Mahasiswi Meninggal Dalam Kamar Kos

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX KAMAR KOS. Tampaj kamar kos yang ditempati korban Dewi yang telah dipasang Police Line, Senin (15/4).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Minggu siang (14/4), warga RT 03/RW 02, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang digegerkan dengan penemuan jenazah perempuan dewasa dalam kamar kos. Wanita berusia 21 tahun itu diketahui berinisial MCP alias Dewi, 21, yang berasal dari Kabupaten Sumba Timur.

Korban Dewi menempati kos-kosan permanen yang dikenal dengan sebutan Kos Elsadai. Korban menempati salah satu kamar kos milik Elisa Lalaikiu, 63. Sesuai pengakuan pemilik kos, Elisa Lalaikiu saat ditemui Timor Express dikediamannya, Senin (15/4) menjelaskan bahwa Dewi sudah menempati salah satu kamar kos miliknya sejak 7 bulan belakangan.

"Jadi, anak ini (korban, Red) sangat tertutup sekali. Walaupun dia sakit tapi tidak pernah beritahu kalau dia lagi sakit," jelas Elisa.

Diakui Elisa bahwa korban kalau keluar kos siang hari maka malam hari baru kembali ke kos.

"Kalau dia pulang kos, biasanya kami sudah tidur," ujarnya.

Dan jika korban sudah masuk ke dalam kamar kos maka korban tidak keluar lagi. Bahkan, korban bisa betah dari pagi sampai malam hari hanya di dalam kamar kos.

"Kalau ada temannya datang itu kita pikir mereka belajar bersama. Jadi, kita juga tidak ganggu lagi," ungkapnya.

Pintu kamar kos korban juga hampir setiap hari terus ditutup. Bahkan, korban juga tidak pernah membuka pintu kamar kosnya hanya untuk sekadar bercerita dengan tetangga kosnya.

Pemilik kos juga mengaku bahwa Sabtu malam kemarin, korban diketahui baru pulang ke kos sekira pukul 00.00 Wita (Jam 12.00 malam. Saat itu, semua penghuni kos sudah tidur. Korban juga diketahui sempat keluar ke kamar mandi lalu masuk kembali kr kamar kos tidak keluar lagi.

"Minggu pagi kemarin itu kita siap mau pergi ke gereja. Tapi air di bak penampungan habis. Jadi, saya bangun pagi dan saya kasih bangun semua anak kos lalu saya sampaikan akan telepon mobil tangki air untuk antar air," jelasnya.

Beberapa anak kos bangun lalu melakukan pembersihan bak penampungan air agar ketika mobil tangki air datang langsung mengisi air ke dalam bak penampungan yang sudah dalam keadaan bersih.

"Kami sempat mengetuk pintu dan memanggil namanya untuk bangun tapi tidak bangun juga. Sehingga, saya pun langsung pergi ke gereja," jelas Elisa.

Setelah itu, katanya, ada seorang laki-laki yang merupakan teman korban sempat menunjungi korban. Setelah teman laki-laki korban masuk ke dalam kamar kos korban, ternyata kondisi korban sudah kaku dan berwarna biru.

Atas temuan itu maka teman laki-laki korban langsung menyampaikan apa yang dilihatnya itu ke penghuni kos lainnya. Berdasarkan penyampaian dari anak kos itulah maka pemilik kos kemudian langsung pergi melihat kondisi korban yang sementara tidur di atas kasus dengan posisi telungkup.

"Saya langsung panggil salah satu tetangga yang juga anggota polisi untuk datang lihat kondisi korban. Jujur, kami sangat kaget," jelasnya.

Dalam situasi tersebut, warga sekitar pun sudah mulai ramai berdatangan ke kos tersebut. Akhirnya dihubungilah anggota Polsek Kota Lama untuk datang ke lokasi teuan jasad korban.

"Kami perkirakan anak ini sakit, karena ada obat-obatan di dalam kamarnya," ungkapnya.

Jenazahnya saat ini dibawa keluarga di wilayah Oebobo. Direncanakan Selasa 16 April, jenazah korban akan dibawa ke kampung halamannya.

"Barang-barangnya masih ada dalam kamar. Saat ini kamar kos masih ada Police Line dan nanti polisi datang baru kasih keluar barang-barangnya," ungkapnya.

Sementara Arman, 27, tetangga kos korban mengaku bahwa ia selalu bertemu dan saling menyapa seperti biasa dengan korban Dewi. Arman mengaku jarang bercerita dengan Dewi karena pintu kamar Dewi selalu tertutup.

"Karena jarang bercerita sehingga dia tidak pernah mengeluh ada sakit atau bercerita dengan teman-teman kos kalau ada sakit. Dia orangnya agak tertutup sekali," jelasnya.

Untuk diketahui, Dewi merupakan mahasiswi semester VIII di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Kupang. Korban pertama kali ditemukan oleh saksi berinisial RD, 26, dengan kondisi telah meninggal dunia di dalam kamar kos yang ditempati korban.

Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol. Aldinan R. J. H. Manurung menjelaskan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh saksi RD yang juga pacar korban dengan kondisi sudah meninggal dunia.

“Benar, adanya penemuan mayat berjenis kelamin perempuan di kos-kosan di Kelurahan Kelapa Lima. Berdasarkan laporan dari masyarakat ke Polsek Kota Lama sehingga Kapolsek langsung saya perintahkan untuk turun ke lokasi bersama Unit Identifikasi Polresta,” jelas Kapolresta Kupang Kota.

Diketahui bahwa RD sempat mengirim pesan singkat melalui aplikasi WhatssApp ke korban, namun tidak dibalas. Karena itu maka RD kemudian memutuskan untuk mendatangi kos yang ditempati korban.

Setibanya di kos korban, RD langsung mengetuk pintu dan terlihat pintu kamar tidak terkunci. Karena itu maka saksi RD membuka pintu kamar kos korban dan mendapati korban sementara tidur dengan posisi telungkup.

RD juga sempat memanggil nama korban namun tidak dijawab. Selanjutnya, RD memegang kaki korban untuk membangunkannya, namun terasa sudah kaku dan dingin.

"Saksi RD lalu keluar dan memberitahukan kepada tetangga kosan korban,” jelas Kombes Pol. Aldinan.

Kapolresta Kupang Kota menambahkan bahwa setelah mendapat laporan dari masyarakat, anggota piket langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama Unit Identifikasi, untuk melakukan olah TKP. Anggota yang tiba di TKP langsung memasang garis polisi, guna kepentingan olah TKP.

Jenazah korban pun langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Ully Kupang untuk dilakukan pemeriksaan luar.

"Diduga karena mempunyai penyakit kejang/epilepsi. Jasad korban juga tidak ada tanda-tanda kekerasan. Ini berdasarkan hasil visum luar yang dilakukan dokter dan penyidik," jelas Kombes Pol. Aldinan.

Direncanakan jenazah korban akan diterbangkan ke kampung halamannya di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur untuk dimakamkan. (r1/gat)

  • Bagikan