Pemprov NTT Terus Atasi Kemiskinan dan Stunting

  • Bagikan
HUMAS NTT FOR TIMEX TANDA TANGAN. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Dadi Ahmad Roswandi menandatangani berita acara pelantikan, Senin (18/3).

Penjabat Gubernur Kukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL Kalake mengukuhkan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT, Dadi Ahmad Roswandi di aula Fernandez kantor gubernur NTT, Senin (18/3).

Dalam pengukuhan tersebut, Ayodhia menegaskan isu penting yang dihadapi NTT saat ini dan menjadi tugas utama dari BKKBN.

Persoalan tersebut adalah kemiskinan dan kemiskinan ekstrem serta stunting. Ayodhia menyebut, Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui kerja kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Salah satu program yang dijalankan bersama BKKBN adalah penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga. Hal ini didasarkan pada keadaan kemiskinan yang erat kaitannya dengan tingginya jumlah kelahiran terutama pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.

"Jumlah anggota keluarga yang tidak dibarengi dengan pendapatan keluarga yang mencukupi akan menyulitkan anak-anak bertumbuh dan berkembang secara optimal sehingga berpotensi menjadi anak-anak stunting dan lain sebagainya," ungkap Ayodhia.

Disamping itu, Ayodhia mengapresiasi BKKBN Provinsi NTT karena melalui Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) telah mampu mengendalikan angka kelahiran total/total fertility rate (TFR) di NTT, sehingga hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2023, mencapai  angka  2,70 anak per wanita usia subur.

"Angka ini mengalami penurunan dibandingkan hasil Long Form Sensus Penduduk tahun 2020 sejumlah 2,79 anak per wanita usia subur," tambahnya.

Dia berharap agar adanya kerja kolaboratif pada semua sektor terkait.

“Saya harapkan agar semuanya terutama kepada jajaran BKKBN baik provinsi maupun kabupaten/kota yang berperan sebagai sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk melakukan langkah-langkah koordinasi yang dinamis dengan semua sektor," katanya.

Entah itu yang berperan dalam intervensi spesifik maupun sensitif melalui sosialisasi Program Bangga Kencana guna peningkatan kapasitas dan kapabilitas bagi para penyuluh KB serta meningkatkan kerja kolaborasi  bersama para pemangku kepentingan terkait sehingga angka TFR dapat ditekan sekecil mungkin. (cr1/ays)

  • Bagikan