Kampanye Cegah Stunting Warnai Peringatan HGN

  • Bagikan
RESTI SELI/TIMEX POSE BERSAMA. Para peserta HGN pose bersama di halaman Kantor Gubernur NTT di sela kegiatan yang digelar, Sabtu (27/1).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Hari Gizi Nasional (HGN) diperingati setiap 25 Januari di seluruh Indonesia. Di usia yang ke-64 tahun ini, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) NTT, Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinkes Dukcapil NTT), Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Kupang, Unicef serta Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) menggelar kegiatan kampanye pencegahan stunting di Car Free Day (CFD), Sabtu (27/1).

Dengan mengangkat tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" dengan slogan “MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas”.

Peringatan HGN ini juga diwarnai aneka lomba yakni, lomba menu MP-ASIA, temu media, pemeriksaan kesehatan dan olahraga bersama.

Kabid Kesmas Dinkes NTT, Iwan M. Pellokila mengatakan, peringatan HGN ini merupakan bentuk kepedulian terhadap pemenuhan gizi bagi anak NTT agar terbebas dari masalah gizi, khususnya stunting.

"Hasil survei status gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih 21,6 persen, artinya 7,6 persen dari target yang perlu dicapai pada tahun 2024," ucap Iwan.

Di NTT sendiri, katanya berdasarkan data EPPGM, angka stunting sebesar 15,2 persen. Stunting di NTT selama lima tahun berturut-turut mengalami penurunan. Stunting dapat terjadi sebelum lahir. Hal ini dapat dilihat dari prevalensi stunting berdasarkan kelompok usia, terdapat 18,5 persen bayi dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm.

Dari data tersebut, katanya, maka dapat dilihat pentingnya pemenuhan gizi ibu sejak hamil. Di masa ini sangat penting memperhatikan dan menjamin kecukupan energi dan protein pada anak untuk mencegah stunting.

Perwakilan Unicef NTT-NTB, Ha’i Raga Lawa menyampaikan, stunting merupakan hal yang menjadi fokus dari pemerintah Indonesia dari presiden sampai kepada keluarga, karena stunting dapat mencegah terciptanya generasi emas di 2045.

"Untuk mendapatkan generasi emas, kita harus investasi emas, dan kita berharap HGN ini kita bisa meningkatkan kesadaran dan memberitahukan, menghimbau masyarakat betapa pentingnya investasi emas ini dalam kehidupan anak yaitu 6-24 bulan dengan memberikan MPASI yang melihat mutu dan kecukupannya," jelas Ha'i.

Unicef adalah lembaga yang memiliki mandat untuk perlindungan hak anak, salah satu hak anak adalah tumbuh kembang tanpa masalah. Untuk itu, Unicef mendukung pemerintah NTT untuk memenuhi hak anak dalam mendapatkan gizi yang maksimal sehingga tumbuh sehat menjadi generasi emas NTT.

Ketua DPD Persagi NTT, Agustina Rospita mengatakan, jangan sampai semangat untuk bersama-sama mencegah stunting kendor. Para ahli gizi di Persagi tidak dapat bekerja sendiri.

"Kami ahli gizi tidak bisa bekerja sendiri, mitranya adalah para kader yang ada di masyarakat yang membantu untuk menolong masyarakat agar anak-anak keluar dari persoalan gizi. Mari terus kita bergandengan tangan, menolong anak-anak, atau ibu-ibu yang punya balita, yang masih menyusui, harus ditolong supaya kita keluar dari persoalan ini," terangnya.

Persagi NTT sebagai lembaga profesi ahli gizi di NTT yang terus memberi dukungan bagi percepatan pencegahan stunting di provinsi NTT, menggerakkan seluruh anggota di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk bersama-sama melakukan Gerakan Cegah Stunting dengan membiasakan mengkonsumsi tinggi protein hewani kepada anak-anak sejak usia 6-24 bulan sebagai masa emas 1.000 hari pertama kelahiran (HPK) agar menjadi generasi cerdas bebas dan bebas stunting.

"Persagi NTT terus mengimbau semua anggota persagi yang ada di seluruh wilayah DPC di 22 kabupaten dan kota untuk terus membimbing para kader sebagai mitra dalam mendampingi para ibu untuk dapat memberikan makanan/MP-ASI yang berkualitas guna mencegah stunting," tutupnya. (cr1/gat)

  • Bagikan