PTTEP-Bunda Julie Fasilitasi Sumur Air Bersih di Kawasan Agrowisata Kopi Mano

  • Bagikan
SAMBUT. GM PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam dan rombongan disambut dengan tarian adat Manggarai saat tiba di Mano, Desa Golo Lobos, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Matim, Senin (12/12/2022). (FOTO: ISTIMEWA)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-PTT Exploration and Production (PTTEP) Indonesia mewujudkan komitmen dan perhatian dengan kembali menghadirkan satu sumur bor air bersih bagi masyarakat Mano, Desa Golo Lobos, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).

PTTEP membantu sumur bor ini lewat fasilitasi anggota Komisi IV DPR RI yang juga Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. Dan peresmian sumur bor dalam ini telah dilangsungkan di Lembah Mano, Desa Golo Lobos, Senin (12/12) petang.

General Manager (GM) PTTEP Indonesia, Mr. Grinchai Hattagam hadir langsung dalam peresmian sumur bor itu juga Bupati Matim, Agas Andreas.

Sumur bor ini diadakan tatkala anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat pada November 2021 silam meresmikan Kawasan Agrowisata Kopi sebagai upaya mengembangkan sektor wisata di NTT. Sayangnya dalam perjalanan hampir setahun belakangan, pohon kopi itu terhambat perkembangannya karena kesulitan air.

"Penanaman pohon kopi mengalami kesulitan, karena lahan seluas 10 hektare itu kekurangan air untuk menanam dan merawat pohon kopi. Padahal berbagai macam jenis Kopi Arabica tertanam di sana dengan memanfaatkan sumber air seadanya," ungkap politikus yang akrab disapa Bunda Julie itu. "Penanaman kopi ini bertujuan menjadikan Mano sebagai kawasan Agrowisata Kopi di masa depan," tambah Bunda Julie.

GUNTING PITA. GM PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam, Bupati Matim, Agas Andreas, Tenaga Ahli Julie Laiskodat, Jener Bana, Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar, dan Romo Robert Pelita menggunting pita saat meresmikan pemanfaatan bantuan sumur bor di Mano, Desa Golo Lobos, Senin (12/12/2022). (FOTO: ISTIMEWA)

Akhirnya, lewat kerja kolaboratif bersama PTTEP Indonesia, akhirnya menyetujui pembangunan sumur bor air bersih di Mano yang peresmiannya berlangsung Senin (12/12).

GM PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam saat memberi sambutan pada peresmian itu mengaku senang dapat berkontribusi untuk mendukung pengembangan agrowisata kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Matim. “Kami senang dapat berkontribusi untuk
memperluas dan memperkenalkan agrowisata kopi di Mano. Adanya sumur air bersih ini diharapkan perkebunan kopi di Mano akan terus berkembang. Semoga dapat memberi dampak pada peningkatan pariwisata dan pergerakan ekonomi yang ada di Mano,” ucap Mr. Grinchai.

Pembangunan sumur bor di Mano ini merupakan sumor bor ketiga yang dibangun PTTEP di NTT. Sebelumnya PTTEP membangun dua sumor bor di Kabupaten Ngada. Khusus sumur air bersih di Mano ini memiliki kedalaman hingga 105 meter dan dapat menghasilkan hingga 100 kubik air per hari.

Peresmian sumur bor ini juga merupakan komitmen PTTEP Indonesia dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di NTT. Oleh karena itu, PTTEP Indonesia berharap fasilitas air ini dapat dimanfaatkan dengan baik agar perekonomian masyarakat Mano dapat meningkat, terutama di Kawasan Agrowisata Kopi.

Kapasitas sumur ini cukup untuk kebutuhan perkebunan kopi di lahan keuskupan ini. Menanam tanaman yang lain pun bukan menjadi perkara yang sulit.

Romo Robert Pelita selaku pengelola Kawasan Agrowisata Kopi Keuskupan Ruteng di Mano menyampaikan terima kasih kepada Bunda Julie dan PTTEP Indonesia yang telah membantu mereka dengan membangun sumur bor di wilayah itu.

Romo Robert mengatakan, selama ini ia bersama pengelola lahan mengambil air bersih dari mata air gunung desa tetangga. Namun saat memasuki musim kemarau, untuk mendapatkan air bersih begitu sulit. Akibatnya, kata Romo Robert, saat musim kemarau banyak pohon kopi yang mati sehingga persentase pertumbuhan kopi di bawah 40 persen.

Meski demikian, lanjut Romo Robert, pihaknya tak patah semangat. Penanaman kopi harus tetap dilakukan, dan untuk mengatasi kesulitan air, maka penanaman dilakukan bertahap hingga akhirnya mereka mendapatkan bantuan sumur bor air dalam dari PTTEP Indonesia melalui peran Bunda Julie.

Romo Robert mengaku, dengan adanya sumur bor ini, pihaknya tidak hanya mengembangkan tanaman kopi, tapi tanaman lainnya akan dikembangkan di lahan milik Keuskupan Manggarai tersebut. Tujuannya agar pengunjung wisata ketika berkunjung tidak hanya saat panen kopi, tapi bisa ikut menikmati tanaman lainnya.

“Saya sangat gembira prospek lahan Keuskupan sangat terbuka lebar. Dengan adanya air, ini menjadi sumber kehidupan. Kami punya harapan besar untuk mengembangkan tanaman kopi dan tidak menutup kemungkinan ada tanaman lain seperti cengkeh dan lainnya,” kata Romo Robert.

GM PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam, Bupati Matim, Agas Andreas, Tenaga Ahli Julie Laiskodat, Jener Bana, Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar, foto bersama usai penandatanganan prasasti usai meresmikan pemanfaatan bantuan sumur bor di Mano, Desa Golo Lobos, Senin (12/12/2022). (FOTO: ISTIMEWA)

    Bupati Matim, Agas Andreas dalam kesempatan itu mengatakan, bantuan sumur bor yang ada tentu merupakan bentuk kepedulian dari Ketua Dekranasda NTT sekaligus anggota DPR RI Komisi IV, Julie Sutrisno Laiskodat yang menggandeng perusahaan minyak asal Thailand, yakni PTTEP.

    Karena itu, Bupati Agas meminta masyarakat agar kepedulian dari Bunda Julie dan PTTEP itu harus diwujudnyatakan dengan memelihara sumur bor yang ada dengan baik.

    "Bantuan sumbur bor untuk mendukung Kawasan Agrowisata Kopi Mano, tentu untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi. Sama dengan program TJPS, meningkatkan pendapatan masyarakat petani jagung," ujar Bupati Agas Andreas.

    "Mari kita menikmati sumur bor ini, dan saya hanya minta untuk manfaatkan dengan baik. Jangan sumurnya ada, lalu nanti airnya tidak ada. Ini tidak boleh terjadi. Jauh sebelumnya, Ibu Julie sudah janji akan ada bantuan sumur bor, dan hari ini sudah ada kenyataan," kata Bupati Agas.

    Terhadap bantuan sumur bor yang ada, Bupati Agas menganggap penting untuk perlu menyampaikan terima kasih kepda Bunda Julie juga PTTEP Indonesia. Ucapan terima kasih itu tidak saja dengan kata-kata, tapi yang paling mulia itu bahwa akibat dari bantuan itu meningkatkan kesejahteraan petani.

    Peresmian fasilitas sumur air bersih ini ditandai dengan penguntingan pita dan pembukaan kran air yang dilakukan secara bersama oleh GM PTTEP Indonesia, Grinchai Hattagam, Bupati Matim Agas Andreas, Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar, Pr., Staf Ahli Julie Sutrisno Laiskodat, Jener Bana, dan Sekda Manggarai, Fansi Jahang.

    Hadir juga dalam peresmian itu, para pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Matim, Camat Lamba Leda Selatan, Ketua dan pengurus Partai NasDem Matim, sejumlah kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, sejumlah guru dan pelajar tingkat SLTA, dan masyarakat Mano. Rombongan GM PTTEP Indonesia dan rombongan Bupati Agas, diterima secara adat Manggarai. (aln)

    • Bagikan