SMPK Marsudirini Detusoko Pilot Project Kurikulum Merdeka Belajar di Ende

  • Bagikan
Wabup Ende, Erikos Emanuel Rede menghadiri pameran hasil Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di halaman SMPK Marsudirini Detusoko, Selasa (29/8). (FOTO: LEXI SEKO/TIMEX)

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis P dan K) Kabupaten Ende, Matildis Mensi Tiwe menyebutkan, SMPK Marsudirini Detusoko menjadi pioner dan yang  pertama menerapkan kurikulum merdeka belajar di daerah itu. 

"Selain itu, SMPK Marsudirini merupakan yang pertama di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur membaca peluang untuk berkomitmen mengimplementasikan kurikulum merdeka," kata Matildis ketika menghadiri acara pameran hasil Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di halaman SMPK Marsudirini Detusoko, Selasa (29/8). Pameran tersebut merupakan implementasi kurikulum merdeka.

Hadir dalam acara pameran produk pilot project kurikulum merdeka, Wakil Bupati Ende, Erikos Emanuel Rede, Staf Ahli Bupati Ende, Camat Detusoko dan unsur Forkompinca, Kades Detusoko Barat, Lurah Detusoko, para kepala SMP dan SD, para guru, pengawas, guru penggerak, pastor paroki, komite, dan undangan lainnya.

Di hadapan Wabup Ende dan para kepala sekolah serta siswa, Matildis menuturkan, Kabupaten Ende selangkah lebih maju dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. "Hari ini dilakukan launcing produk karya anak anak SMP. Ini menunjukkan era baru dan transformasi dalam pendidikan. Sekolah tanpa ada sekat lagi dan ada kerja sama dengan berbagai lini," jelasnya. 

Wabup Ende, Erikos Emanuel Rede dalam sambutannya mengapresiasi kerja cerdas berbagai pihak, khususnya SMPK Marsudirini bersama jajarannya, juga Kadis P dan K, pengawas dan guru penggerak yang telah mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka ini. 

Wabup yang akrab disapa Erik Rede itu menyatakan bahwa apa yang dilakukan ini merupakan sebuah langkah maju dalam pembaharuan dibidang pendidikan yang diterapkan di seluruh Indonesia.

"Ini adalah langkah maju, terobosan pembaharuan bidang pendidikan, dan diterapkan di seluruh negeri, termasuk pertama di Kabupaten Ende. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Ende memberikan apresiasi kepada Dinas P dan K dalam penerapan kurikulum merdeka belajar, dan SMPK Marsudirini yang pertama menerapkan kurikulum ini" ujarnya. 

Wabup Erik Rede mengatakan, Detusoko sangat strategis dan memiliki peluang besar untuk pengembangan kurikulum merdeka belajar. Hal ini menunjukan semangat kerja kolektif, dan kerja kolaboratif.

"Kita memulai hal baru, tidak hanya produk olahan ubi kayu, namun Detusoko menjadi area strategis untuk pengembangan kepariwisataan. Ini karena Detusoko memiliki keahlian didukung ekonomi, iklim dan juga modal, karena itu tepat memilih SMPK Marsudirini Detusoko menjadi sekolah pertama untuk implementasi sekolah merdeka belajar," ucapnya. 

Kepala SMPK Marsudirini, Suster M. Yusmita dalam laporannya menuturkan, program kurikulum merdeka ini terdapat 7 tema, dan SMPK Marsudirini mengambil 3 tema, yakni kewiraushaan dengan menciptakan produk kripik singkong rasa balado, karamel, manis, dan original. 

"Sementara itu untuk tema kedua adalah kearifan lokal dengan mengunjungi Kampung Adat Nuarini serta tema ketiga adalah Pola Hidup berkelanjutan dengan menciptakan pupuk kompos," sebutnya. 

Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu saat membacakan komitmen dukungan kurikulum merdeka, menyatakan pihaknya berkomitmen mendukung implementasi program ini di desanya.

"Dukungan  SDGs Desa khususnya poin ke-4 adalah pendidikan desa yang berkualitas. Untuk itu, melalui product olahan keripik dari SMPK Marsudirini ini sudah kami jual secara online dalam platform pasarflores.id Bumdes Au Wula," kata Nando Watu.

Nando Watu menyatakan, sekarang orang bisa berbelanja secara langsung melalui digitalisasi di platform pasarflores. Konsumen tambahnya, tinggal order dan produknya siap antar. Selain itu pihaknya memasukan paket wisata "School Visit Study" sebagai bagian dari pengalaman wisata edukasi di Detusoko Barat dengan mengunjungi sekolah dan juga sudah dimasukan dalam platform digital decotur.bumdeswisata.id. 

Desa Detusoko Barat, lanjutnya, terus berkomitmen mendukung sekolah merdeka dengan menyediakan Free Wi Fi Zone di area kantor desa untuk anak-anak belajar. Selain itu, membangun Detusoko Creative Hub dalam mendukung kreativitas anak desa serta membentuk forum anak desa untuk penguatan kapasitas anak didik.

"Kami juga telah bekerjasama dengan beberapa kampus di NTT untuk program beasiswa sebagai implementasi desa merdeka," pungkasnya. (Kr7)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan