Pendapatan Maskapai Tanah Air Meningkat

  • Bagikan
DIMAS MAULANA/JAWA POS NAIK SIGNIFIKAN: Pesawat AirAsia mendarat di Bandara Internasional Juanda beberapa waktu lalu. PT AirAsia Indonesia Tbk membukukan pendapatan Rp 6,62 triliun sepanjang tahun lalu atau meningkat 75,24 persen year-on-year (YoY).

JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang pesawat rute domestik pada periode Januari–Maret 2024 mencapai 14,07 juta orang. Angka itu mengalami penurunan 0,95 persen jika dibandingkan dengan volume penumpang pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 14,21 juta penumpang. Meski jumlah penumpang pesawat, khususnya domestik, sedang mengalami koreksi, pelaku industri maskapai optimistis kinerja keuangan bisa positif tahun ini.

Pada kuartal I 2024, PT Garuda Indonesia Tbk membukukan pendapatan USD 711,98 juta atau Rp 11,54 triliun. Angka itu naik 18,07 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY).

Maskapai pelat merah itu memproyeksikan kerugian yang dialami perseroan dapat berbalik positif menjadi laba pada tahun ini. Perbaikan itu akan didorong pertumbuhan pendapatan yang ditargetkan double¬-digit.

”Tahun ini pasti untung. Kalau nanti kami bisa mengevaluasi pencatatan accounting, akan terdampak bukan hanya equity, tetapi juga profitability,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Untuk mencapai target tahun ini, lanjut Irfan, emiten berkode GIAA itu menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang tidak terlalu besar. Operational expenditure (opex) akan digunakan untuk menambah delapan armada pesawat baru sepanjang 2024. ”Masuk ke opex karena sewa,” katanya.

Sementara itu, PT AirAsia Indonesia Tbk mencatatkan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan sepanjang 2023. Berdasar laporan keuangan yang dirilis pada akhir pekan lalu, pendapatan perusahaan meningkat 75,24 persen YoY menjadi Rp 6,62 triliun.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga membeberkan, sebagian besar pendapatan berasal dari operasi penerbangan. Penjualan tiket kursi pesawat berkontribusi Rp 5,63 triliun, diikuti pendapatan dari bagasi Rp 731,74 miliar. Selain itu, layanan penerbangan sebesar Rp 125,85 miliar; kargo Rp 44,26 miliar; dan carter Rp 14,08 miliar.

”Manajemen sedang aktif dalam memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial. Selain itu, aktif mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan,” jelas Veranita. (agf/c14/dio/thi)

  • Bagikan