Menko Airlangga: Inflasi RI Terendah

  • Bagikan
(Nurul F/JawaPos.com) BERI KETERANGAN. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartart memberikan keterangan pers usai menggelar High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) di Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (29/1)

Diantara Negara G20 Rusia hingga AS

JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, inflasi RI pada Desember 2023 sebesar 2,61 persen secara tahunan (yoy). Angka ini tercatat terjaga stabil dalam range sasaran target 3 +/- 1 persen.

Menurutnya, inflasi RI sebesar 2,61 persen itu jauh lebih rendah dibandingkan negara G20, Rusia hingga Amerika Serikat. Sedangkan negara yang setara inflasinya dengan RI yaitu Saudi Arabia, Itali dan China.

Hal ini disampaikan Menko Airlangga usai menggelar High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) di Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (29/1).

"Kita lihat dibandingkan negara lain, kita menjadi salah satu negara dengan inflasi rendah. Dibawah kita hanya Jepang. Yang angkanya mirip dengan kita, Saudi, Itali dan China. Dibanding negara G20 lain, kita lebih baik Argentina, Turki, Rusia, India bahkan Amerika Serikat (AS)," kata Airlangga.

Rusia (7,40% yoy), India (5,69% yoy), Afrika Selatan (5,10% yoy), Inggris (4,00% yoy) dan Amerika Serikat (3,40% yoy).

Menurut Airlangga, inflasi RI yang rendah didukung oleh mayoritas inflasi gabungan kota IHK (provinsi) yang masuk dalam kisaran sasaran.

"Kami mengapresiasi kepada Gubernur Bank Indonesia, Menkeu, Mendagri dan para Pimpinan K/L lainnya atas koordinasi dan sinergi kuat sehingga kita berhasil mengembalikan inflasi Indonesia pada kisaran sasaran,” imbuhnya.

Lebih lanjut, untuk Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali, namun inflasi volatile food (VF) masih cukup tinggi, sedangkan inflasi inti dan administered price (AP) menurun. Komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi tahun lalu yakni beras (0,53 persen) dan cabai merah (0,24 persen).

Berbagai kebijakan intervensi pasar mampu menahan kenaikan harga pangan lebih jauh, di antaranya melalui pemberian bantuan pangan beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), BLT El Nino, penyaluran beras SPHP, masifnya operasi pasar murah dan gerakan pangan murah di daerah, dan bantuan biaya logistik melalui fasilitasi distribusi pangan.

“Optimalisasi intervensi pasar tetap menjadi prioritas untuk dilanjutkan di 2024 guna menjaga stabilitas harga pangan, termasuk bantuan pangan maupun BLT Mitigasi Risiko Pangan sebagai kelanjutan BLT El Nino,” tandas Menko Airlangga. (jpc/thi)

  • Bagikan