PLN Target Rasio Elektrifikasi 100 Persen, Pemenuhan Listrik di Wilayah 3T jadi Fokus 

  • Bagikan
LISTRIK. Para pekerja berupaya menyebrang sungai dengan tiang listrik sebagai komitmen memenuhi kebutuhan listrik bagi warga di wilayah 3T. (FOTO: PLN FOR TIMEX).

78 Tahun Hadir untuk Indonesia, Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,74 Persen

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Peringati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-78 yang jatuh pada 27 Oktober 2023, PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk terus menerangi negeri. Kini rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,74 persen.

Untuk mencapai rasio elektrifikasi nasional 100 persen, PT PLN (Persero) fokus pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan dengan upaya terbaik PLN dan sinergi dengan Pemerintah sampai dengan triwulan III tahun 2023, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,74 persen.

”Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat di bidang kelistrikan, PLN sangat menyadari listrik telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu kami terus melebarkan sayap mengalirkan listrik anda dan menghadirkan keadilan energi sesuai sila kelima Pancasila,” ujar Darmawan.

Darmawan menegaskan, bersama dengan pemerintah PLN akan semakin trengginas untuk mencapai target Rasio Elektrifikasi Nasional sebesar 100 persen pada tahun 2025. Upaya pemenuhan ini masif dilakukan oleh PLN sejak tahun 2019 yang semula jumlah pelanggan rumah tangga hanya 69,62 juta, tumbuh menjadi 80,56 juta pada triwulan III tahun 2023 atau meningkat sebesar 15,72 persen. 

Darmawan memastikan saat ini seluruh kepulauan besar dan pusat pemerintah daerah sudah dialiri listrik yang andal. Bahkan, mampu menjadi pondasi utama pertumbuhan ekonomi daerah. 

Namun untuk bisa mencapai target 100 persen pada tahun 2025, PLN mempunyai pekerjaan rumah dengan memberikan akses listrik ke wilayah pelosok dan desa desa terpencil. 

Upaya heroik PLN dalam memberikan listrik ke desa tercermin dari pertumbuhan Rasio Desa Berlistrik (RDB) Nasional yang terus tumbuh sejak tahun 2015. Tercatat, RDB Nasional tahun 2015 sebesar 96,95 persen dan terus tumbuh hingga triwulan III 2023 sebesar 99,83 persen.

“Listrik adalah jantung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hadirnya listrik diharapkan mampu mendorong geliat ekonomi masyarakat, industri dan sektor bisnis,” ujar Darmawan.

Darmawan melanjutkan, saat ini dari 83.763 desa dan kelurahan di Indonesia, 76.679 desa sudah berhasil dilistriki oleh PLN, 4.057 desa sudah berlistrik non PLN, 2.887 desa menggunakan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) serta masih menyisakan 140 desa yang belum terjamah listrik. Desa tersebut mayoritas berada di wilayah 3T di daerah Indonesia bagian timur.

”Saat ini memang tantangan terbesar PLN adalah meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur dan daerah 3T. Untuk itu kami terus berupaya dan bersinergi dengan pemerintah serta berbagai stakeholder guna meningkatkan rasio elektrifikasi ini sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan terang,” tutur Darmawan.

Sebagai wujud nyata menerangi negeri, pada September lalu PLN bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah meresmikan masuknya listrik di Desa Bayat, Desa Tangga Batu, dan Desa Persiapan Batu Selipi yang dihadiri langsung Bupati Lamandau Hendra Lesmana.

"Kami mengapresiasi dan terima kasih kepada PLN atas komitmen terhadap roadmap pembangunan Kabupaten Lamandau sehingga terwujud pembangunan listrik yang merata dirasakan masyarakat," ujar Hendra.

Hendra menuturkan, selama 5 tahun masa pemerintahannya, percepatan pembangunan listrik di Lamandau sangat luar biasa. Sebelumnya desa berlistrik di Lamandau berkisar 30 sampai 40 persen namun sekarang sudah mencapai 80 persen desa di Lamandau sudah teraliri listrik PLN.

"Upaya PLN untuk melistriki seluruh pelosok terutama di Kalteng sangat luar biasa, Lamandau hanya tinggal beberapa desa saja yang belum teraliri listrik PLN," ungkapnya. (*/r3)

  • Bagikan