BMKG Perkirakan Musim Hujan di Manggarai Mundur, Ini Penyebabnya

  • Bagikan
Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Decky Irmawan. (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sudah lebih dari 31 hari, wilayah Kabupaten Manggarai, mengalami hari tanpa hujan (HTH). Tentu masuk dalam status siaga, sehingga perlu pengelolaan terhadap antisipasi kekeringan. Sementara musim hujan, diperkirakan akan mengalami kemunduran hingga Desember 2023.

"Saat ini sejumlah wilayah di utara dan selatan di Kabupaten Manggarai, selama periode Agustus 2023 mengalami hari tanpa hujan (THT) lebih dari 30 hari. Ini masuk dalam status siaga," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Manggarai, Decky Irmawan kepada TIMEX saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (5/9) siang.

Menurut Decky, wilayah tersebut, yakni Kecamatan Cibal Barat, Rahong Utara, Reok, Reok Barat, Wae Ri'i, dan Kecamatan Satar Mese Barat. Dalam pengamatan klimatologi, statusnya siaga. Berdasarkan analisis prediksi El Nino yang dinamika atmosfir diteliti oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini kondisi kekeringan dipengaruhi kondisi El Nino.

Dimana kondisi El Ninonya hingga bulan Agustus itu berada di rens skala moderat. Ini kemungkinan bisa bertahan sampai sekira November 2023. Kemudian pada Desember 2023, Januari dan Februari 2024, akan terjadi lemah. Selain itu, untuk wilayah yang kira-kura yang mengalami musim hujan, pihaknya masih menggu informasi yang lebih lengkap nanti dari Kedeputian Klimatologi.

"Nanti mereka akan turunkan rilis terkait kapan terjadi musim hujan di Kabupaten Manggarai. Namun kami perkirakan bahwa kalau biasanya untuk wilayah Ruteng, masuknya musim hujan sekitar dasarian III Oktober. Kemudian untuk daerah Utara dan Selatanya, itu biasanya awal November, tapi bisa jadi akan mengalami kemunduran. Sehingga musim kemarau bisa lebih panjang," jelas Decky.

Dikatakan, dengan level moderat, artinya kondisi ini diakibatkan oleh suhu air laut yang lebih dingin dari pada biasanya. Sehingga potensi untuk terjadinya penguapan yang menyebabkan awan dan hujan, menjadi tidak banyak.

Konsekuensinya, lanjut Decky, jumlah curah hujan jadi berkurang. Jadi untuk sementara kondisi yang terkait dengan kekeringan dan dampaknya terhadap tanaman, salah satunya disebabkan oleh El Nino.

"Saat ini perkirakan peluang curah hujan di Kabupaten Manggarai, mengalami curah hujan sangat rendah dengan peluang lebih dari 70 persen. Kekeringan saat ini berdampak pada pengurangan keterseduan air tanah, sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih. Juga berdampak pada meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran," bilangnya. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan