Bank NTT Cabang Borong Gelar Expo UMKM, Peserta Mengaku Kredit Merdeka Sangat Membantu

  • Bagikan
EXPO UMKM. Para pengunjung saat membeli produk kopi kemasan dari UMKM Poco Nembu, Desa Colol menggunakan pembayaran non tunai (QRIS) pada kegiatan Expo UMKM HUT Bank NTT di Borong, Minggu (17/7). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bank NTT Cabang Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), menggelar Expo Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Minggu (17/7). Kegiatan ini dilakukan menandai momen puncak spesial HUT Bank milik masyarakat NTT ini yang ke-60 tahun.

Acara yang berlangsung di halaman kantor Bank NTT Cabang Borong, Kelurahan Rana Loba, menghadirkan 10 pelaku UMKM binaan Bank NTT. Masing-masing, Gempur Gejur dan Nekalos dari Paroki St. Hubertus Sok. Kelompok ini lebih kepada usaha olahan makanan dan pertanian. Pelaku usaha kopi kemasan dari BUMDes Poco Nembu, Desa Colol.

Selain itu, pelaku usaha kain tenun dari Dekranasda Matim, pelaku usaha abon ikan mama mola dari Pota, Kecamatan Sambi Rampas, pelaku usaha Kain Tenun Tumbak Harapan Satu dari Kecamatan Lamba Leda Utara, pelaku usaha Lisa Cake dari wilayah Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara dengan menawarkan cemilan. Juga ada pelaku usaha Kopi Poong dari Watu Ngong, Kecamatan Congkar.

Hadir juga pelaku usaha kerajinan tangan berupa pemahatan kayu dari UMKM, Desa Bangka Kempo, pelaku usaha kain tenun adat Manggarai dari UMKM Kobus Songke, dan pelaku usaha Kopito yang menawarkan makanan ringan dan aneka jenis minuman. Menariknya, seluruh produk bisa dibeli oleh pengunjung dengan harga yang rendah.

Bahkan ada sejumlah produk yang habis terjual, seperti kain tenun songke dampek, abon ikan, cemilan, dan kopi. Pemotongan kue HUT, dilakukan secara daring dengan kantor pusat, juga secara offline di kantor cabang Borong. Dihadiri seluruh pegawai Bank bersama keluarga dari kantor cabang, capem, dan kantor kas.

"Kegiatan Expo ini rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-60 Bank NTT. Program lain yang kami sudah laksanakan selama ini adalah peduli stunting, dan kegiatan olahraga. Puncaknya itu kegiatan expo," kata Kepala Bank NTT Cabang Borong, Nurchalis Tahir, kepada TIMEX di sela-sela kegiatan expo.

Dia menjelaskan, pelaku UMKM yang hadir dalam Expo itu semuanya binaan Bank NTT. Tujuan dilaksanakan Expo ini, sebagai upaya menggerakan UMKM, sehingga ke depan menjadi sentra ekonomi andalan di Kabupaten Matim yang mandiri dan dapat memberikan dampak ekonomi yang baik bagi keluarga.

Selain itu, tujuan Expo ini juga untuk meningkatkan UMKM dari sisi standardisasi produk dan kualitas produk. Serta bagaimana produk yang ada dapat dicintai masyarakat, lalu bangga menggunakan produk tersebut. Bank NTT, sudah lama dan terus bergerak menghidupkan sektor UMKM di Matim. 

Nurchalis menyebutkan, dari sekian UMKM binaan Bank NTT di Matim, sudah ada banyak yang mendapat pembiayaan dari bank milik masyarakat tersebut. Sebut saja yang berasal dari desa binaan pada tahun 2021 lalu, yakni BUMDes Poco Nembu, Desa Colol. Hingga sampai sekarang, apa yang sudah dilakukan oleh BUMDes sudah mendapat pengakuan dari pasar di luar.

"Kita berharap di tahun mendatang lebih ditingkatkan lagi. Untuk prodak UMKM pada desa binaan tahun 2022, sementara kita inventarisir untuk lakukan pembiayaan. Ada juga yang kita biayai dengan memberikan kredit merdeka untuk usaha kerajinan tenun, produk kopi, dan produk pangan lokal," jelas Nurchalis.

Berhubung keterbatasan tempat, Nurchalis mengatakan, partisipasi UMKM dibatasi dengan jumlah 10 UMKM. Ke depan, lanjutnya, untuk kegiatan Expo rencananya akan memanfaatkan lokasi yang lebih representatif lagi sehingga semua UMKM di Matim bisa mengambil bagian. UMKM yang sudah dibangun dalam program HAKI pada Kementrian HAM, ada sekira 30an jumlahnya.

"Sehingga pada momen Expo berikutnya, semua UMKM ini bisa hadir. Untuk transaksi dalam program Expo hari ini, semua wajib menggunakan transaksi non tunai. Jadi kita mau menunjukan kepada masyarakat bahwa sebenarnya melakukan transaksi non tunai terutama melalui barkot QRIS, itu lebih aman dan praktis," bilang Nurchalis.

Nurchalis mengatakan, dari kegiatan Expo yang digelar, ada begitu banyak yang laku terjual dan bahkan habis terjual. Bagi Nurchalis, hal itu menunjukan bahwa produk itu punya kualitas tersendiri sehingga dia berpesan, kualitas yang ada harus dijaga. "Jangan sampai kualitas itu tidak ada lagi," pesannya.

Sementara salah satu pelaku UMKM kain tenun songke, Yakobus Harus, kepada TIMEX mengaku senang karena dalam kegiatan tersebut, begitu banyak produk tenun yang laku terjual. Yakobus juga mengatakan, dirinya sudah dua kali mendapat bantuan pembiayaan dari Bank NTT melalui kredit merdeka. Kredit ini sangat membantu usahanya, apalagi bebas dari bunga.

"Dalam kegiatan Expo hari ini, saya mendapat rezeki yang luar biasa. Begitu banyak kain tenun yang laku terjual. Saya sudah dua kali dapat bantuan biaya dari Bank NTT melalui kredit merdeka. Besar pembiayaan itu Rp 10 juta, dan itu sejak tahun 2021 lalu. Saya tidak pernah macet untuk proses pengembalian. Kredit ini sangat membantu usaha saya," ungkap Yakobus.

Dia juga mengatakan, kain tenun songke dalam usahanya itu berasal dari sejumlah wilayah Manggarai Raya, yakni Songke Narang-Todo, Songke Lamba Leda, Songke Lembor, Songke Cibal, Sonke Dampek, dan Songke Ruis.

Yohanes bergelut dalam usahanya itu sejak 1991 dengan berjualan keliling. Namun sejak 2018 lalu, dia mulai berjualan di Pasar Inpres Borong. (*)

Penulis: Fansi Runggat

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan