Unicef dan CIS Timor Gelar Sharing Pembelajaran Pelaksanaan PAUD-HI

  • Bagikan
Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi didampingi Bunda PAUD 2 NTT, Maria Fransiska Djogo dan Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe saat membuka kegiatan Sharing Pembelajaran Pelaksanaan PAUD-HI di Hotel Aston, Rabu (8/2). (INTHO HERISON TIHU/TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif (HI) Tahun 2022-2023 juga mendapat dukungan dari Pemerintah Jepang. Dukungan tersebut akan berakhir pada bulan Februari 2023.

Mengingatkan hal ini sangat penting untuk pengembangan anak sejak dini, Unicef dan CIS Timor Gelar Sharing Pembelajaran Pelaksanaan PAUD-HI dengan melibatkan PAUD-HI dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kota Kupang.

Kegiatan Sharing Pembelajaran Pelaksanaan Paud HI dilangsungkan selama dua hari (8-9 Februari). Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi dan dihadiri secara virtual oleh Kemenkes RI.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Bunda PAUD 2 NTT, Maria Fransiska Djogo, Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe serta Pengurus PAUD tingkat Kabupaten TTS dan Kota Kupang.

Dalam kesempatan ini, Wakil Gubernur NTT Josef Nai Soi, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pengurus PAUD-HI dan tenaga pendidik yang sudah berupaya serta bekerja keras membentuk kehidupan anak sejak dini.

Dikatakan pekerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan mendidik anak-anak seharusnya dilakukan oleh seseorang yang bergelar doktor dan profesor.

"Tapi saya yakin dan percaya para pendidik ini sudah memiliki kemampuan yang sama dengan doktor dan profesor. Terima kasih untuk kerja kerasnya," pintanya.

Dikatakan pemerintah NTT memiliki tujuan yang mulia untuk pengembangan sumber daya manusia anak usia dini yang berkelanjutan di NTT bertujuan untuk mewujudkan "Anak NTT Cerdas", "Anak NTT Sehat", "Anak NTT Berkarakter" dan pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu visi dari pemerintah Provinsi periode 2018-2023 dan mendapatkan Generasi Emas NTT tahun 2045.

Menurut mantan anggota DPR RI itu, PAUD bukan sekolah tetapi pendidik karena anak ingin mencari sesuatu dari luar untuk dicontohi.

"Jangan kita suruh anak pikul buku apalagi disuruh kerja PR. Bermain, diajarkan berbuat baik dan bergembira itulah PAUD.Jadi ilmu mengantar mulai dari Paud untuk mengenal apa itu hidup dan kehidupan," pintanya.

Disebutkan, anak NTT memiliki kemampuan yang luar biasa. Kesehatan dan kedisiplinan dan mendidik harus diterapkan secara baik. Walau berbagai label negatif disematkan kepada NTT namun itu bukan menjadi alasan untuk kita tidak berkembang.

Kerjasama dari berbagai lembaga dan instansi sangat dibutuhkan sehingga membentuk anak-anak NTT sejak dini. "Untuk memenuhi semua PAUD Holistik Integratif dan Integral maka semua pihak harus terlibat dalam membentuk kehidupan anak. Terima kasih untuk Unicef dan CIS Timor," pintanya.

Bunda PAUD 2 NTT, Maria Fransiska Djogo dalam kesempatan tersebut mengatakan Lembaga PAUD-HI memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang kemajuan dan kemandirian pendidikan secara berkelanjutan.

Maria menjelaskan, PAUD-HI merupakan program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Peraturan Presiden RI Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif.

Perpres ini mengamanatkan bahwa layanan pengembangan anak usia dini holistik dan integratif mencakup layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan menjadi kebijakan pengembangan anak usia dini yang berkolaborasi dengan seluruh stakeholders baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, tokoh masyarakat dan orang tua.

