FKKH Undana “Lahirkan” Tujuh Dokter Muda, Ini Pesan Rektor Maxs Sanam

  • Bagikan
Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U.E Sanam, M Sc dan pimpinan fakultas foto bersama para dokter muda yang baru saja diambil sumpah dan dilantik di aula Lantai III Gedung Rektorat Undana Kupang, Kamis (28/7). (FOTO: INTHO HERIZON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang kembali melantik tujuh orang dokter baru. Ketujuh dokter muda itu diambil sumpah dan dilantik di aula Lantai III Gedung Rektorat Undana, Kamis (28/7).

Ketujuh dokter muda angkatan XXXIII tersebut, yakni dr. Rian Daniel Ndu Ufi, S.Ked, dr. Soeharty Megawaty Konay, S.Ked, dr. Gloria Josephin Tarigan, S.Ked, dr. Megaputri Yoriska Ratu Edo, S.Ked, dr. Sarliance Lette, S.Ked, dr. Adolfina Citra Maria, S.Ked, dan dr. Yohanes Matius Demo Mukin, S.Ked.

Adrianus Ndu Ufi mewakil orang tua menyampaikan rasa terima kasih dan bangganya karena bisa menyaksikan anak-anaknya diambil sumpah dan dilantik menjadi dokter pada waktu yang tepat.

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengaku tidak akan melupakan jasa baik dan tidak bisa membalas jasa baik dari seluruh civitas akademika Undana, terutama Dekan FKKH Undana serta dokter-dokter yang terlibat membantu anak-anak menyelesaikan studi secara baik.

Kepada para dokter muda, mantan anggota DPRD Kabupaten Kupang dan DPRD NTT itu menegaskan agar dalam menjalankan tugas profesi dokter dapat mengutamakan kode etik karena uang dapat mempengaruhi hingga melupakan kode etik.

Adrianus menyebutkan, ketujuh dokter muda tersebut dilahirkan dari rahim ibu, diasuh, dan diasih, diberikan pendidikan yang layak hingga sukses meraih gelar dokter. Semuanya itu tidak terlepas dari perjuangan panjang serta kerja keras dari orang tua dan para pendidik. Untuk itu, lanjutnya, agar dapat membalas semuanya itu, ia berharap dokter muda menunjukan melalui kinerja dan menolong masyarakat yang susah.

"Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, harus mengutamakan kode etik dan apa yang sudah diucapkan dalam sumpah dan janjinya," tegasnya.

Adrianus juga mengingatkan kepada masyarakat NTT untuk tetap bersykur kepada pendiri Fakultas Kedokteran Undana karena kebutuhan tenaga medis khususnya dokter di puskesmas hampir semua sudah terisi. "Dari investigasi saya, banyak out put kedokteran Undana telah menjawab kebutuhan masyarakat di setiap Puskesmas yang ada di seluruh NTT," bebernya.

Sementara itu, salah satu lulusan FKKH, dr. Adolfina Citra Maria, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur karena atas kerja keras, kesabaran, dan perjuangan bisa meraih gelar dokter pada hari.

Ia mengatakan, selama menjalankan tugas, tidak lah mudah. Sebagai calon doktor harus mengikuti berbagai perkuliahan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen yang sangat berat. "Atas segala yang kami capai hari ini tidak terlepas dari peran semua pihak, untuk itu kami sangat berterima kasih," ujarnya.

Dekan FKKH Undana, dr. Christina Olly Lada, dalam sambutannya mengatakan kepada dokter muda agar terus melaksanakan etika kedokteran ketika melayani masyarakat dan pasien. "Meskipun kita cape, punya masalah lain, namun kita harus melayani dan mengutamakan kode etik kedokteran," pesannya.

Dokter Christina juga mengingatkan para dokter agar tetap mengedepankan kerendahan hati walaupun memiliki pendidikan yang tinggi karena orang yang rendah hati sangat diberkati dan dibukakan jalan dalam menjalankan tugas.

"Relasi juga dibangun karena dalam menjalankan tugas ditengah masyarakat harus menjalani komunikasi dengan baik karena banyak mitra profesi yang akan ditemukan disana," sebutnya.

Konsep pendidikan yang dikembangkan saat ini di FKKH Undana untuk mencapai transformasi kesehatan adalah dengan meningkatkan medikal sistem agar memperbanyak mitra sehingga dapat menambah wahana pendidikan.

"Kita berikan kesempatan kepada calon dokter untuk belajar di berbagai mitra. Sehingga dapat memperkaya pengetahuan dibidang kesehatan," tuturnya.

Untuk kualitas pendidikan, pihaknya menggunakan standar kelulusan yang tinggi sehingga dalam proses seleksi awal masuk kedokteran diperketat. Ini kemudian menunjukan kualitas terhadap lulusan.

Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U.E Sanam, M Sc, menyebut rasa sukacita dan kebahagian tidak saja dirasakan dokter muda dan orang tua namun juga milik semua civitas akademika yang telah berkontribusi melahirkan dokter muda ini.

Dikatakan, dengan bertambahnya tujuh orang dokter muda ini, sejak awal berdirinya, Fakultas Kedokteran Undana telah melahirkan sebanyak 409 orang dokter. Para lulusan tersebut juga ditempatkan di semua pelosok NTT untuk melayani masyarakat.

Menurut Maxs, masyarakat sangat membutuhkan pelayanan dari seorang dokter namun seperti kondisi masyarakat NTT, dokter harus lebih mengutamakan soal rasa kemanusiaan. Terus menginvestasi kebaikan dengan mengabaikan diri sebagai dokter.

Disebutkan, uang dan jabatan bisa membuat orang lupa akan sumpah dan janjinya. Namun ia yakin ketujuh dokter muda ini dapat mengendalikan semuanya dengan investasi kebaikan melalui pengabdian yang dilakukan kepada pasian dan masyarakat.

"Uang penting tapi investasi kebaikan jauh lebih penting dari segalanya. Camkan itu baik-baik dan lakukanlah secara baik kepada masyarakat," pesannya.

Maxs juga menyentil soal masalah stunting dan masalah kematian ibu dan bayi di NTT yang masih sangat tinggi. Contohnya seperti TTS yang masih menyumbang 48,3 persen. Maka status kesehatan ini, dokter terpanggil untuk menuntaskan masalah tersebut bersama pemerintah.

"Undana melalui almuni harus berkontribusi untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak maka kita berdosa dengan sejarah dan para pendiri fakultas ini," sebutnya. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan