KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Perum Bulog Nusa Tenggara Timur siap melaksanakan penugasan dari pemerintah melalui Badan Pangan Nasional, sesuai dengan keputusan Kepala Badan Pangan Nasional, nomor 2 tahun 2025, tentang perubahan harga pembelian pemerintah (HPP), dan rafaksi harga gabah dan beras dari petani, untuk panen tahun 2025.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Nusa Tenggara Timur,
Himawan Kartika Nugraha, mengatakan, harga gabah dan beras tahun 2025 ini, mengalami kenaikan, untuk harga gabah kering panen, di tingkat petani dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen, dan kadar hampa kotorannya maksimal 10 persen, akan dibeli oleh Perum Bulog dengan harga Rp6. 500 per kilo gram.
Untuk harga gabah kering panen di tingkat penggilingan, kualitas kadar air 25 persen, dan kadar hampa 10 persen, akan dibeli dengan harga Rp6. 700. "Selisih Rp200 karena biaya angkut, " ungkapnya, saat diwawancarai Rabu (15/1).
Himawan melanjutkan, bahwa untuk gabah kering giling, di tingkat penggilingan dengan kadar kualitas kadar air maksimal 14 persen, hampa kotoran maksimal 3 persen, harganya Rp8.000 di tingkat penggilingan, sedang kalau dibeli Perum Bulog di depan pintu gudang, kualitasnya sama, akan dibeli dengan harga Rp8. 200.
Sedangkan untuk beras, kata Himawan, sesuai dengan keputusan Badan Pangan Nasional, dengan kualitas derajat sosoh 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, beras butir patah maksimal 25 persen, butir patah maksimal 2 persen, akan dibeli dengan harga Rp12. 000 per kilo gram.
"Jadi ini perubahannya, diharapkan petani di NTT dapat mengetahui perubahan harga ini. Walaupun secara unum, Provinsi NTT bukan daerah produsen beras, tetapi sering pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa daerah yang hasil produknya dibeli oleh Bulog," ujar Kanwil Perum Bulog NTT.
Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2024 lalu, Perum Bulog NTT, membeli beras di wilayah Manggarai Barat, Manggarai, Bajawa, Nagekeo dan Ngada, Waikabubak, dan bahkan dibeli juga di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Dia berharap tahun 2025 ini hasil panen dari petani lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya, mengingat curah hujan tahun 2025 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Provinsi NTT, panen di wilayah NTT secara umum dimulai pada bulan Maret nanti.
"Diharapkan gabah beras yang bisa dibeli dari produksi lokal NTT akan menambah pasokan atau penguatan cadangan pangan pemerintah, yang dikelola oleh Perum Bulog, sehingga tidak semuanya harus didatangkan dari luar NTT, diharapkan juga agar kuantitas dan kualitas beras lokal lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya ," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa pada tahun 2024 lalu, beras yang setara beras medium, atau setara cadangan pangan pemerintah, kurang lebih dibeli dari petani di NTT, sebanyak 450 ton, sedangkan yang komersial sebanyak 3.500 ton, atau kualitas premium. Sementara untuk target Bulog di tahun 2025, sebanyak 2.000 ton setara beras, atau terdiri dari gabah kering giling 1.575 ton, dan yang langsung berupa beras kurang lebih 1.000 ton.
Himawan mengaku bahwa tahun 2025 ini, teknis pembelian berbeda dari tahun sebelumnya, karena Bulog ditugaskan membeli mulai dari kualitas gabah kering panen, diharapkan dengan penugasan yang baru ini, bisa lebih dekat kepada petani atau kelompok tani, karena Bulog NTT adalah sahabat petani. (thi/dek)