Devisa Ekspor dan Neraca Perdagangan Surplus
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sampai 30 September 2022, realisasi APBN masih menunjukkan kinerja baik. Realisasi I-Account APBN Regional NTT, jika dibandingkan kondisi tahun 2021 dan tahun 2022 periode yang sama, secara umum kondisinya cukup baik.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi NTT, Catur Ariyanto Widodo mengatakan, pendapatan dan hibah serta realisasi pendapatan juga mengalami peningkatan dari sisi persentasenya.
Dari sisi belanja negara juga mengalami peningkatan. Untuk pendapatan negara sebagian besar memang disumbang komponen penerimaan, baik pajak dalam negeri, pajak perdagangan internasional maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP), yang seluruhnya mengalami peningkatan secara persentase dibanding tahun lalu. Realisasi pendapatan perpajakan sendiri mencapai 74,2 persen dan PNBP sebesar 107,6 persen.
"Jadi kalau kita lihat, sudah tercapai 79,2 persen dari yang ditargetkan," kata Catur saat konferensi pers APBN KITA di Regional Provinsi NTT, di Gedung Keuangan Negara (GKN) Provinsi NTT, Jumat (28/10).
Catur melanjutkan, kinerja pendapatan negara di wilayah Provinsi NTT mencapai 79,2 persen atau Rp2,297 triliun. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan perolehan tahun sebelumnya, baik secara nominal maupun persentase.
Sementara untuk kinerja belanja APBN, dengan adanya akselerasi di empat bulan terakhir dari pelaksanaan APBN Tahun 2022, terjadi peningkatan realisasi baik secara nominal maupun persentase.
Selanjutnya untuk Belanja Pemerintah Pusat (BPP), sampai akhir September 2022 lalu, tercapai Rp 7,071 triliun atau 61,5 persen dari pagu yang dianggarkan.
Catur Widodo mengakui ada beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan dalam mengeksekusi anggaran, namun dapat dilihat perbaikannya pada Triwulan III, maka akselerasi itu bisa dilakukan.
"Kita melihat pada triwulan 1 dan triwulan 2, ada beberapa kementerian/lembaga terlambat melakukan pengadaan barang dan jasa ataupun adanya blokir di beberapa kementerian/lembaga, kemudian dapat terselesaikan pada triwulan ketiga sehingga diharapkan pada triwulan keempat ini, bisa mengajar target yang ditetapkan untuk realisasi anggaran," ujarnya.
Catur berharap agar komponen belanja barang dan modal perlu terus diakselerasi, dengan capaian realisasi yang masih di bawah 60 persen.
Seluruh kegiatan yang sudah direncanakan atau dikontrakkan, dipastikan akan diselesaikan pada Triwulan IV-2022. Capaian realisasi belanja TKDD sebesar 70,5 persen atau Rp 16,362 triliun, yang didorong kinerja belanja DAU dan Dana Desa, realisasinya telah mencapai 80 persen dan 78,9 persen.
Selain itu, kata Catur, devisa ekspor sampai dengan Triwulan III-2022 mencapai USD33, 89 juta atau tumbuh sebesar USD22,98 juta atau 218,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dikatakan, pada September 2022, devisa ekspor tumbuh 38,06 persen. Hal ini didorong meningkatnya ekspor komoditi utama berupa pangan olahan 34,09 persen qtq, furniture 35,23 persen qtq, dan semen 53,65 persen qtq.
Menurut Catur, devisa ekspor dan neraca perdagangan tetap mencatatkan surplus sampai dengan 30 September Tahun 2022.
Dia mengatakan, ekspor didorong oleh produk komoditas berupa tangan olahan, furniture dan semen.
Untuk impor, sampai dengan triwulan 3 Tahun 2022 mencapai USD 1,53 juta didominasi barang berupa bahan baku penolong (share 99,34 persen) dengan asal negara masih didominasi dari Timor Leste.
Komoditi yang tumbuh pesat pada Q3-22 berupa produk kopi 441 persen qtq sementara impor kopra terkontraksi 81,93 persen qtq.
Secara umum, kata Catur, neraca perdagangan di Provinsi NTT masih surplus atau trend surplus selama 9 bulan berturut-turut. Hal ini tentunya cukup baik untuk menopang perekonomian di NTT.
Secara akumulatif dari Januari hingga Agustus 2022, surplus neraca perdagangan mencapai USD31, 96 juta. Hal ini didorong oleh meningkatnya ekspor ke Timor Leste pada Q3-22 sebesar USD2, 65 juta. (r2)
Editor: Marthen Bana