Implementasi Tri Dharma PT, PNK Latih Pengelolaan Keuangan BUMDes

  • Bagikan
PKM. Jurusan Administrasi BisnisPoliteknik Negeri Kupang melaksanakan kegiatan PKM di Kantor Camat Amfoang Tengah, Sabtu (20/5). (FOTO: ISTIMEWA).

Jurusan Administrasi Bisnis PNK Gelar KPM di Amfoang Tengah

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Politekni Negeri Kupang (PNK) kembali melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT) melalui Jurusan Administrasi Bisnis. Implementasi Tri Dharma PT ini dilakukan dengan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (KPM).

Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang menjadi lokasi KPM dengan sasaran pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes).

Kegiatan yang berlangsung, Sabtu, (20/5) di Kantor Camat Amfoang Tengah itu diikuti oleh Camat bersama staf, Kepala para Desa dan semua pengurus BUMDes se-Kecamatan Amfoang Tengah.

Katua Jurusan Administrasi Bisnis, Janri D. Manafe, mengatakan KPM merupakan implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Alasan memilih wilayah Amfoang, sebagai lokasi KPM karena sebelumnya dilakukan survey dan mengidentikasi apa yang menjadi kebutuhan pemerintah desa dan BUMDes.

Melalui hasil survei, diperoleh kebutuhan masyarakat di desa adalah sistem pengelolaan BUMDes yang belum maksimal sehingga menimbulkan beragam kendala.

Dijelaskan, merespon kondisi yang dialami tersebut pihaknya memutuskan untuk melakukan KPM di Amfoang Tengah.

"Amfoang memiliki potensi yang besar dan perlu dikembangkan melalui BUMDes untuk berkontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa serta peningkatan Pendapatan Asli Desa," ungkapnya.

Yefta Sanam, pemateri dan juga salah satu dosen Jurusan Administrasi Bisnis dalam penyampaian materinya menyatakan, program pemerintah untuk membangun desa melalui BUMDes mestinya disambut baik oleh pemerintah desa dan masyarakat.

Hal ini dikarenakan melalui BUMDes yang dikelola secara baik, akan berkontribusi positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat juga pendapatan asli desa serta kemajuan pembangunan desa dalam berbagai aspek pendidikan dan kesehatan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa banyak BUMDes yang ada di tengah masyarakat tata kelolanya belum sesuai dengan regulasi dan harapan pemerintah.

Disebutkan terdapat banyak BUMDes yang “hidup segan mati tak mau” karena disebabkan oleh SDM pengelola BUMDes masih terbatas, tata kelola organisasi, administrasi dan keuangan belum sesuai prinsip pengelolaan keuangan publik.

Kerjasama dan kolaborasi pemerintah kecamatan, desa dan pengelola BUMDes dengan semua pihak merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan pengelolaan BUMDes.

"Hal yang perlu diperhatikan semua terkait adalah BUMDes sukses desa maju. Kegiatan ini perlu difollow up dengan adanya pelatihan secara teknis bagi Pengelola BUMDes dan staf mulai perencanaan hingga pembuatan laporan keuangan," pintanya.

Camat Amfoang Tengah, Marsyuner Prayudin Bureni, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Kupang karena memilih Amfoang Selatan sebagai tempat kegiatan.

Di kecamatan tersebut, semua desa telah membentuk BUMDes, namun dalam kenyataannya belum maksimal operasionalnya dan belum memberi dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Hal itu disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain kesiapan SDM pengelola yang belum maksimal dan pengelolaan keuangan masih lemah dan partisipasi masyarakat masih tergolong rendah.

"Terdapat empat BUMDes yang di Kecamatan Amfoang Tengah dengan bidang usaha perdagangan (jual beli sembako), Simpan Pinjam dan Agrobisnis," katanya.

"Diharapkan selalu ada kegiatan seperti ini agar memberi pencerahan, inspirasi dan motivasi untuk Pengelola BUMDes dapat melaksanakan tugasnya dengan baik," tambahnya.

Daud Daniel Neno, Kepala Desa Bonmuti, setelah mengikuti kegiatan mengaku akan memprogramkan dan mengagendakan tindak lanjut kegiatan untuk pelatihan bagi semua pengelola BUMDes dan staf agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola BUMDes untuk berhasil sebagaimana yang diharapkan.

"Ada juga penyerahan bantuan perlengkapan administrasi perkantoran baik di kantor camat, desa dan BUMDes," pintanya. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan