Perluas Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Para Pedagang di Pasar

  • Bagikan
DAFTAR. Para pedagang ketika mendaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di Pasar Inpress Naikoten I, Selasa (19/12). RESTI SELI/TIMEX

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Mewujudkan program BPJS Ketenagakerjaan agar dapat dipahami dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang menggelar kegiatan sosialisasi dengan menyasar para pedagang di Pasar Inpres Naikoten I Kupang, Selasa (19/12).

Kegiatan yang mengusung tagline Kerja Keras Bebas Cemas itu merupakan salah satu program nasional yang dikampanyekan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada para pedagang selaku pekerja informal atau bukan penerima upah.

"Banyak masyarakat yang belum tahu makanya kami lakukan secara masif agar mereka bisa mengerti dan memahami kemudian mendaftarkan dirinya dalam BPJS Ketenagakerjaan,"kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan cabang Kupang Christian Natanael Sianturi.

Christian mengatakan, ke depannya tidak saja menyasar para pekerja informal di pasar namun juga akan menyasar komunitas-komunitas seperti nelayan, petani, tukang ojek dan lain sebagainya.

Dengan bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan maka peserta akan mendapatkan jaminan sosial (jamsos) yang sangat penting yakni jaminan kecelakaan kerja dan kematian.

Iuran yang dibayarkan pun sangat murah yakni Rp 16.800 saja bisa mendapatkan jaminan kecelakaan kerja dan kematian. Apabila ditambah dengan Rpb20.000 maka bisa mendapatkan jaminan di hari tua.

"Dengan iuran yang murah bisa dapatkan manfaat jamsos yang luar biasa," terangnya.

Untuk kecelakaan kerja, maka seluruh biaya pengobatan sampai pada penyembuhan akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, apabila tidak bisa bekerja selama dirawat di rumah sakit, maka penghasilannya akan diganti.

"12 bulan pertama 100 persen upah, selebihnya kita bayar 50 persen dari upah. Kemudian kalau cacat karena kecelakaan kerja, ada santunan juga. Kalau meninggal dunia mendapat 48x gaji atau kurang lebih Rp 70 juta. Ditambah, dua anak langsung diberikan beasiswa dari TK sampai Perguruan Tinggi," jelas Christian.

Apabila anak baru berusia 2 tahun, maka BPJS Ketenagakerjaan akan menunggunya hingga memasuki usia TK untuk diberikan beasiswa selama kurang lebih 19 tahun.

Christian menyebut saat ini kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan telah memberikan beasiswa kepada sekitar 1200 anak se Nusa Tenggara Timur dengan total nominal Rp 1,8 miliar.

"Jadi memastikan anak punya masa depan. Saat ini baru 30 persen kepesertaan masyarakat NTT. Harapan kami semakin banyak dan kerinduan saya mereka bisa merasakan jamsos yang bermanfaat," tuturnya.

Untuk para peserta, semua yang memiliki pekerjaan entah itu formal maupun informal bisa mendaftarkan diri dengan mendaftar sebelum berulang tahun ke 65.

Peserta pun harus memiliki nomor KTP, nomor handphone. Peserta pun diberi kemudahan untuk bisa membayar iuran perbulan, per 3 bulan, per 6 bulan hingga per 12 bulan.

"Sangat murah. Artinya program ini masyarakat harusnya mampu, bagaimana menjadikan BPJS Ketenagakerjaan ini prioritas bagi perlindungan dirinya dan keluarga," tambahnya.

Sementara itu, salah satu pedagang yang baru saja mendaftar, Marce Dau Rohi mengatakan, sangat bersyukur sebab bisa mengetahui dan mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Saya daftar diri saya dengan anak saya, kami bekerja jualan tomat lombok di sini. Menurut saya, iurannya saya masih mampu bayar karena terbilang murah tapi manfaatnya besar," ucap Marce.

Menurutnya, ini merupakan bentuk perhatian dari pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu. Sebab, sudah sekian tahun ia bekerja sebagai pedagang di pasar, namun belum pernah memiliki jamsos yang bermanfaat seperti BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan iuran yang sangat murah, hal itu bisa memberinya jaminan bahkan hingga anak-anaknya. Apalagi, anak-anaknya masih dibawah umur yang perlu untuk terus melanjutkan pendidikan apabila dirinya mengalami kecelakaan kerja.

"Rencana saya mau daftar tiga anak saya untuk jadi peserta, tapi mereka masih belum punya KTP," tambahnya.

Marce pun melanjutkan, bekerja sebagai pedagang di pasar jarang mendapat sentuhan program-program jamsos seperti ini. Karena itu, ia sangat antusias dan menyambut positif program ini. (Cr1)

  • Bagikan