UMKM GDI Lasiana jadi Model Pemberdayaan Masyarakat

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX PANEN PERDANA. Direktur Utama Bank NTT, Alexander Riwu Kaho, bersama jajaran melakukan panen perdana ikan lele, Sabtu (20/1)

Budidaya Ikan Lele Binaan Bank NTT

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Berhasil mengembangkan ekonomi jemaat melalui budidaya ikan lele, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM milik Jemaat GMIT Genesaret Danau Ina (GDL) Lasiana menjadi model pemberdayaan ekonomi masyarakat di NTT.

Hal ini diungkapkan Chris Mboeik Wakil Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ketika menghadiri kegiatan panen perdana hasil Budidaya Lele di kediaman Umbu Dawa, Sabtu (20/1).

Menurutnya, bantuan pemerintah guna pengembangan ekonomi masyarakat hingga saat ini tidak bisa dipastikan asas manfaatnya. Sebab, bantuan tersebut tidak dilakukan pendampingan secara baik dan dievaluasi.

“Bantuan pemerintah itu tidak pernah dievaluasi dan didampingi hingga ke penerimaan manfaat. Yang penting bantuan itu sudah tersalurkan. Sehingga tingkat manfaatnya sangat minim,” ungkapnya.

Chris Mboeik menilai dengan pemberdayaan yang dilakukan bank NTT kepada UMKM ini menjadi model pemberdayaan dalam bantuan kepada masyarakat dan jemaat.

Ketika masyarakat membutuhkan bantuan, tidak harus diberikan uang namun diberikan modal agar dikelola. Selanjutnya bisa menjadi pengembangan ekonomi masyarakat. Karena jika hanya diberikan uang maka presentasi kebersihannya sangat minim karena tidak dilakukan pendampingan secara baik.

“Bantuan pemerintah itu tidak pernah dievaluasi dan didampingi kepada penerimaan manfaat yang penting bantuan itu sudah tersalurkan. Sehingga tingkat manfaatnya sangat minim,” katanya.

Kepada jemaat dan bank NTT sebagai pembina, anggota DPRD itu menyampaikan terima kasih karena sudah bekerjasama meningkatkan ekonomi masyarakat melalui budidaya ikan lele.

“Kedepan, kegiatan pendampingan ini perlu ditingkatkan,” sebutnya.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, mengatakan membangun ekonomi jemaat itu sangat susah sehingga dengan hal ini dapat menjadi pembahasan ketika Sidang klasis Kupang Timur

Dikatakan model bantuan kepada jemaat itu mesti harus dirubah dengan memberdayakan. Harus dilibatkan dengan belajar, berkualitas agar tumbuh.

“Uang ini bukan dari uang bank tetapi ini merupakan sisihkan dari karyawan yang peduli dengan lingkungan dan sesama. Meski terbatas jumlahnya namun bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya.

Ia juga berpesan kepada pemerintah dan para caleg agar ketika terpilih nanti dapat membangun pemahaman dan wawasan untuk dapat mengembangkan ekonomi masyarakat.

Kepada Panitia Sidang Klasis Kota Kupang Timur agar dibahas bersama pola peningkatan ekonomi Jemaat. “Terima kasih kepada pihak yang menjadi binaan bank NTT atas kesempatan ini,” ungkapnya.

Ketua Panitia Persidangan Majelis Klasis Kota Kupang Timur VI 2024, Penatua Umbu P.L. Dawa dalam kesempatan tersebut mengatakan permasalahan ekonomi yang dihadapi jemaat GDI khususnya dan jemaat di wilayah GMIT umumnya, untuk usaha pengembangan budidaya lele akan diupayakan untuk ditekuni dan dijalani sesuai dengan mekanisme budidaya ikan lele dalam pemenuhan kehidupan anggota jemaat dan sekitarnya.

“Hal ini mendorong kami untuk menginisiasi kegiatan usaha budidaya ikan lele yang merupakan dorongan dari Bank NTT sebagai pemberi dan penyedia dana alternatif agar dapat menyelesaikan permasalahan panitia dan jemaat Genesaret Danau Ina Lasiana,” kata BP3J Dua Periode ini.

Dikatakan, upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan tentang budidaya ikan lele yang bersifat ekonomis. Dengan demikian, target khusus agar mitra (jemaat) memiliki keahlian di dalam usaha budidaya ikan lele dapat tercapai, sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok dan dapat meningkatkan angka konsumsi ikan jemaat.

Permasalahan utama yang dihadapi adalah keterbatasan dari bahan baku, ketersediaan pangan lele serta penanganan terhadap kesehatan ternak (lele) serta pemasaran. Solusi yang ditawarkan melibatkan jemaat/masyarakat di sekitar mitra. Teknologi yang diterapkan dalam hal ini adalah upaya pemanfaatan teknologi tepat guna sebagai sumber pendukung bagi usaha dimaksud.

Dosen FPIK UKAW Kupang ini menjelaskan, tujuan upaya ini untuk membantu mitra dalam usaha budidaya ikan lele menggunakan terpal, memperkenalkan kepada mitra tentang optimalisasi budidaya ikan lele sesuai dengan standar pemeliharaan dan mengatasi keterbatasan sumber pangan ikan lele.

Ia melanjutkan bahwa target khusus dari program yang diusulkan adalah mitra dapat memiliki pengetahuan dan keahlian dalam budidaya ikan lele serta dapat memodifikasi pakan lele dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak.

“Dengan demikian dibangun kembali usaha budidaya ikan lele bagi mitra, melalui serangkaian manajemen produksi yang baik, terkait dengan teknik pemeliharaan sesuai standar. Mitra akan diperkenalkan bagaimana standar pengelolaan dari teknik budidaya (pemeliharaan/budidaya) ikan lele, yang bertujuan untuk mendapatkan produk ikan lele dan yang sehat siap jual, serta menguntungkan dari sisi ekonomis dalam hal pemeliharaan,” sebutnya.

Ia melaporkan bahwa pada tanggal 29 Oktober 2023 di tebar ikan sebanyak lele sebanyak 2500 ekor dan mati 375 ekor atau 15 persen. Hidup hingga pemanenan saat ini sebanyak 2125 ekor. “Jual hidup 8-9 ekor Rp. 40.000, jika semuanya dijual hidup maka akan memperoleh uang sebanyak 236 kg x Rp. 40.000 Rp. 9.440.000. Jika dijual dalam proses ikan lele bumbu 236 kg x 65.000 = 15.340.000,” rinciannya.

Umbu Dawa yang juga Ketua Badan Pengembangan Ekonomi Jemaat 2024-2027 berencana ke depan, dengan berbekal ilmu yang dimiliki ingin mengembangkan mulai dari dasar yaitu jemaat sebagai basis utama dan mendata jumlah anggota jemaat kurang mampu, membuat kelompok pendampingan, melakukan pelatihan dan pendampingan.

“Saya bersyukur mendapatkan dukungan yang luar biasa dari keluarga besar Uma Rara Kupang, istri Rambu Ana Intan sebagai PNS di kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT dan anak semata wayang Umbu Aya Genesis UTM. seluruh panitia dengan cara masing-masing yang diberikan,” tandasnya.

Pantauan Timor Express, dilakukan panen perdana ikan lele hasil budidaya oleh UMKM GDI Lasiana yang dihadir langsung oleh Direktur Utama Bank NTT dan jajaran Wakil Ketua DPRD NTT, Panitia Pelaksana Sidang Klasis Kota Kupang Timur dan jemaat serta tamu undangan. (cr6/thi)

  • Bagikan