Puluhan Ibu-ibu WHDI NTT Ikut Health Talk Bersama RS Siloam Kupang

  • Bagikan
Ibu-ibu WHDI NTT foto bersama narasumber dan manajemen RS Siloam usai kegiatan Health Talk Breast Cancer Awareness di Kupang baru-baru ini. (FOTO: Dok. WHDI NTT)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 30 orang ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengikuti program Selangkah dari RS Siloam Kupang melalui kegiatan Health Talk baru-baru ini.

Kegiatan bincang-bincang kesehatan bertajuk Breast Cancer Awareness ini diikuti dengan penuh antusias oleh ibu-ibu pengurus dan anggota WDHI NTT. "Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini masalah kanker payudara yang akhir-akhir ini terus meningkat kasusnya," kata Ketua WHDI NTT, dr. Dewa Ayu Made Dwi Suswati kepada media ini, Sabtu (4/5).

Dokter yang akrab disapa Ayu Suswati ini menyebutkan, dalam kegiatan Health Talk tersebut, RS Siloam menghadirkan narasumber seorang dokter ahli bedah, yakni dr. Jean Pelo, SpB

Usai mengikuti Health Talk, para peserta mengikuti kegiatan pemeriksaan mamografi. Pemeriksaan ini difokuskan pada ibu-ibu yang berusia 40 tahun ke atas.

"Kami ibu-ibu WHDI merasa sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Kami berterimakasih kepada RS Siloam yang mau membuat program Selangkah ini," pungkas dr. Ayu.

Sebelumnya, dr. Jean Pelo, SpB dalam bincang kesehatan itu mengatakan bahwa kanker adalah merupakan penyakit yang patut diwaspadai. Pasalnya pertumbuhan selnya tidak terkontrol sehingga bisa merusak jaringan sekitarnya (destruksi) dan dapat menyebar ke bagian lain di tubuh
(metastase).

"Perlu ibu-ibu ketahui bahawa kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Saat ini, di Asia terjadi peningkatan kasus kanker payudara pada wanita usia di bawah 40 tahun, dan banyak yang baru datang berobat ketika sudah stadium lanjut," beber dr. Jean.

Pada kesempatan itu, dokter spesialis bedah ini menyebutkan tanda dan gejala kemunculan kanker pada payudara. Umumnya, kata dr. Jean, terkena pada satu payudara. Jika diraba, ada benjolan keras, permukaannya tidak rata, dan sulit digerak-gerakan.

Tanda lainnya, kata dr. Jean, kulit payudara berwarna kemerahan seperti kulit jeruk, keluar darah dari payudara, luka di puting yang tidak sembuh dalam enam bulan, dan puting tertarik ke dalam.

Oleh karena itu, dr. Jean mengingatkan para ibu untuk mendeteksi dini kanker payudara dengan tiga cara. Pertama, sadari artinya perlunya kesadaran untuk memeriksa payudara sendiri. Kedua, sadanis, yakni pemeriksaan payudara oleh tenaga klinis, dan ketiga, melakukan pemeriksaan mamografi.

Untuk diketahui, mamografi (Mammography) adalah prosedur pemeriksaan menggunakan sinar-X atau rontgen dosis rendah untuk mengambil gambar jaringan payudara. Tujuannya untuk mendeteksi adanya pertumbuhan atau perubahan abnormal pada jaringan payudara, termasuk untuk mengetahui keberadaan kanker. (aln)

  • Bagikan