Pemkab Malaka Mulai Kerja Tanggul DAS Benenai, Warga Aintasi: Terima Kasih Bapak Bupati

  • Bagikan

BETUN, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka akhirnya memenuhi harapan warga untuk mewujudkan pembangunan tanggul di titik luapan air sungai Benenai setiap musim hujan tiba. Titik-titik rawan luapan air yang menyebabkan banjir hingga menggenangi rumah warga itu berada di wilayah Aintasi.

Pemkab Malaka sudah menyiapkan anggaran untuk membangun tanggul di enam titik rawan luapan air sungai Benenai, yakni di daerah aliran sungai (DAS) Wederok, Forekmodok, Lamudur, Naimana, Lawalu, dan Mota’ain.

“Saya sudah perintahkan Kadis PUPR dan Kaban Bencana segera cek dan lakukan pengukuran untuk membuat tanggul sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Apakah Rp 1 miliar cukup atau tidak, apabila tidak cukup kita akan terus upayakan dan kita tidak tinggal diam. Kita akan bangun tanggul di daerah aliran sungai,” ungkap Bupati Malaka, Simon Nahak saat penyerahan bantuan kepada korban bencana banjir di panggung Tabisan Dekenat Malaka, Sabtu (26/2).

Bupati Simon mengungkapkan, pembangunan tanggul di wilayah DAS Benenai segera dibangun menggunakan angaran bianya tak terduga (BTT). “Saya sudah siapkan dana, kita kan ada biaya tak terduga (BTT),” ucapnya.

Sebagai wujud keseriusan Pemkab Malaka membangun tanggul ini, Bupati Simon dan beberapa pimpinan perangkat daerah meninjau langsung lokasi tanggul guna memastikan beberapa tanggul yang jebol.

Di sela-sela tinjauannya itu, Bupati Simon mengatakan, dalam membangun tanggul itu nanti di desain agar ada rest area agar bisa dimanfaatkan oleh warga setempat.

Menindaklanjuti arahan Bupati Simon, Kadis PUPR Malaka, Yohanes Nahak menyatakan, pihaknya sudah melakukan pengukuran lokasi rencana pembangunan tanggul di Desa Naimana dan beberapa titik lainnya. Menurut Yohanes, sesuai hasil pengukuran, tanggal yang dibangun tersebut memiliki panjang 550 meter.

Menyikapi rencana ini, warga Desa Fahiluka, Melky Besin menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Malaka, dalam hal ini Bupati Simon Nahak dan Wakil Bupati (Wabup) Louise Lucky Taolin yang sudah memutuskan membangun tanggul untuk meminimalisir terjadinya banjir tahunan di wilayah Aintasi.

“Yang kita harapkan pemimpin yang sigap seperti saat ini. Terima kasih banyak Bapak Bupati dan Wakil Bupati Malaka atas rencana pekerjaan tanggul untuk kami,” ucap Melky.

Sejumlah Pemuda Aintasi saat menggelar aksi menduduki kantor Bupati Malaka, Jumat (25/2). Mereka meminta pemerintah segera membangun tanggul yang jebol agar warga di daerah aliran sungai Benenai tidak kebanjiran lagi. (FOTO: ISTIMEWA)

Pemuda Aintasi Demo ke Kantor Bupati

Sehari sebelumnya, pada Jumat (25/2), sejumlah pemuda Aintasi melakukan aksi demonstrasi di kantor Bupati Malaka. Para pemuda ini datang dengan tuntutan meminta Bupati, Simon Nahak dan Wabup Loiuse Lucky Taolin segera mengerjakan tanggul yang jebol di DAS Benenai.

BACA JUGA: Banjir Rendam 6 Desa di Malaka, Warga: Kami Butuh Tanggul Bukan Mi Instan

Para pemuda mengambil sikap melakukan aksi demo lantaran tuntutan agar Pemkab Malaka mengerjakan tanggul yang jebol di DAS Benenai ini sudah dilakukan pasca bencana Badai Seroja, April 2021 lalu.

Akibat belum dikerjakan tanggul yang jebol itu, pada hujan awal tahun ini, beberapa desa di wilayah Aintasi terimbas dampak meluapnya air sungai Benenai dari tanggul yang jebol.

“Kami datang ke sini untuk meminta Bupati dan Wakil Bupati Malaka segera mengerjakan tanggul. Jangan hanya urus jalan-jalan keluar daerah menghabiskan anggaran,” tegas Kordinator Umum, Roby Koen.

Saat itu, dalam orasinya, Roby menegaskan bahwa apabila pemerintah tidak mengambil langkah mengatasi tanggul yang jebol itu, maka pihaknya akan menggalang dukungan dengan melakukan aksi gerakan seribu (Geser). Dengan aksi itu, mereka akan menyewa alat berat secara mandiri untuk membuat tanggul darurat. “Jadi kami butuh tanggul, bukan mie instan,” teriak Robby Koen.

Hal yang sama ditekankan Koordinator Lapangan, Marto Luan. Dalam orasinya, Marto meminta Bupati dan Wabup Malaka segera mengerjakan tanggul. Sebab dalam bulan Maret atau April pasti akan terjadi banjir bandang, dan tentunya masyarakat di sepanjang DAS akan mengalami dampak luapan banjir. Tentu hal ini akan membawa kerugian bagi warga, tidak saja kehilangan tempat tinggal, tapi kerusakan areal pertanian dan hewan peliharaan bahkan nyawa.

“Kami sudah trauma, lahan dan hewan peliharaan masyarakat daerah aliran sungai saat ini gagal panen dan kehilangan banyak hewan peliharaan,” kata Marto.

Peserta aksi lainnya, Inyo Molo mengatakan bahwa saat ini masyarakat selalu khawatir apabila hujan mulai turun. “Masyarakat yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai masih trauma akibat banjir bandang saat badai Siklon Seroja tahun 2021 lalu, dan banjir baru-baru ini,” kata Inyo.

Untuk itu, Inyo meminta Bupati Simon bersama Wabup Malaka segara menangani situasi urgensi saat ini, yakni tanggul yang jebol. Apabila tanggul itu tidak dikerjakan saat ini, maka kalau hujan lagi pada Maret dan April pasti warga terancam banjir lagi.

Untuk diketahui, saat pemuda Aintasi melakukan aksi itu, Bupati, Wabup Malaka, dan anggota DPRD setempat tidak berada di tempat. Masa aksi hanya diterima Kabag Pembagunan Setda Malaka, Klaudius Kapu.

Saat itu, Klaudius mengatakan, apa yang menjadi aspirasi masyarakat DAS akan dia sampaikan kepada Bupati Malaka. “Saya tidak memiliki kewenangan untuk menjawab, akan tetapi saya akan sampaikan kepada Bupati Malaka,” kata Klaudius kepada perwakilan massa aksi. (mg30)

  • Bagikan