Terlambat Masa Tanam, Penyebab Kenaikan Harga Beras

  • Bagikan
STOK BERAS. Pasokan beras Bulog di Jatim sekitar 300 ribu ton dan itu aman untuk memenuhi permintaan selama Nataru. (Andy Satria/radar surabaya)

JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID-Direktur Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan penyebab naiknya harga beras yang terjadi pada Januari ini. Menurutnya, harga beras melonjak tinggi disebabkan oleh terlambatnya masa tanam petani yang berdampak pada panen dan produksi.

Bahkan, menurut data Balai Pusat Statistik (BPS) pada Januari - Februari 2024, Indonesia diprediksi akan mengalami defisit beras capai 2,7 juta.

“Situasinya memang dapat tekanan dari sisi produksi, sebagian petani terlambat tanam bulan Januari. BPS memperkirakan Januari-Februari itu defisit 2,7 juta. Nanti baru mulai panen agak besar. Jadi memang sedang terjadi defisit. Makanya harganya naik,” kata Dirut Bulog saat ditemui di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1).

Selain itu, Bayu juga menjelaskan kenaikan harga beras dipicu oleh harga pupuk yang dibanderol tinggi. Itu disebabkan oleh dua hal, meliputi konflik Rusia-Ukraina dan terganggunya rantai pasok di Laut Merah.

“Karena situasi itu membuat transportasi di Laut Merah, harus memutar lewat Afrika Selatan. Tadinya dekat, lewat Terusan Suez, sekarang jadi lebih panjang perjalanannya sehingga menambah waktu dan biaya. Itu juga mendorong harga naik,” jelasnya.

Untuk mengatasi kenaikan harga beras, Bayu mengatakan Perum Bulog akan segera menyalurkan beras stabilitas pasokan dan harga beras (SPHP) dan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram ke 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) atau setara 210.000 ton per bulan. Sehingga nantinya, dampak kenaikan beras di masyarakat bisa semakin bisa dikurangi.

“Karena itu bantuan pangan dan SPHP Bulog harus terus dilaksanakan, paling tidak masyarakat punya alternatif bisa mengurangi tekanan dari kenaikan harga,” tandasnya.

Mengutip website resmi panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras eceran di DKI Jakarta pada Senin (29/1) melonjak capai Rp 15.560 per kilogram untuk beras premium, dari sebelumnya Rp 14.900 per kilogram pada akhir tahun 2013.

Kenaikan juga berlaku untuk eceran harga beras sedang menjadi Rp 13.370 per kilogram dari sebelumnya Rp 12.880 kilogram. (jpc/thi)

  • Bagikan