali sehari, rutin memeriksakan diri ke dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, (seperti warfarin atau aspirin).

Bagi para orang tua, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah Mimisan (Epistaksis) pada anak yaitu menggunting kuku anak secara rutin untuk mencegah luka ketika ia mengorek hidung, tidak merokok di dalam rumah atau di sekitar anak, mengoleskan krim pelembab atau petrolatum di sekitar rongga hidung anak, enjaga udara di dalam kamar anak agar tidak terlalu kering (dapat menggunakan alat pelembap udara (humidifier), melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara rutin, terutama jika anak memiliki alergi.

Dengan mengetahui apa itu Mimisan (Epistaksis), cara penanganan awal, dan pencegahannya kita tidak perlu khawatir lagi bila mendapati keluarga atau teman kita mengalami mimisan (Epistaksis).

Nah, Kapan harus dibawa ke Dokter atau RS ? Bila, mimisan tidak berhenti dengan cara yang sudah dilakukan sebelumnya, mimisan terjadi berulang lebih dari 1 kali, mimisan pada bayi atau anak usia 2 tahun, mimisan diakibatkan patah hidung atau cidera, mimisan terjadi setelah operasi sinus,mimisan menyebabkan jalan nafas tersumbat/sulit bernafas. (*)

  • Bagikan