Jalan Negara Menyempit di Tengah Kota (2)

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Ruas Jalan Frans Seda di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang dengan status jalan negara sekitar 700 meter yang menyempit sangat mengganggu aktivitas pelaku usaha. Jalan utama dengan traffic yang sangat padat itu terjadi kemacetan terutama pada jam sibuk. Ini sangat menggangu aktivitas usaha sehingga pelaku usaha merasa sangat dirugikan.

Beberapa perusahaan diketahui berada di sepanjang jalan negera yang menyempit ini. Dan mereka mengakui sangat mengganggu aktivitas usaha mereka.

Seperti yang dikatakan Direktur Utama Bank Christa Jaya Kupang, Wilson Liyanto ketika dihubungi Timor Express, Sabtu (26/2). Bank Christa Jaya persis berada di ujung jalanan yang menyempit ini. Dan saba hari merasakan dampak dari kemacetan di depan bank tersebut.

Wilson mengakui, sebagai pengusaha dan memiliki usaha di sekitar ruas jalan menyempit ini, pihaknya sangat terganggu karena meski berstatus jalan negara tapi sangat sempit. Sementara tingkat kepadatan kendaraan yang melintas sangat tinggi.

“Sering nasabah kesulitan keluar masuk karena sempitnya jalan,” ujarnya.

Apalagi kondisi musim hujan seperti saat ini, kata Wilson, air tergenang di depan kantor dan sangat mengganggu aktifitas. Pihaknya sempat berinisiatif membuat peresapan karena di tengah kedua jalur menyempit tersebut terdapat drainase. Namun, drainase tersebut tidak didesain secara baik sehingga air yang tergenang di jalan tidak bisa terserap ke drainase.

“Ada drainase tapi sering tergenang dan mengganggu. Kami terpaksa buatkan saluran air sendiri,” katanya.

Lanjut Sekum BPD HIPMI NTT itu, ruas jalan yang menghubungkan pusat pemerintahan tingkat provinsi, kota, bandara itu mestinya mendapat perhatian khusus untuk diperlebar karena secara estetika tidak bagus jika ada tamu VIP yang melintas.

Selain itu, jalan yang tiba-tiba menyempit sangat berbahaya bagi pengandara dan berisiko terjadi kemacetan serta rawan kecalakaan. “Orang baru atau pejabat yang datang ke kantor gubernur pasti melintasi jalan dengan pemandangan yang tidak layak dipandang ini,” katanya.

Ia berharap pemerintah segera mengeksekusi pelebaran jalan tersebut dalam tahun ini agar bisa menekan angka kecelakaan dan mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas di sekitar jalan negara tersebut.

“Pengendara berputar balik arah di sekitar kantor Crista Jaya sehingga sering terjadi kecelakaan,” tandasnya.

Terhadap rencana pembangunan yang sempat dianggarkan untuk pembangunan jalan tersebut sejak tahun 2017 silam ia berharap pemerintah segera mengeksekusinya.

“Jika pemerintah sudah anggarkan sesuai dengan informasi yang berkembang selama ini, kami berharap pemerintah segera koordinasi dan pelebaran jalan karena tingkat kepadatan kendaraan sering terjadi kemacetan dan rawan kecelakaan,” katanya.

Kepada pemerintah juga disarankan agar pembangunan fasilitas umum harus didesain secara baik, matang dan terukur. Sehingga tidak terkesan membuang anggaran saja.

Ia mencontohkan pembangunan fasilitas umum tanpa memperhatikan saluran atau drainase yang baik di Kota Kupang seperti di Taman Tagepe dan Bundaran Tirosa.

Tampak sangat bagus pada musim panas namun ketika musim hujan drainase tidak berfungsi dan terjadi genangan air dimana-mana.

“Jika pemerintah ingin membangun fasilitas umum, pelebaran jalan dan pembangunan trotoar pagi pejalan kaki maka kami sangat berharap agar mulai dari perencanaan mesti didesain secara baik, matang dan terukur,” ungkapnya.

Terpisah, Fransisco Bernando Bessi pemilik Toko Kios Kaos di Jalan Frans Seda juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sudah memperbaiki ruas jalan di depan lokasi usahanya sehingga menjadi lebih tinggi. Namun ia juga berharap jalan negara yang masih sempit itu segera diperlebar.

“Pemerintah dengan kewenangan dan kemampuan yang dimiliki harusnya bisa mengatasi persoalan ini. Sehingga tidak dibiarkan terus seperti ini,” ucapnya.

Ia juga berharap kepada pemerintah agar bisa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemilik lahan sehingga dapat melanjutkan pembangun taman boulevard yang sudah dibangun pemerintah kota kupang (Depan Jao-Depan Nasdem).

“Setahu saya tanah tersebut sedang diperkarakan antara keluarga Haba dan Eoh. Pemerintah bisa membantu proses penyelesaian agar pembangunan dilanjutkan,” katanya.

Inginkan Penataan Lebih Baik

Pelaku usaha yang memiliki tempat usaha di Jalan Frans Seda mendukung adanya penataan jalan dan taman di daerah tersebut. Meski menghadapi banyak kendala, para pelaku usaha ini mengharapkan adanya perubahan terhadap pembangunan di Kota Kupang yang terkendala selama bertahun-taun.

Pemilik bengkel mobil Ferrari Kupang, Elvan mengatakan, kalau pembangunan jalan diperlebear tentunya akses juga lebih luas, terutama bagi pengendara.

“Karena kita juga ikut terdampak, kalau pelanggan mau masuk, maka jalannya juga luas, tetapi diharapkan untuk pekerjaan galian-galian, agar lebih diperhatikan, tiang-tiang harus ditempatkan dengan baik, jangan di tengah,” ujarnya.

Menurutnya, ada kabel-kabel di bawah tanah yang juga harus diperhatikan, agar jangan sampai mengganggu. “Kalau bangun taman, jangan hanya taman tanpa ada tanaman, yang namanya taman itu kan ada tanaman hidup. Secara keseluruhan memang taman sudah banyak dan bagus, tetapi harus ada tanaman juga, seperti di Taman Nostalgia,” kata pengelola Bengkel Ferrari ini.

Sementara itu, Calvin, pemilik Ja’o Cofee, mengatakan, dengan adanya pembangunan taman dan penataan serta lampu jalan, tentu akan mengurangi angka kriminal, karena kalau gelap dan sepi itu rentan terjadi tindak kekerasan.

Menurutnya, kalau untuk dampak ekonomi, tentu akan lebih baik, tetapi pembangunan ini harus direncanakan dengan baik agar jangan terjadi banjir ketika hujan.

“Kalau memang mau diperlebar jalan tentu akan lebih baik, kalau memang masyarakat merasa bahwa pembangunan jalan dan sarana publik itu untuk masyarakat tentunya lebih memudahkan,” jelasnya. (fenti anin/)

  • Bagikan