Pemimpin Harus Berpihak ke Rakyat Kecil, Berwawasan dan Rekam Jejak

  • Bagikan
PODCAST TIMEX. Caleg DPRD Kota Kupang Dapil II Kecamatan Oebobo sekaligus Sekterataris DPC PDIP Kota Kupang, Nikolaus Fransiskus (kanan) ketika posdcast di Timex bersama Host, Yula Manafe, Senin (22/1)

Nikolaus Fransiskus Bersama Podcast Timex Forum

Menjadi pemimpin bukan berarti sekedar berkuasa atas banyak hal, melainkan menjadi pemimpin (bangsa) berarti mampu menjawab setiap kebutuhan yang belum mampu mensejahterakan rakyat. Selain itu, masyarakata diminta untuk turut melihat rekam jejak calaon pemimpinnya sehingga tidak terjebak dengan masa lalunya. Gagasan ini disampaikan Nikolaus Fransiskus, S. IP, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) ketika tampil di chanel youtube Timor Express.

RESTI SELI, Kupang
Memeiliki wawasan luas, bicaranya tenang serta diselingi candaan, Nico Frans atau abang Nico-demikian ia disapa di kalangan aktivis era tahun 90-an, tampil untuk pertamakalinya di chanel youtube. Melihat jejak pergerakannya, Nico Frans tak asing lagi di kalangan aktivis partai maupun mahasiswa di era Orde Baru. Karier politiknya di mulai sejak ia turut membidangi lahirnya organisasi ekstra kampus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kupang bersama Drs. Frans Lebu Raya (Alm).

Ia kemudian turut menjadi “otak” dari Barisan Pro Mega di NTT bersama para aktivis lainnya, seperti Anton Haba (Alm), Frans Lebu Raya (Alm), Karel Jani Mboeik dan sejumlah nama lainnya. Karena menjadi aktivis yang selalu pro Megawati, tak heran jika Nico Frans an kelompoknya selalu diuber-uber aparat keamanan jika melakukan pertemuan.

Karier politik Nico Frans terus mengalir dan pada Pemilu 1999 dan Pemilu 2004, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kota Kupang. Setelah “rehat” menjadi anggota DPRD selama 10 tahun, Sekretais DPC PDI Perjuangan Kota Kupang ini kembali bertarung melalui Dapil Oebobo dengan nomor urut 1 (Satu).

Dalam Podcast bersama Yula Manafe, Nico Frans banyak bicara tentang bagaimana pola kepemimpinan yang dibutukan Kota Kupang, NTT dan bahkan kepemimpinan nasional. Hal itu sangat relevan mengingat pada 14 Februari 2024, Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres dan pada bulan September dilakukan Pilkada serentak.

Ke depan, kata Nico, diperlukan pemimpin yang punya kemampuan mentransformasi dirinya dari seorang politisi menjadi seorang yang berpihak kepada rakyat. Niko menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus berpihak kepada rakyat kecil. Ia berpendapat, untuk membawa kemajuan bagi suatu bangsa, dibutuhkan pemimpin yang terukur secara wawasan, rekam jejak dan keberpihakannya.

"Karena dua ini (wawasan dan rekam jejak) yang akan memutuskan tentang nasib kita pada saatnya kalau sudah dilantik. Aspirasi dan kebutuhan dari kita terwakili oleh wakil rakyat-rakyat ini," terang Niko.
Dari rekam jejak dan visi misinya, maka akan terlihat kemana keberpihakannya. Hak yang sama berkaitan dengan pemilihan presiden nanti, dimana Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung oleh PDI Perjuangan merupakan bukti nyata.

"Unsur ketiga adalah lihat keberpihakannya kepada siapa. Lihat rekam jejaknya. Lihat visi misi Ganjar-Mahfud. Dari situ kita lihat bukti keberpihakannya," jelasnya.

Menurutnya, dari 21 program kerja yang ditawarkan Ganjar, dapat terlihat bahwa capres nomor urut 03 itu berpihak kepada rakyat kecil atau wong cilik. Salah satu program Ganjar-Mahfud yang ditawarkan adalah KTP Sakti. Masih banyak masyarakat miskin atau kurang mampu, yang hanya sesekali mendapatkan bantuan, bahkan ada yang belum pernah sama sekali. Karena itu, kehadiran KTP Sakti berguna untuk mengkonsolidasi semua data agar ada di KTP.

"Jadi data PKH, BPJS, semua bantuan yang selama ini terformat, ada di satu KTP itu. Jadi tidak perlu banyak kartu, tapi dipadukan dalam satu kartu," jelasnya.

Hal itu dapat mempermudah sekaligus bisa membuat data tersebut lebih pasti dan tepat sasaran. Karena, lanjutnya, selama ini ada banyak bantuan yang tidak tepat sasaran. "Jangan khawatir, tidak perlu ganti KTP, sistemnya yang diganti," ucapnya.

Untuk bisa membuat program yang menyentuh rakyat, diperlukan wawasan yang mumpuni. Niko menegaskan, caranya adalah dengan turun ke rakyat. Tanpa turun ke rakyat, pemimpin hanyalah menjadi patung yang tidak berguna apa-apa. Hanya sebagai pajangan belaka.

"Caranya turun ke akar rumput, turun ke masyarakat, karena PDI Perjuangan adalah partai orang kecil atau wong cilik. Kekuatan PDI Perjuangan ada pada rakyat," terangnya.

Begitu pun Ganjar-Mahfud yang terus turun ke masyarakat, mendengar dan melihat kebutuhan mereka.
"Kita harus termotivasi dan terbiasa kerja turun ke bawah, termasuk memenangkan Ganjar-Mahfud di Kota Kupang. Sama pola kerjanya. Jadi, untuk mengalahkan orang yang punya duit banyak dan berkuasa, kita harus mengeluarkan keringat lebih banyak dan memberikan waktu lebih banyak untuk turun ke rakyat," tegas Niko.

Menurut pengalamannya selama ini, dalam kunjungan-kunjungan ke masyarakat, Niko menyebut, selalu ada respon positif dari rakyat. "Masyarakat senang karena dikunjungi. Kita beritahu alasan mengapa menjadi anggota DPR dan harus memilih Ganjar," tegasnya.

Dirinya yang juga maju caleg DPRD Kota Kupang itu menyebut, juga termotivasi untuk bekerja keras merebut kursi legislator, juga untuk mempertahankan keberadaan PDIP sebagai partai rakyat.

"Saya maju sebagai caleg dari dapil II Kecamatan Oebobo, Kota Kupang Nomor Urut 1. Tentu nomor yang dipercayakan partai kepada saya itu adalah tanggung jawab dan motivasi untuk bekerja keras," katanya.
Dirinya menyebut, wawasan yang dimiliki seorang wakil rakyat harus mendalam. Sebab, bagaimana seorang DPRD tidak mengetahui masalah di Oebobo dan Kota Kupang. Hal itu akan merugikan rakyat nantinya.

"Setelah menguasai masalah, harus punya kemampuan argumentasi dan narasi yang baik untuk memperjuangkan program tersebut, mengapa program ini perlu ada," tuturnya.

Disamping itu, menurutnya, PDIP yang terdiri dari lima unsur partai didalamnya memiliki tren yang terus meningkat di era kepemimpinan Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

"Kita ikut pemilu tahun 99 dan memperoleh suara 33 persen untuk nasional, di NTT waktu itu termasuk Kota Kupang, kita peroleh 10 kursi di DPR Kota Kupang. Itu yang kemudian terus berjalan dan sampai sekarang kita di posisi menang di Kota Kupang, menang di NTT, dibuktikan kita pegang Ketua DPRD Kota dan Provinsi. Ini harus dipertahankan," tegasnya.

Niko yang juga merupakan Sekretaris DPC PDIP Kota Kupang itu menyebut, target PDIP Kota untuk Pemilu 2024 adalah meraih minimal 8 kursi DPRD.

"Target itu rencana yang rasional, maka itu, PDI Perjuangan Kota kita menargetkan 8 kursi dengan potensi kita bekerja keras untuk dapat dua kursi di dapil tertentu," jelasnya.

Menurut Niko, dengan terisinya keterwakilan PDIP di DPR, maka partai bisa mendistribusikan anggotanya melalui fraksi ke komisi-komisi yang ada di DPR.

"Jadi setiap komisi ada anggotanya, maka pembangunan kota bisa lebih komprehensif," ucap Niko.
Diakhir, alumni lulusan Fisip Unwira Kupang itu menyebut, dimasa-masa pemilu seperti saat ini, rakyat jangan terbuai dengan bantuan-bantuan seperti BLT, PKH dan lainnya sebagai kebaikan hati seseorang, melainkan bantuan-bantuan tersebut merupakan hak warga negara.

"Tapi dalam politik pilpres, Jokowi rajin membagi sembako dan BLT, kita tidak menyalahkan beliau, tapi perlu dijelaskan bansos dan blt itu hak warga negara. Karena negara belum bisa mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, maka perlu program bansos seperti itu," terangnya.

Bansos tersebut merupakan proses mensejahterakan warga negara dan itu tertuang dalam perintah UUD.

"Jangan menganggap ini sebagai kebaikan hati seseorang, tapi itu hak warga negara dan kewajiban pemerintah untuk memberikan, karena itu di anggarkan dalam APBN dan diketuk palu oleh Ketua DPR, Puan Maharani dan disetujui oleh Badan Anggaran, ketuanya PDIP juga. Jadi, jangan dijadikan beban karena sudah menerima ini, maka harus pilih ini, pilih itu," tutupnya.

Niko berpesan, sebagai warga negara, bertanggungjawab untuk menentukan siapa pemimpin yang tepat. Dia mengajak seluruh rakyat menggunakan hak pilihnya.

"Gunakan hak pilih di 14 Februari dengan baik, tentu pilih Ganjar-Mahfud karena mereka yang lebih baik dengan segala macam dan programnya, untuk Kota Kupang, pilih lah legislator yang bisa memperjuangkan dan mengerti permasalahan di kota ini. Mari buat kota ini lebih nyaman menjadi hunian kita semua dengan memilih pemimpin yang benar," katanya.

Karena itu, dirinya berharap, pada pemilu 2024 kali ini, rakyat dapat memilih dengan cerdas dan mampu menghasilkan pemimpin yang dapat menjaga kenyamanan rakyat, Kota Kupang, NTT hingga Indonesia.

"Sebagai salah satu caleg, saya memohon doa yang adalah kekuatan paling dasar dan bisa mengubah segalanya. Saya caleg dari PDIP dapil II Oebobo nomor urut 1 ,jangan lupa saya," pungkas Niko. (*)

  • Bagikan