KUPANG, TIMEX-- Sektor yang tangguh dari berbagai goncangan ekonomi adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Sejauh ini, Bank NTT dalam spiritnya sebagai pelopor pembangunan ekonomi di NTT melihat UMKM sebagai mitra kerja yang harus terus didukung, karena itu, Bank NTT mengangkat peran strategis dalam memajukan ekonomi lokal melalui UMKM.
Program binaan ini diinisiasi untuk memberikan akses pendanaan, pelatihan, dan konseling kepada UMKM Dengan fokus pada kolaborasi dan inovasi, Bank NTT ingin mendorong pertumbuhan bisnis lokal, menciptakan peluang baru, dan meningkatkan kontribusi UMKM terhadap ekonomi daerah.
Kasubdiv Kredit Sektor Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Desa Binaan, Reinhard R.K Djo, Kamis (26/10) di Kupang menjelaskan bahwa pola pendampingan terhadap pelaku UMKM seperti Pelatihan & Sertifikasi. Disini Bank NTT melaksanakan pelatihan bagi Pelaku UMKM Binaan Bank NTT dan membantu dalam proses pengajuan sertifikasi & ijin (BPOM, HAKI, PIRT).
Tak hanya itu melainkan Bank NTT membantu dalam mencari market & offtaker untuk pelaku UMKM Binaan Bank NTT, serta Bank NTT memberikan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM sesuai ketentuan Bank yang berlaku.
Terhitung 1 Oktober 2023, total debitur UMKM yang bermitra dengan Bank NTT 4.574 usaha, dengan plafond Rp 30,3212,950.000 serta Baki Debet Rp. 19,472,202.499.
Sementara progam yang dilakukan Bank NTT untuk mendukung transformasi UMKM yaitu Festival Desa Binaan yang merupakan implementasi dari misi Bank NTT yaitu “Pelopor Ekonomi Rakyat” dan “Menggali Sumber Potensi Daerah Untuk Diusahakan Secara Produktif Bagi Kesejahteraan Masyarakat NTT.
Ada juga program Peduli UMKM (Pendampingan, Digitalisasi, Peningkatan Kualitas dan Inovasi) yang merupakan suatu program yang memiliki 3 Tujuan, yaitu Bisnis Sirkulasi, bisnis yang berkaitan pada pengolahan produk daur ulang yang berbasis lingkungan (Eco – Friendly).
Bisnis Inklusif, bisnis yang memberikan nilai bagi masyarakat dan Bisnis adaptif, bisnis yang melakukan inovasi pada produk dan jasa UMKM yang dihasilkan memiliki nilai berbeda.
“Bank NTT telah berkomitmen untuk memajukan UMKM dengan memberikan akses pendanaan yang bermanfaat, pelatihan yang bermanfaat, serta beragam dukungan lainnya,”tegas dia.
Dia menambahkan pelatihan yang diberikan untuk memajukan UMKM, antara lain pelatihan desain produk UMKM & Bimtek Halal, pelatihan pembuatan kecap menggunakan gula aren.
Ada juga pelatihan pengolahan buah asam, keripik dan aksesoris tenun, pelatihan Pengolahan Makanan UMKM di Desa Hadakewa, serta pelatihan pelaku UMKM Binaan Bank NTT cabang Waikabubak dan pelatihan UMKM di Atambua serta sosialisasi dari Kemenkum HAM dan BPOM.
Reynhard menambahkan, produk yang dihasilkan oleh UMKM Binaan Bank NTT dari 23 Cabang, yaitu 391 buah produk yang diproduksi oleh 326 UMKM.
UMKM menurutnya berjuang untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi yang berat, seringkali terbatas dalam akses ke pembiayaan, pengetahuan bisnis, dan dukungan yang diperlukan untuk berkembang. Namun, berkat kemitraan dengan Bank NTT, UMKM telah menjalani perubahan signifikan.
Transformasi yang dialami UMKM seperti trasnformasi pada pemasarannya. Sebelum para UMKM bergabung dengan Bank NTT, pemasaran hasil produksi dilakukan seperti, melalui rumah ke rumah, menjual di tempat usaha sendiri dan dititipkan ke toko-toko. Namun ada sebuah kemajuan pesat ketika mereka bergabung yakni pemasarannya sudah berbasis online, masuk ke dalam mini market dan luar negeri.
Sementara itu,Kasubdiv Humas, Inggrid S Manongga menambahkan Bank NTT merekapitulasi data-data mengenai UMKM berdasarkan sebaran dan juga potensi unggulan sehingga bagi masyarakat umum yang mau mengakses informasi mengenai UMKM, bisa melakukan scan pada barcode yang tersedia. (thi)
Editor: Linda Makandoloe