Masuk Radar WHO, Varian BA.4 dan BA.5 Covid-19 Sasar Usia Produktif

  • Bagikan

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kasus Covid-19, khususnya varian Omicron yang sempat melonjak pada Februari 2022 lalu secara perlahan mulai melandai. Di beberapa wilayah di Indonesia, laporan kasus terjadi penurunan. Meski demikian, varian Omicron ini justru menyebabkan lonjakan jumlah kasus Covid-19 di beberapa negara.

Bahkan sub-garis keturunan BA.2 sekarang mendominasi secara global. Setelah itu muncul lagi varian lainnya yakni BA.4 dan BA.5 yang kini sedang diuji dan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Variant Of Interest (VOI). Varian BA.4 dan BA.5 ditemukan di Afrika Selatan dan sedang dipantau oleh WHO.

Lalu Apa Itu Varian BA.4 dan BA.5?

Menurut Direktur Center for Epidemic Response and Innovation (CERI) di Afrika Selatan, Tulio de Oliviera, BA.4 dan BA.5 memiliki profil lonjakan yang sama dengan BA.2, kecuali untuk mutasi tambahan. Dia telah membagikan penjelasan di media sosial soal kemunculan sub-varian baru.

Oliviera mengatakan bahwa salah satu protein lonjakan pada sub-varian baru ini hadir dalam varian Delta, Kappa dan Epsilon dari coronavirus.

Seberapa Cepat Subvarian ini Menyebar?

WHO mengatakan bahwa mereka mulai melacak BA-4 dan BA.5. Mutasi tambahan itu perlu dipelajari lebih lanjut untuk memahami dampaknya pada potensi pelarian kekebalan. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan pekan lalu bahwa BA.4 telah ditemukan di Afrika Selatan, Denmark, Botswana, Skotlandia, dan Inggris dari 10 Januari hingga 30 Maret.

Semua kasus BA.5 berada di Afrika Selatan pada minggu lalu, tetapi pada hari Senin (18/4), Kementerian Kesehatan Botswana mengatakan telah mengidentifikasi empat kasus BA.4 dan BA.5.

Rata-rata Dialami Usia Produktif

Semua pasien yang melaporkan kasus ini berusia 30 hingga 50 tahun yang divaksinasi penuh dan mengalami infeksi ringan. Menurut Oliviera, tidak ada alasan untuk khawatir karena tidak ada lonjakan besar dalam kasus, penerimaan atau kematian yang dilaporkan di Afrika Selatan.

“Mungkin karena imunitas di Afrika Selatan, dengan kekebalan populasi yang tinggi, mungkin merupakan salah satu penyebab utama rendahnya infeksi, rawat inap, dan kematian sejak gelombang Delta dan Omicron BA.1,” kata Oliveira.

Dia juga mengatakan masih terlalu dini untuk memahami bagaimana mutasi pada dua sub-varian ini akan berdampak pada epidemiologi. Menurut WHO, hanya beberapa lusin kasus BA.4 dan BA.5 yang telah dilaporkan ke database GISAID global.

Bagaimana Melindungi Diri dari Sub-garis Keturunan Baru Ini?

Oliviera mengatakan bahwa vaksinasi adalah kunci untuk melindungi dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian dari semua varian yang diketahui. Selain itu, mengikuti protokol Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara teratur juga akan membantu untuk tetap aman. (jpc/jpg)

  • Bagikan