Tanamkan Karakter Peserta Didik, SMPN 4 Adakan Belasan Lomba

  • Bagikan
GEBYAR. Para siswi SMPN 4 Langke Rembong menampilkan permainan tradisional Teka Mbau, di halaman sekolah itu, Senin (12/12). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Usai ujian akhir semester, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, langsung mengadakan gebyar dengan menampilkan 13 mata acara lomba, Senin (12/12). Salah tujuan dari kegiatan ini, menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik.

Kegiatan gebyar akhir semester itu berlangsung dalam ruang dan luar ruangan kelas SMPN 4 Langke Rembong, Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong. Dibuka oleh Koordinator Pengawas dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Manggarai, Sabinus Eda. Hadir Kepala SMPN 4 Langke Rembong, Resman Wenseslaus Yan, dan Pengawas Pembina Dinas PPO Manggarai, Robert Mangkung.

Hadir juga sejumlah orang tua, dan seluruh guru, pegawai, serta siswa-siswi dari lembaga sekolah tersebut. Kegiatannya begitu meriah. Pelaksanaannya selama lima hari, sejak 12 - 16 Desember 2022. Pesertanya, siswa-siswi SMPN 4 Langke Rembong. Termasuk juri merupakan tenaga pendidik dari lembaga sekolah itu.

"Kegiatan gebyar ini bertujuan menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Juga tujuannya, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah kepada peserta didik," jelas Ketua Panitia Kegiatan, Antonius P. Riberu kepada TIMEX di sela-sela kegiatan.

Antonius Riberu menjelaskan, tujuan lain dari kegiatan itu adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik, serta mengasah dan mengembangkan kreatifitas peserta didik. Dia menjelaskan, ada sebanyak 13 mata acara yang dilombakan dalam kegiatan itu dengan tema, "Menumbuhkan Karakter Peserta Didik dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Yang Berbudaya."

Ke-13 lomba itu, masing-masing lomba membaca kitab suci, lomba bertutur kitab suci, lomba story telling, membuat media pembelajaran, mengiklankan kearifan lokal, musikalisasi puisi, cerdas cermat berbasis digital, vokal solo, lomba vokal group, lomba menari, permainan tradisional teka mbau, teka raga, dan lomba tarik tambang.

"Teka raga dan teka mbau ini, jenis permainan tradisional masyarakat Manggarai. Bisa dilakukan semua kalangan masyarakat Manggarai, anak-anak hingga dewasa. Nilai yang ditanamkan dalam teka mbau, yakni kerja sama, toleransi, bersatu, dan gotong royong. Teka raga, juga memwujudkan sikap kerja sama, toleransi, bersatu, ketangkasan, dan daya kosentrasi," ujar Riberu.

Kepala SMPN 4 Langke Rembong, Resman Wenseslaus Yan, mengatakan saat ini lagi menghadap tantangan revolusi menuju 5.0. Tentu menghadap tantangan itu, perlu dipersiapkan mulai dari sekarang. Tantangan itu kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, maka soal karaketer dan moral, anak-anak didik banyak yang lakukan penyimpangan.

"Dalam program sekolah, SMPN 4 Langke Rembong memprioritaskan mutu pendidikan dengan berbagai program dan strategi yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan. Salah satunya kegiatan akademik dan non akademik yang kita harus jalani di sekolah ini dalam mencari bibit yang baik untuk ikut perlombaan di masa akan datang," kata Resman

Kemudian, lanjutnya, strategi dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki pada diri setiap siswa itu sendiri supaya lebih kreatif, inovasi dan dapat menjadi insan pendidik yang lebih berkualitas. Kepada juri, Resman berharap untuk beri penilaian yang objektif. Bagi siswa-siswi, khususnya peserta lomba, kegiatan itu sangat bermanfaat. Sehingga tunjukan yang terbaik, baik untuk diri sendiri dan lembaga sekolah.

Koordinator Pengawas, Dinas PPO Manggarai, Sabinus Eda, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala SMPN 4 Langke Rembong bersama para guru, untuk menghadirkan kegiatan gebyar itu.

Kegiatan itu, katanya, sangat luar biasa, dan baru pertama kali digelar di Kabupaten Manggarai. Banyak sekolah lain yang belum paham dengan kegiatan seperti itu.

"Jujur, luar biasa dengan sekolah ini. Masih banyak sekolah di Manggarai, setelah melaksanakan ujian, tidak melakukan aktifitas apa-apa di sekolah. Siswa-siswi juga terkadang tidak mau hadir ke sekolah, karena menganggap sudah selesai kegiatan KBM. Pada hal, kegiatan KBM itu masih sampai terima rapor," kata Sabinus.

Dikatakan, SMPN 4 Langke Rembong, patut dan harus menjadi sekolah contoh. Ada tiga hal penting yang berkaitkan dengan kegiatan Gebyar di SMPN 4 Langke Rembong, yakni karakter, Iptek, dan berbudaya. Banyak lomba yang dilaksanakan pada kegiatan itu, dan yang sangat luar biasa ada lomba menggunakan aplikasi. Juga ada lomba yang menggali kembali pengetahuan alami terkait budaya Manggarai yang nyaris punah.

"Saya merasa ini sangat luar biasa yang dilaksanakan oleh bapa dan ibu guru di sekolah ini, karena lewat lomba ini bisa menggali kembali budaya manggarai yang sudah lama ditinggalkan. Kegiatan ini mau wujudkan manusia yang bermoral, cerdas, inovatif, dan kreatif," bilangnya.

Sabinus berharap para siswa di sekolah itu tidak boleh lupa dengan sumber kehidupan. Salah satunya saat ini, banyak anak-anak yang malas ke gereja. Dalam diri setiap siswa perlu ditanamkan sikap yang saling menghargai satu sama lain. Kepada pihak sekolah, Sabinus berpesan agar lomba-lomba seperti itu harus membudaya. (*)

Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan