247 Dosen di NTT Tak Berkualifikasi Pendidikan

  • Bagikan
INTHO HERISON TIHU/TIMEX KONPRES. Kepala LLDikti Wilayah XV, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng dan jajaran menyampaikan konferensi perss terkait capaian kinerja pada tahun 2023 di Kantor LLDikti Wilayah XV, Kamis (24/1).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV merilis sebanyak sebanyak 247 dosen atau tenaga pendidik Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di NTT tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang jelas. Hal ini sangat berdampak kepada kualitas dan mutu pendidikan perguruan tinggi di NTT.

Kepala LLDikti Wilayah XV, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng mengatakan efek dari ketidak adaan kualifikasi dosen ini berantai mulai dari data pada pangkalan data tidak berkualifikasi minimal S2 maka berdampak kepada akreditasi.

“Dosen atau tenaga pendidik yang tidak memiliki kualifikasi minimal S2 ini akan menurunkan kualitas perguruan tinggi tersebut,” katanya.

Terhadap persoalan-persoalan yang serius ini, pihaknya akan mengadvokasi, melakukan treking dosen-dosen ke perguruan tinggi asal agar data tersebut dihapus atau meng-update data

“Kita berharap mereka yang tidak memiliki kualifikasi dan tidak layak jadi dosen ini dihapus dari pangkalan data,” tandasnya.

“Kita akan melakukan tindakan yang lebih ekstrim untuk hal ini,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof Adrianus Amheka membeberkan capaian 2023 pada bidang Sumber Daya, Sistem Informasi dan HKTLTU sebanyak 3.144 dosen dengan rincian Asisten Ahli 961 atau 30,57 persen Lektor 807 atau 25,7 persen, Lektor Kepala 34 atau 1.09 persen dan Guru Besar 11 orang atau 0,35 persen.

Sedangkan data dosen PTS wilayah xv berdasarkan berdasarkan jabatan akademik dari aplikasi sister, data dosen berdasarkan tingkat pendidikan S3 peluang ke Guru Besar 206 orang, S2 ada 2.720 orang, Profesi 18 orang dan dosen yang belum tidak berkualifikasi 247 orang.

“Memang ini lucu karena sudah jadi dosen tapi tidak ada kualifikasi. Kami dorong agar minimal berkualifikasi S2. Begitu pun dosen yang lain untuk kualifikasi pendidikannya lebih tinggi dan sertifikasi dosen,” tandasnya.(cr6/thi)

  • Bagikan