LABUAN BAJO, TIIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Indonesia Maju, Johnny G. Plate menyeruhkan agar seluruh komponen yang ada di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar) menggalakan gerakan Labuan Bajo bebas dari sampah plastik.
"Saya ingin mengajak kita semua, dalam momentum Festival Religi-Kultural Gole Koe ini, mari kita bersama-sama mencanangkan Gerakan ‘Zero Plastic Waste’ Labuan Bajo atau Gerakan Bebas Sampah Plastik Labuan Bajo," tandasnya saat menghadiri Festival Golo Koe di Marina Waterfront City, Labuan Bajo, Sabtu (14/8). Ikut mendampingi Menkominfo di atas panggung utama, Uskup Ruteng, Mgr. Sipri Hormat serta disaksikan ribuan warga dari tiga kabupaten di Manggarai Raya.
Menurut dia, gerakan ini bukan hanya menjadi sebuah kampanye anti sampah plastik, baik di darat maupun di air, tetapi menjadi sebuah lifestyle atau gaya hidup baru masyarakat dan daerah Labuan Bajo.
"Gerakan Bebas Sampah Plastik Labuan Bajo ini, mesti menjadi komitmen kita bersama untuk memastikan pariwisata holistik ini sungguh-sungguh sejalan dengan ajaran sosial gereja peregrinans in terra atau peziarah di bumi ini, dan sekaligus kontekstualisasi inspirasi ensiklik laudato si atau terpujilah engkau, melalui ajakan untuk bersama-sama melakukan perubahan demi menjaga dan memastikan kelestarian bumi kita bersama," urai menteri asal Manggarai ini.
Johnny Plate menjelaskan, salah satu rangkaian kegiatan Festival Religi-Kultural Gole Koe ini adalah Prosesi Akbar Maria Assumpta yang perayaannya diperingati setiap 15 Agustus. Kata “Assumpta” atau “Assumption” berasal dari bahasa Latin “Assumere”. Artinya “membawa kepada dirinya sendiri”. "Dalam pengertian ini, Bunda Maria diambil dan dibawa atau diangkat oleh Yesus kepada diri-Nya di rumah surgawi," jelasnya.
Dia mengatakan, bahasa populer Gereja Katolik menggunakan istilah “Bunda Maria diangkat ke Surga”. Ini adalah dogma atau ajaran resmi gereja yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII melalui Konstitusi Apostolik berjudul Munificentimus Deus pada 1 November 1950. Deklarasi konstitusi itu telah melewati sebuah tradisi yang sangat panjang sejak abad kedua atau ketiga masehi.
Menurut Johnny Plate, Hari Raya Maria Assumpta merupakan bentuk penghormatan istimewa yang diberikan gereja terhadap Bunda Maria. Perayaan ini merupakan salah satu perayaan Maria yang tertua bersama perayaan Maria Bunda Allah pada setiap 1 Januari dan Maria Immaculata pada 8 Desember.
Ketiga pesta ini selain dirayakan di gereja latin, juga dirayakan di ritus gereja timur. Spiritualitas Maria adalah kekuatannya untuk pelayanan bagi rencana Allah. Relasinya dengan Tuhan menjadi sumber kekuatannya untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Dan hal ini “mengangkat” dia menjadi seorang perempuan istimewa dalam rencana keselamatan Allah. Tanpa iman, kita tidak dapat mengerti akan semua misteri iman ini. Iman yang akan mencari pengertian. Fides querens intellectum, kata St. Anselmus dari Canterburry.
Keteladanan dalam perjuangan pemberdayaan diri Maria Assumpta ini, kata Jhonny, menjadi inspirasi bagi setiap orang pada zaman kini. "Bagaimana pun setiap kita memiliki panggilan dan perutusan dalam hidup di dunia ini. Semakin kita memberdayakan diri dan hidup melalui panggilan dan profesi hidup kita selaras kehendak Tuhan, semakin kita menghadirkan “assumpta” dalam kehidupan bersama yang manusiawi dan kristiani," tuturnya.
Johnny berharap, melalui Festival Religi-Kultural Gole Koe ini, inspirasi pariwisata holistik dapat memberi kesempatan serta pengalaman kepada wisatawan untuk memaknai karya kasih Allah, menikmati alam ciptaan dan budaya yang ada di tengah masyarakat Labuan Bajo. Juga menumbuhkembangkan pariwisata Labuan Bajo Flores yang berakar dan bertumbuh dalam keunikan dan kekayaan kultural dan spiritual setempat. Serta mendorong dan menggiatkan semua sumber daya ekonomi kreatif dan UMKM untuk “Pulih Bersama dan Bangkit Lebih Kuat” meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan daerah.
Dalam kesempatan itu, Johnny Plate juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ambil bagian dalam penyelenggaraan Festival Golo Koe ini, khususnya atas inisiatif kolaborasi antara Gereja Keuskupan Ruteng bersama Pemkab Manggarai Barat dan Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Juga seluruh pemangku kepentingan pariwisata lainnya, dalam upaya mewujudkan tahun pariwisata holistik.
"Mari kita terus bergandengan tangan, melalui Gerakan Bebas Sampah Plastik Labuan Bajo, terus merajut semangat kebhinekaan yang inklusif, menyemaikan kebaikan dan optimisme dalam seluruh karya pelayanan, sesuai tugas, peran dan tanggung jawab masing-masing. Sehingga pada waktunya akan memanen buah-buah kebaikan bagi kemajuan masyarakat, daerah dan Tanah Air Indonesia tercinta. Dirgahayu Republik Indonesia," pungkasnya. (Krf7)
Editor: Marthen Bana