Selamatkan Nyawa Wanita dan Dua Bayi Laki-laki

  • Bagikan
IST PENYELAMATAN. Bhabinkamtibmas Aipda Johanis Gereth Lerrik usai menyelamatkan ibu hamil kembar, Kamis (18/4).

Drama Bhabinkamtibmas Bak Pahlawan

Kamis, 18 April 2024, seorang wanita hamil kembar, Ria Magdalena Saluk, warga Desa Soliu Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang Provinsi NTT mengalami pendarahan hebat di Puskesmas Soliu.

INTHO HERISON TIHU, Kupang

DALAM kondisi darurat dan tanpa ambulans yang tersedia, Aipda Johanis Gereth Lerrik, seorang Bhabinkamtibmas mengambil inisiatif untuk mengevakuasinya ke Kota Kupang.

Perjalanan evakuasi penuh tantangan, karena harus menerobos sungai dan menghadapi hujan lebat yang tengah mengguyur wilayah 3T itu.

Keterbatasan peralatan dan oksigen juga menjadi kendala karena stok di Puskesmas Soliu habis terpakai. Dalam perjalanan, kondisi pasien terus lemas dan memprihatinkan. Sebab, selain mengalami pendarahan, wanita berusia 25 tahun itu juga kekurangan darah (hemoglobin) hingga level tiga.

"Pasiennya sudah sekarat, makanya saya langsung bawa kesana. Karena memang di sini tidak ada ambulans," katanya.

Meski kondisi istri Yoram Baimnasi itu semakin lemas, Aipda Johanis bak pahlawan dengan menggunakan mobil Strada Triton langsung mengevakuasi Ria ke Puskesmas Manubelon.

Beruntung, saat tiba di Puskesmas Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Laut, masih ada satu tabung oksigen dan langsung di pasang oleh dua bidan desa yang diketahui atas nama Desti Benu dan Melin Mole.

Dengan bermodalkan oksigen itu, kemudian mereka melanjutkan perjalanan kurang lebih 137 kilometer ke Kota Kupang.

"Saya evakuasi dengan mobil pribadi karena mau dirujuk ke rumah sakit Leona Kota Kupang," ujar Aipda Johanis yang juga Kapospol Soliu itu.

Selama enam jam perjalanan, puluhan sungai harus dilintasi. Aipda Johanis hanya bermodalkan doa dan terus memacu mobil Strada Tritonnya dengan harapan tidak ada hambatan atau kerusakan selama perjalanan.

"Beruntung saya cepat-cepat bawa karena takut banjir, pas sudah berhasil menyeberang sungai Bonpo baru banjir turun. Kami terus berdoa dengan harapan ibu ini bisa diselamatkan," kisahnya.

"Kami tiba di Kupang sudah hampir jam sembilan (pukul 20.30 Wita), tapi bersyukur ibu Ria akhirnya langsung mendapat perawatan medis dan melahirkan dua anak laki-laki kembarnya dengan keadaan selamat," tambanya.

Meski sudah larut malam, Johanis melanjutkan, dia bersama dua petugas itu langsung kembali ke Soliu karena harus masuk kantor pada keesokan harinya.

"Setelah pasien melahirkan, kami langsung pulang karena ibu bidan itu mau masuk kantor," tandasnya.

Kisah dramatis ini menyoroti semangat dan kerja tim yang solid dalam situasi sulit, di mana keberanian seorang polisi dan bantuan dari tenaga medis di perjalanan menjadi kunci kesuksesan dalam menyelamatkan nyawa wanita dan dua orang bayi laki-laki itu. (ays)

  • Bagikan