Ekonomi NTT Diyakini Tumbuh Pada Tahun Politik

  • Bagikan
Agus Sistyo Widjajati

KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Agus Sistyo Widjajati, mengadakan temu media dengan Insan Media Bl. Pertemuan pada diadakan pada Jumat, (12/1) di Ruang Lasiana, Gedung Kantor Bank Indonesia Provinsi NTT, Kupang.

Pembahasan pertemuan adalah terkait dengan Perkembangan Ekonomi Tekini di Provinsi NTT serta temu sapa dengan Insan Media Bl.

Pada Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT diperkirakan mencapai 2,58-3,38% (ctc). Kemudian, pertumbuhan ekonomi NTT diproyeksikan kembali meningkat pada tahun 2024 pada rentang 2,74-3,54% (ctc).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Agus Sistyo Widjajati mengatakan, peningkatan ini sejalan dengan akselerasi aktivitas ekonomi masyarakat pada tahun politik. Di samping itu, program pemerintah seperti upaya peningkatan produksi beras, Ekosistem Pola Kemitraan Komoditas Utama (Jagung, Sapi dan Rumput Laut), Proyek Strategis Nasional (PSN), serta pengembangan DPSP Labuan Bajo turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dia melanjutkan, inflasi keseluruhan tahun 2023 di NTT tercatat lebih rendah dibandingkan tahun 2022, dan berhasil terjaga sesuai kisaran target 3±1% (yoy). "Penurunan terjadi di seluruh kota inflasi di NTT. Melandainya inflasi utamanya didorong oleh penurunan tekanan harga pada kelompok Administrated Price (bensin)," ujarnya.

Sementara itu untuk Inflasi di NTT pada keseluruhan tahun 2024 diproyeksikan berada pada kisaran target 2,5±1%. Pada tahun 2024 Bank Indonesia akan terus bergerak untuk menjaga inflasi dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi di NTT.

"Salah satu upaya yang akan didorong oleh Bank Indonesia adalah dengan penambahan dan penguatan ekosistem pola kemitraan komoditas utama dalam penanganan inflasi komoditas utama pangan strategis beras, cabai dan bawang merah," ujarnya.

Ekosistem yang dimaksud tentunya akan mengakomodasi kegiatan dari hulu hingga ke hilir, dari pembibitan hingga ke konsumen akhir, sehingga dengan adanya ekosistem ini maka diharapkan ketahanan stok dan kestabilan harga dapat tercapai.

Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia juga akan terus mendorong program hilirisasi komoditas Pangan Strategis dan juga Sumber Daya Alam (SDA) Potensial (Perikanan dan Rumput Laut).

"Hilirisasi ini tentunya ditunjukkan untuk meningkatkan nilai tambah dari suatu produk sehingga produk yang dihasilkan akan lebih menghasilkan dan kesejahteraan petani dapat tercapai. Dalam pengembangan hilirisasi komoditas Bank Indonesia berfokus pada 3P yaitu: Perkembangan Faktor Produksi, Pengaturan dan Kelembagaan, Penguatan Kerja Sama dan Perdagangan," tambahnya.

Dalam rangka mendukung program hilirisasi ini maka Bank Indonesia juga akan terus berkolaborasi dengan UMKM di NTT. Pengembangan UMKM tentunya harus terus dilakukan sejalan dengan fokus pengembangan 3P yang telah dirumuskan, sehingga UMKM di NTT dapat naik kelas dan mampu menjadi penopang juga pendorong perekonomian di NTT.

Salah satu program telah diterapkan yaitu program pengembangan kemandirian pesantren yang diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.

Di sisi sistem pembayaran, jumlah transaksi tunai tahun 2023 tercatat menurun. Sementara itu, sejalan dengan pengembangan transaksi non-tunai melalui pemanfaatan QRIS terus dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendukung ekosistem digitalisasi nasional.

Sepanjang tahun 2023, telah terjadi pertumbuhan baik dari sisi volume (175,10%; yoy) dan nominal transaksi (237,68%; yoy), serta jumlah user maupun merchant QRIS di tahun 2023. Untuk jumlah transaksi tunai yang dilakukan oleh masyarakat yang tercermin dari jumlah outflow (uang keluar dari BI) mengalami penurunan 15% atau Rp6,4 triliun dibandingkan dengan tahun 2022. (thi)

  • Bagikan