PPKM Resmi Dicabut, KADIN: Momentum Indonesia Perkuat Perekonomian

  • Bagikan
Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid (kiri) bersama Chairman IISIA Silmy Karim (kanan) saat memberikan keterang pers IISIA Business Forum 2022 di Jakarta, Rabu (23/11/2022). (FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hari ini, Jumat (30/12). Hal ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 50 dan 51 Tahun 2022.

Merespons hal tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arjad Rasjid menyambut baik kebijakan tersebut. Ia menilai, pencabutan kebijakan PPKM akan jadi momentum Indonesia untuk memperkuat perekonomian mulai dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga sektor Pariwisata.

“Kebijakan pencabutan PPKM dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat perekonomian. Peluang dunia usaha sangat terbuka lebar untuk mulai beroperasi secara normal,” kata Arsjad Rasjid dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/12).

Ia menjelaskan, kebijakan pencabutan UMKM bisa menjadi salah satu pendorong utama pemulihan kinerja bagi salah satu daya dorong utama ekonomi Indonesia ini. Mengingat, kata dia, UMKM kontribusinya sangat besar pada PDB dan penyerapan lapangan kerja.

“Dicabutnya PPKM juga merupakan sebuah gerbang menuju peluang bisnis yang luas bagi para pelaku usaha asal masyarakat tetap waspada dan perlindungan masyarakat melalui vaksin booster harus tetap ditingkatkan untuk memperkuat kekebalan komunitas,” jelas Arsjad.

Arsjad juga berharap melalui kebijakan selesainya PPKM ini dapat memacu pelaku usaha di Indonesia terutama UMKM untuk selalu berinovasi sehingga dapat meningkatkan konsumsi domestik. Selain itu, ia juga menilai pencabutan PPKM akan menjadi peluang bagi para pelaku usaha untuk menata kembali usahanya, terutama bagi para pelaku usaha yang sempat lesu akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Arjad menyatakan bahwa pencabutan PPKM akan membuat sektor pariwisata dan retail kembali menggeliat. Tahun 2020, sektor pariwisata sangat terpukul namun akhirnya perlahan bangkit.

“Jika dilihat dari PDB sektor akomodasi pertumbuhannya sudah normal sepanjang tahun 2022. Retail juga sama, sudah pulih kembali. Investasi juga sudah sesuai target,” ucap Arsjad.

Industri retail selama 2022 perlahan-lahan tumbuh. Memang selama Maret 2020 hingga Maret 2021 lebih dari 1.500 gerai retail gulung tikar. Namun, kini sektor perdagangan domestik tumbuh dengan baik.

Bahkan, kata dia, Badan Analisa Informasi dan Kebijakan (BAIK) KADIN memproyeksikan sektor retail akan tumbuh sebesar 4,4-4,8 persen di 2023. Tak hanya itu, industri sektor pariwisata juga terlihat berada di jalur positif.

Wisatawan mancanegara dan domestik telah bebas bepergian di Indonesia, hal ini mendorong peningkatan sektor akomodasi, makanan, dan minuman. KADIN BAIK memproyeksikan pertumbuhan sektor ini bisa mencapai 4,2 persen di 2023.

Sementara itu, industri sektor kesehatan masih memiliki potensi untuk terus berkembang dengan penekanan lebih besar pada tindakan pencegahan seperti vaksin, perawatan jarak jauh (telemed), dan penggunaan teknologi untuk deteksi dini penyakit. Ini juga seiring dengan prediksi industri farmasi dan alat kesehatan yang akan terus berkembang di 2023.

“Meskipun PPKM sudah ditiadakan, mindset masyarakat sudah banyak berubah. Kesadaran masyarakat akan kesehatan jauh lebih meningkat dari sebelum pandemi dan mereka cenderung lebih mandiri dalam mendeteksi gejala Covid-19 menggunakan PCR ataupun antigen dan mencari pengobatan,” tandasnya. (r3/jpg)

  • Bagikan