Hujan Tiba, Debit Wae Ros Beranjak Kembali Normal

  • Bagikan
Foto-Petugas UPTD SPAM IKK Mano, saat rutin melakukan pemeliharaan jaringan transmisi Wae Ros. (IST)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Musim hujan tiba, debit Wae Ros untuk IKK Mano, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), beranjak naik atau mengalami peningkatan. Puncak kemarau berada pada 7,5 liter per detik, dan kondisi akhir November 2023 mencapai 12 liter per detik.

Disini peningkatanya 4,5 liter per detik. Kondisi itu, pelayanan masih berlakukan jadwal. Sebab, ketika musim hujan, ada beberapa jaringan yang butuh penanganan lebih pada transmisi. Sehingga masih menunggu sampai benar-benar stabil produksinya. Ketika hujan, sewaktu-waktu air dihentikan aliranya.

"Hal ini dikarena kadang kondisi air terjadi keruh. Sehingga butuh penanganan di jaringan transmisi. Pada kondisi itu, tetap berlakukan jadwal. Tetapi kondisi di Sambungan Rumah (SR), lebih baik," ujar Kepala UPTD SPAM Kabupaten Matim, Fransiskus Yun Aga, kepada Timex di ruang kerjanya, Kamis (7/12).

Kita berharap pada musim hujan, produksi dari sumber Wae Ros kembali stabil. Dimana kuantitas produksi normalnya atau sebelum musim kemarau, mencapai 14 liter per detik. Sehingga hal itu bisa meningkatkan jam pelayananya. Kondisi sekarang, jam pelayanan berlaku 3 jam per hari. Tapi ketika kondisi stabil, maka jam pelayananya bisa 6 jam per hari.

"Khusus untuk IKK Mano ini, ada dua sumber air, yakni Wae Roda dan Wae Ros. Selama ini yang aman pada musim kemarau, hanya sumber Wae Roda. Khusus wilayah pelayanan di Bajar, dan Desa Satar Tesem, memang berjadwal karena pipa atau jaringan distribusinya yang kecil, yakni 3 dim" jelas Fransiskus yang biasa disapa Kevin.

Sehingga lanjut Kevin, dengan kondisi tersebut, harus berbagi jadwal antara Golo Laci, Taku, dan Bajar. Jadwalnya 2 kali dalam seminggu dengan jam pelayanan full 24 jam setiap jadwal. Kondisi itu, pelayanan tercukupi. Sementara yang berjadwal satu minggu 3 kali dengan waktu pelayanan sehari 3 jam, yakni bersumber dari Wae Ros.

"Kalau debit Wae Ros sudah stabil, kita bisa kembali tingkatkan jam pelayanan dengan durasi waktu 6 jam per hari. Selama kemarau, terjadi turun produksi, sehingga jam pelayanan turun 3 jam per hari. Kalau air keruh, kita hentikan pelayanan. Kondisi seperti ini kita selalu sampaikan ke masyarakat melalui forum pelanggan," kata Kevin.

Dikatakanya, sumber Wae Ros sendiri diambil langsung dari kali, masuk Reservoar di Bea Nekes berkapasitas 100 Meter Kubik. Jika terjadi keruh, tentu beresiko terganggunya jaringan. Sehingga setiap hujan turun, petugas akan menghentikan distribusi air. Sumber ini melayani wilayah Belaing, Lame, Weri Waso, Benteng Dima, Wejang Raci, dan Tompok.

Menurut Kevin, air yang bersumber dari Wae Ros ini mengalir dengan jaringan distribusi utama, yakni pipa ukuran 4 dim ke wilayah Lame, dan juga ukuran yang sama ke wilayah Bealaing, dan pipa ukuran 6 dim menuju wikayah Wejang Raci, Weri Waso, Benteng Dima, serta wilayah Tompok.

"Jadwal Senin, Rabu, dan Jumad, itu ada 3 segmen, yakni Bealaing, Wejang Raci, Benteng Dima. Sedangkan, Selasa, Kamis, dan Sabtu ada 3 segmen, yakni Lame, Weri Waso, Tompok, Pertokoan dan SMK. Setiap tahun untuk sumber Wae Ros ini, mengalami penurunan air baku," kata Kevin.

Kemudia kata Dia, khusua sumber Wae Roda, pada puncak kemarau, produksi air tidak mengalami penurunan. Kondisinya tetap stabil 20 liter per detik. Pada sumber ini, pemerintah Matim melalui Dinas PUPR, telah diambil 5 liter per detik melalui program pembangunan SPAM untuk kepentingan air minum warga.

Menurut Kevin, dengan kapasitas air 5 liter per detik, berbagi untuk wilayah Alang, Golo Ara, Pekus, Ntangi Lawa, Bajar, Teku, dan Golo Laci. Distribusi paling jauh, wilayah Bajar, Taku, dan Golo Lacio. Disini dengan kondisi berbeda arah, dan ketinggian atau elevasi berbeda. Sehingga pelayanan harus berjadwal. Ketika dibuka bersamaan, maka tidak ada tekanan.

Kevin menambah, satu saja kesulitan untuk pelayanan dari sumber Wae Roda, dimana jaringan transmisi melewati kebun petani, sehingga pipanya tidak bisa dibenam. Kedua, akar-akar rambut dari pohon tanaman kopi berpeluang merambat ke dalam jaringan pipa, dan bisa menghambat aliran air.

Tentu ketika pipa tidak bisa dibenam, berpeluang bisa rusak, karena pohon yang tumbang atau dahang kayu jatuh, dan pipa bisa rusak. Juga di daerah Persawahan Lok Panta, sering terjadi kerusakan. Sehingga pihaknya meminta petani, untuk bisa menjaga pipa yang ada. Jangan dibuat rusak.

"Pipa yang dibangun dari sumber Wae Roda itu diambil 5 liter per detik dengan menggunakan pipa 3 dim. Kapasitas Wae Roda 20 liter, dan masih berpotensi untuk pengembangan. Total pelanggan untuk IKK Mano, ada sebanyak 845 sambungan rumah (SR), (Kr).

  • Bagikan