Pemkot Kupang Launching Pusat Wisata Kuliner, Pedagang Kesulitan Tempat Pemanggangan

  • Bagikan
Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh bersama unsur Forkopimda tampak berdialog dengan pedagang ikan di Pantai Kelapa Lima, Selasa (11/10). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang me-launching pusat wisata kuliner di Kelurahan Kelapa Lima. Tempat kuliner itu sebelumnya dibangun Kementerian PUPR dan diresmikan Presiden Jokowi pada Maret 2022 lalu.

Acara launching oleh Pemkot yang digelar Selasa (11/10) ini dihadiri pimpinan DPRD dan Penjabat Wali Kota, George M. Hadjoh. Penjabat bersama unsur Forkompinda menekan tombol sirene sebagai tanda kawasan wisata kuliner itu resmi digunakan.

Setelah menekan tombol sirene, Penjabat Wali Kota bersama pimpinan Forkompinda meninjau langsung loket-loket penjualan yang nantinya digunakan para pedagang. George juga mengecek segala fasilitas yang telah disiapkan. Ia sempat meminta agar pihak swasta bisa membantu pedagang dalam menyiapkan pemanggangan ikan.

Geroge menyebutkan, acara launching tersebut dilakukan karena saat kunjungan kerja ke NTT, Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono sempat mampir ke tempat itu. George menyebut menteri sempat kecewa karena tempat itu belum dimanfaatkan.

"Tidak dimanfaatkan bukan karena tidak mau, tapi karena ada beberapa alasan yang membuat tertunda-tunda," katanya.

George kemudian meminta waktu agar dilaksanakan acara launching, apapun situasinya. Terkait dengan kekurangan yang ada, Geroge mengaku, itu merupakan bagian yang harus dievaluasi dan diperbaiki.

Sebab, anggaran Rp 80 miliar untuk pembangunan tempat itu akan sia-sia. Dia memberi apresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah memberi perhatian kepada Kota Kupang lewat pembangunan tersebut.

Dengan persemian tempat tersebut, George mengaku, penjualan ikan mulai berpusat di kawasan itu. Ini agar supali ikan dalam Kota Kupang berjalan lebih baik.

Selain menjadi tempat penjualan ikan, lokasi itu bisa dimanfaatkan untuk penyelenggaraan even budaya lokal. Untuk itu, dia mendorong agar tiap malam tempat itu wajib digelar kegiatan kemasyarakatan, apalagi ada rencana agar Kota Kupang bisa beroperasi 24 jam.

"Kalau Kota Kupang sudah 24 jam maka pertumbuhan ekonominya akan cepat naik dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat," sebutnya.

Kehadiran para pimpinan Forkompinda, demikian Geroge, sebagai bukti bahwa adanya dukungan dari semua pihak terkait keberadaan tempat wisata kuliner ini. Kedepannya akan ada pagelaran dengan artis ibu kota maupun lokal agar lebih semarak membangun ekonomi. Setelah dari Kelapa Lima, akan ada launching berikutnya di Kelurahan LLBK.

Baginya semua tempat seperti ini harus diaktifkan. Karena ini merupakan aset yang bisa menaikkan pendapatan asli daerah.

Pemkot, lanjut Geroge, menginginkan agar adanya kerja kolaborasi dari semua pihak untuk membangun Kota Kupang. George menyinggung kembali masalah kebersihan. Semua pihak diminta agar turut menjaga semua aset yang ada di Kota Kupang.

Meski memiliki sejumlah fasilitas yang memadai, oleh pedagang meminta agar adanya alat panggang. Sebab, di loket penjualan tidak tersedia tempat panggang. Yang ada hanya ada tempat penjualan dan pembersihan ikan. Sementara, selama ini pedagang juga menjual ikan bakar.

"Memang bagus tapi kita masih kesulitan dengan panggangnya. Kita mau panggang dimana nanti. Kalau mama jual ikan sambil bakar, di Pasir Panjang itu," kata Lidya Nggely, salah satu pedagang ikan di loket 35.

Ia juga meminta agar adanya tenda atau alat untuk membendung hujan dari sisi barat. Lidya khawatir kalau saat musim hujan tiba, tempat jualan akan basah. Namun begitu, ia mengaku sangat senang ketika menempati tempat tersebut.

Pedagang lainnya, Sony Toele, menyampaikan hal serupa. Sony mengaku senang ketika ditempatkan dipusat kuliner Kelapa Lima. Tapi, Sony berharap agar pemerintah bisa menertibkan pedagang yang berada dipinggir jalan, terutama di sekitar kawasan wisata kuliner.

Ia menilai, letak tempat jualan yang berada di dalam area los bangunan, akan menyulitkan pembeli. Pastinya, pembeli akan membeli ikan-ikan yang dijual dipinggir jalan karena letaknya tidak begitu jauh.

"Kita ini kan baru, jadi pemerintah harus ada keadilan agar penjual dipinggir jalan harus masuk ke dalam supaya semua satu tempat. Supaya bisa serasi lah," katanya.

Wakil Ketua DPRD Kota Kupang, Padron Paulus mengatakan, dengan dimulainya aktivitas ekonomi di Pantai Kelapa Lima ini, merupakan hal yang baik untuk membantu perputaran ekonomi di Kota Kupang.

Menurut Padron, apa yang menjadi keluhan warga untuk disediakan tempat membakar ikan, tentunya menjadi perhatian serius dan akan ditindaklanjuti segera. "Tentunya berkoordinasi dengan pemerintah sebagai eksekutif," katanya. (r2)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan