Paskah Oikumene Dorong Transformasi Holistik

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX PASKAH OIKUMENE. Pj Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay pose bersama seluruh Pimpinan Perangkat Daerah lingkup Pemkot Kupang usai ibadat Paskah Oikumene, Jumat (5/4)

Pemkot Gelar Paskah Oikumene

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang merayakan Paskah Oikumene yang berlangsung di Lantai I Kantor Wali Kota Kupang, Jumat (5/4). Paskah Oikumene ini dipimpin Reverendus Pater (RP) Yulius Yasinto dan Pendeta (Pdt) Febi Messak Frans. Hadir juga seluruh perangkat daerah lingkup Pemkot Kupang dan undangan lainnya.

Dalam homilinya, RP. Yulius menyoroti kisah sengsara Yesus dan mengajak untuk mempertimbangkan perbandingan antara pengadilan yang adil dan yang tidak adil. Ia menegaskan pentingnya menjauhi pengadilan yang tidak objektif dan penyebaran gosip serta fitnah yang merusak nama baik seseorang.

"Nilai keselamatan dan cinta yang rela berkorban yang diajarkan oleh Yesus, perbedaan antara pengalaman cinta dalam kehidupan sehari-hari dengan eksistensi media sosial yang seringkali hanya menampilkan kata-kata tanpa pengorbanan yang nyata," ujarnya.

RP. Yulius juga menyinggung tentang pentingnya menjaga roh dan hati, bukan hanya penampilan fisik. Ia menekankan bahwa mengelola roh dan hati lebih sulit namun penting untuk menciptakan kualitas dalam diri dan dalam pelayanan kepada masyarakat.

"Kita seringkali juga seperti itu, kita mendukung orang-orang yang jelas-jelas tahu bahwa dia berbohong sepanjang karirnya antar sebagai politisi atau sebagai pemimpin masyarakat. Itulah yang kemudian dari dasar pemimpinan kita terhadap para pemimpin kita," ungkapnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang, Fahrensy Funay di sela perayaan Paskah Oikumene tersebut menyampaikan bahwa perayaan Paskah adalah momen untuk merefleksikan nilai-nilai pengorbanan dan kesetiaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Ia menegaskan pentingnya pengorbanan dalam meraih kemenangan dan menghadapi tantangan hidup.

Fahrensy juga menyoroti perlunya rendah hati dalam pelayanan publik dan kesediaan untuk berubah demi kebaikan bersama. Ia mengajak seluruh perangkat daerah untuk meningkatkan etos kerja dan semangat berdasarkan nilai-nilai etika dan integritas yang diajarkan oleh agama.

"Peristiwa kesengsaraan, kematian, dan kebangkitan Kristus mengajarkan bahwa kemenangan tidak datang tanpa pengorbanan. Hal ini mengingatkan kita bahwa kesetiaan dan kerja keras diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan dan cobaan. Dalam konteks ini, pengorbanan Yesus Kristus menjadi landasan bagi kemenangan kita, dengan membebaskan kita dari dosa melalui salib-Nya," tandas Fahren.

Tema yang diusung dalam perayaan Paskah Oikumene tahun ini, "Sukacita Paskah Membawa Transformasi Holistik Menuju Kota Kupang yang Sejahtera", menekankan pentingnya menciptakan suasana harmonis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Fahrensy Funay menekankan bahwa transformasi holistik harus dimulai dari diri sendiri, dengan mengutamakan pelayanan kepada orang lain dan menciptakan suasana harmonis di lingkungan kerja maupun di masyarakat.

Perayaan Paskah tahun ini juga diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi seluruh perangkat daerah untuk memperkuat iman kepada Tuhan dan komitmen untuk melayani masyarakat dengan integritas dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

"Marilah kita refleksikan makna kematian dan kebangkitan Yesus untuk memulai perubahan yang dikehendaki Tuhan. Ketika ditanya tentang keinginan saat menghadapi kematian, marilah kita menyatakan keinginan untuk hidup bersama Yesus," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Fahrensy mengajak para pejabat dan perangkat daerah di Kota Kupang juga diminta untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antar umat beragama serta suku, sebagai upaya untuk membangun Kota Kupang yang lebih baik dan harmonis.

"Marilah kita tingkatkan etos kerja dengan berlandaskan etika dan integritas, sambil memperkuat iman kepada Tuhan. Perayaan Paskah kali ini harus menjadi sumber inspirasi untuk melayani masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan, serta mempromosikan toleransi dan kerukunan antar umat di Kota Kupang," tutupnya.

Perayaan Paskah Oikumene ini tidak hanya menjadi perayaan seremonial tahunan, tetapi juga menjadi momentum untuk memulai transformasi mendasar dalam pelayanan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar, sesuai dengan nilai-nilai kasih dan pengabdian yang diajarkan oleh Yesus Kristus. (cr3/gat)

  • Bagikan