Bulog NTT Diberi Target Serap Gabah dan Beras Sebanyak 1.832 ton, Kini Sudah Terserap 96,75 Ton Beras

  • Bagikan
HIMAWAN KARTIKA NUGRAHA

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kantor Wilayah Perum Bulog Nusa Tenggara Timur berkomitmen untuk mensukseskan swa Sembada pangan, yang merupakan program pemerintah pusat, termasuk beras.

Kepala Kantor Perum Bulog, Nusa Tenggara Timur, Himawan Kartika Nugraha, mengatakan, bahwa sesuai dengan hasil rapat dengan Menteri Pertanian, dan jajaran lainnya, sudah bersepakat dan menandatangani komitmen, penyerapan atau pembelian gabah beras dari petani, seluruh Indonesia, totalnya mencapai 3 juta ton.

"Khusus untuk Provinsi NTT, yang memang bukan merupakan daerah produsen, ditargetkan sesuai dengan komitmen, yaitu sebanyak 1.832 ton. Dan target itu harus bisa dipenuhi untuk tiga bulan ke depan, terhitung Bulan Februari, Maret dan April," ungkapnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (25/2).

Dia mengatakan, bahwa untuk daerah sentra beras di Indonesia, memang ada 11 daerah, yang diwajibkan membeli gabah kering panen, dan beras. sementara daerah yang bukan produsen, maka wajibnya berupa beras, tetapi bisa juga gabah.

"Di Provinsi NTT tidak lazim menjual gabah, biasanya setelah panen, padi dijemur lalu digiling, untuk dijual dan ada stok juga yang disimpan. Tugas Bulog di Nusa Tenggara Timur bertugas untuk menyerap dari petani, kelompok tani, penggilingan dan siapa pun yang memiliki hasil panen," ungkapnya.

Dia menjelaskan, Bulog membeli dari petani atau kelompok tani, sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, yaitu beras Rp12. 000 per kilogram dan gabah kering panen sebesar Rp6. 500.

"Kami juga dibantu oleh TNI Angkatan Darat. Kami sudah keliling untuk menemukan dan mensosialisasikan kepada petani dan kelompok tani, untuk bisa membeli gabah dan beras," ungkapnya.

Dia menjelaskan, kalau di Provinsi NTT, memang masa panen belum dimulai, karenNTT,a kebanyakan persawahan di sini menggunakan sumber air hujan, sehingga biasanya petani mulai menanam pada awal bulan Februari dan Februari.

Sehingga kata dia, pembelian dari Bulog NTT belum maksimal, karena belum banyak yang panen. Hingga saat ini pembelian dilakukan di wilayah Kabupaten Manggarai, dan beberapa daerah lainnya. Hingga saat ini sudah mencapai 96,75 ton beras. "Hari ini kita tambah lagi 10 ton," ungkapnya.

Dia berharap dengan adanya bantuan dari TNI Angkatan Darat dapat membantu dan mempercepat proses pembelian gabah dan beras dari petani, apalagi melihat kondisi personil dari Bulog sendiri yang sangat terbatas.

Diharapkan dengan program ini maka Indonesia tidak lagi mengimpor beras dari luar untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah. (thi/dek)

  • Bagikan