Libur Idul Fitri, Sampah Meningkat Drastis

  • Bagikan
ACHMAD LIKUR FOR TIMEX ANGKUT SAMPAH. Petugas kebersihan dari DLHK Kota Kupang melakukan pengangkutan sampah di salah satu TPS di Kota Kupang, Senin (15/4).

Produksinya Capai 70 Ton Per Hari

KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Produksi sampah di Kota Kupang selama libur Idul Fitri mengalami peningkatan luar biasa. Dalam sehari, masyarakat memproduksi 60-70 ton sampah per hari jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Karena kondisi inilah maka Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang kewalahan menangani peningkatan volume sampah yang diproduksi masyarakat itu. Hal ini diungkapkan oleh Kapala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, DLHK Kota Kupang, Achmad Likur saat diwawancarai melalui sambungan telepon genggamnya, Senin (15/4).

Achmad Likur menjelaskan, peningkatkan produksi sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Kupang ini karena ada kecenderungan masyarakat yang melakukan kegiatan bersih-bersih saat liburan. Hal inilah yang akhirnya berdampak pada produksi sampah yang dihasilkan pun mrningkat.

Dia menjelaskan, Kota Kupang dengan skala kota sedang, secara nasional perhitungan produksi sampah per keluarga atau rumah tangga menghasilkan 0,5 kilogram, maka ada 234 ton lebih sampah per hari.

"Untuk Kota Kupang, produksi sampah sebagai akibat dari liburan panjang sehingga menghasilkan sampah sebesar 60 sampai 70 ton per harinya. Sementara kalau hari biasa, produksi sampah hanya berkisar antara 60 ton ke bawah," jelasnya.

Achmad menjelaskan, petugas dari DLHK Kota Kupang tidak libur karena harus melakukan tugas utamanya yakni mengangkut sampah yang dihasilkan oleh masyarakat untuk dibuang ke TPA Alak.

"Untuk masalah sampah ini, pada kegiatan apa pun, baik itu kegiatan keagamaan, hari libur nasional dan lainnya, tentunya selalu menghasilkan sampah. Sehingga, petugas kebersihan harus tetap melakukan pengangkutan sampah," tambahnya.

Prinsipnya, kata dia, kegiatan pengangkutan sampah tidak boleh terhenti. Dirinya mencntohkan, di Jalan Jenderal Soeharto di Kelurahan Naikoten I, kalau dibiarkan satu hari saja, maka sampah akan meluber sampai ke badab jalan. Karena itu maka sampah harus rutin diangkut.

"Artinya, hari libur pun kita harus tetap melakukan pengangkutan sampah agar tidak meluap ke mana-mana," jelasnya.

Dia menambahkan, setiap waktu personel dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan selalu melakukan kerja bakti, apa pagi di titik-titik yang padat penduduk dan banyak menghasilkan sampah.

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kota Kupang, Adrianus Talli yang dimintai tanggapannya terkait fenomena peningkatan sampah selama libur Idul Fitri mengatakan, berbicara tentang sampah di Kota Kupang, tentunya tidak akan selesai tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri.

Ketua Komisi III DPRD Kota Kupang ini menilai bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui DLHK Kota Kupang, tidak boleh beralasan bahwa kekurangan armada dan lainnya sehingga berdampak pada tidak terangkutnya sampah secara baik.

"Karena setiap ada masalah sampah sehingga pemerintah selalu ada alasan dan alasan klasiknya adalah kekurangan armada serta sarana prasarana lain. sebenarnya, ini bukan alasan karena armada dan sarana prasarana penunjang semuanya ada dan bahkan selalu dianggarkan setiap tahun anggaran," jelasnya.

Dia mengatakan, alasan bahwa hanya karena libur sehingga sampah menumpuk, sebenarnya tidak bisa dijadikan sebagai alasan. Sebab, libur dan tidak libur pun produksi sampah selalu ada. Pertanyaannya, kata dia, manajemen persoalan sampah itu sudah sudah harus diatur secara baik oleh pemerintah.

"Karena sarana dan prasarana penunjang sudah ada, sehingga kalau masyarakat melihat ada penumpukan sampah, maka kita bertanya apa yang sudah dikerjakan oleh DLHK," tukasnya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga meminta agar DLHK menambah trip pengangkutan sampa. Jadi, biasanya satu truk mengangkut satu kali di satu titik, maka harus ditambah menjadi dua kali dalam sehari agar tidak terjadi penumpukan sampah.

"Dan, berikan sanksi tegas kepada mereka yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini bertujuan agar ada efek jera bagi masyarakat. Pemerintah juga perlu mempertegas kepada lurah, RT dan RW agar berkolaborasi untuk penanganan sampah. Terutama agar ada efek jera dan membangun pola hidup bersih di masyarakat, pola tertib buang sampah pada tempat dan waktu yang tepat," tandasnya. (thi/gat)

  • Bagikan