Ende Kabupaten Prevalensi Stunting Terendah di NTT

  • Bagikan
Aries Dwi Lestari

Target 2024 Turun Jadi 2,1 Persen

ENDE, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Kabupaten Ende merupakan kabupaten terendah angka prevalensi stunting di Provinsi NTT tahun 2023.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Aries Dwi Lestari saat kunjungan Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka, Margaretha M da Maga Bapa bersama rombongan di Puskesmas Kota, Selasa (23/1).

Kedatangan Pj Sekda Kabupaten Sikka bersama rombongan di Puskesmas Kota dalam rangka penjajakan kerja sama dibidang kesehatan antara Kabupaten Ende dan Kabupaten Sikka.

Aries mengatakan, data prevalensi stunting Kabupaten Ende tahun 2023 sebesar 6,8 persen atau sebanyak 1.241 kasus stunting. Angka ini kata dia, mengalami penurunan dari 8,9 persen atau 1.749 kasus pada tahun 2022.

Meski demikian,  dia mengakui masih ada kecamatan di mana prevalensi stunting justru mengalami peningkatan dari 56 balita stunting tahun 2022 naik menjadi 110 balità stunting tahun 2023 seperti di Kecamatan Ndona.

Dirinya menjelaskan,  dalam upaya penanganan tersebut, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan berupaya mendeteksi masalah gizi dan jika ditemukan akan segera mungkin ditanggulangi.

"Aksi bergizi pemberian TTD remaja putri, promosi Isi Piringku dan vaksinasi bersama kelompok masyarakat, merupakan salah satu upaya dari pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Kesehatan untuk mendeteksi masalah gizi dan menangani kasus gizi yang ditemukan sesegera mungkin sehingga dapat meminimalisir kasus gizi buruk dan stunting," jelasnya.

Terpisah kepada Timor Express, Aries mengatakan, Pemerintah Kabupaten Ende berkomitmen untuk menurunkan angka stunting pada tahun 2024 hingga 2,1 persen. Untuk itu, lanjutnya dalam rangka  percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi.

Selain itu, beberapa inovasi juga dilakukan dalam rangka upaya penanganan dan penurunan stunting. Seperti halnya di Puskesmas Kota.

"Seperti pojok stunting, pemeriksaan awal ibu hamil dan lain sebagainya berkaitan dengan stunting," ujarnya.

Bupati Ende, Djafar Achmad sebelumnya dalam  rapat koordinasi Percepatan  Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Ende,  bulan Desember 2023 lalu  menyebutkan, saat ini  sudah hampir memasuki tahun ketiga, tahun terakhir dalam implementasi pedoman menuju target prevalensi stunting Indonesia 14 persen pada tahun 2024.

"Sementara tahun 2024 juga menjadi tahun kelima atau tahun terakhir dari perjalanan strategi nasional percepatan pencegahan anak kerdil (stunting) periode 2018-2024 yang menjadi salah satu prioritas dalam RPJMN," sebut dia.

Dijelaskan,  merujuk pada komitmen bersama saat rembuk stunting tahun 2023,  target penurunan stunting di Kabupaten Ende sudah harus mencapai angka 2,1 persen pada tahun 2024. Target ini sebut dia, berdasarkan  hasil pencatatan dan pelaporan pada penimbangan bulan Agustus tahun 2023 angka stunting di Ende berada pada posisi 6,8 persen.

"Maka kita masih harus berupaya bekerja lebih keras lagi guna mencapai penurunan angka stunting sebesar 4,7 persen untuk mencapai target pada angka 2,1 persen di tahun 2024," kata Djafar.

Untuk itu dirinya  juga mengajak kepada seluruh anggota TPPS kabupaten dan kecamatan, untuk berpartisipasi secara aktif dalam semangat penguatan koordinasi, mengkoordinasikan secara langsung pelayanan dan pendampingan kepada keluarga sasaran yang dilaksanakan oleh tim pendamping keluarga dengan fokus sasaran operasionalnya ada di desa/kelurahan. (kr4/ays)

  • Bagikan