"Pengadaan alat permainan edukatif dan buku bacaan, juga dukungan yang sangat berarti dalam kaitan dengan kebijakan PAUD-HI. Ada juga Peraturan Bupati TTS tentang penyelenggaraan PAUD-HI, Petunjuk Pelaksanaan PAUD-HI sebagai pelengkap Perwali PAUD-HI Kota Kupang dan Pergub PAUD-HI NTT yang sekarang sedang dalam proses finalisasi," ungkapnya.

Menurut Maria, lembaga PAUD memiliki peran yang sangat penting untuk ikut andil menunjang kemajuan pendidikan yang lebih konstruktif dan positif untuk meningkatkan kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lanjut Maria, anak usia dini membutuhkan dukungan layanan pendidikan, bukan hanya secara internal (dalam keluarga), tetapi perlu dukungan pendidikan secara eksternal yang bisa difasilitasi oleh lembaga PAUD.

"Kita tahu bersama bahwa masa anak usia dini adalah merupakan masa usia yang paling peka yang tentunya membutuhkan responsasi atau rangsangan pembekalan pendidikan yang diawali dari bimbingan orang tua sejak dilahirkan, dan dilanjutkan secara bertahap dan berkelanjutan," Kata Maria.

Pemenuhan kebutuhan esensial perkembangan dan pertumbuhan anak secara holistik dan integratif sangat penting.

Peserta Sharing Pembelajaran Pelaksanaan PAUD-HI di Hotel Aston, Rabu (8/2). (INTHO HERISON TIHU/TIMEX).

"Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui pembiasaan ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih (minimal, menggunakan material sederhana dan ada air mengalir, memberikan PMT secara berkala, melalui pemanfaatan potensi lokal yang ada di NTT, seperti contohnya Tanaman Kelor," ungkapnya.

Program PAUD-HI merupakan katalisator dalam upaya transformasi dan akselerasi kualitas hidup anak-anak di Indonesia lebih khusus di Provinsi NTT.

Penting untuk menerapkan layanan esensial di luar pendidikan seperti: Kelas orang tua sebagai komunitas belajar dalam berbagai praktik baik mengenai kebutuhan esensial anak (intervensi gizi-sensitif), Pemantauan Pertumbuhan Anak (tinggi/berat badan dan lingkar.

Kapasitas dan kesejahteraan pendidik PAUD, kata Maria, perlu menjadi perhatian khusus pemerintah. Hal ini berkaitan dengan hak atas penghasilan layak bagi para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD karena guru PAUD adalah pondasi pendidikan anak usia dini.

Peningkatan pemahaman orang tua terkait sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak antara lain dengan pemberian jaminan asupan gizi sejak dalam kandungan, perbaikan pola asuh keluarga, dan perbaikan fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan.

"Peningkatan layanan perlindungan anak termasuk layak anak melalui penguatan sistem perlindungan anak dari satuan PAUD termasuk layanan akte kelahiran serta perhatian pada anak usia dini yang berkebutuhan khusus yang sering luput dari pembuat kebijakan dan penganggaran," cetusnya.

Lebih lanjut Istri Wakil Gubernur NTT itu mengungkapkan, Bunda PAUD NTT mengapresiasi dukungan Unicef kepada Pemerintah Provinsi NTT, Kota Kupang dan Kabupaten TTS untuk membantu pemulihan perkembangan anak usia dini melalui program PAUD-HI.

"Kami memberikan apresiasi kepada Unicef yang membantu kesiapan sekolah melalui kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas guru, program parenting, menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, sosial emosional dan spiritual di tahap berikutnya," ujarnya.

Ia menambahkan, pelaksanaan PAUD-HI di NTT sangat diperlukan kemitraan dan sinergitas antar sektor dan lembaga agar mewujudkan anak NTT yang cerdas dan sehat serta berkualitas.

Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe mengatakan loka karya tersebut merupakan langkah kolektif yang penting diyakini dapat berbagi pengalaman untuk masa depan anak-anak NTT.

"Saya yakin bahwa saat kita semua berbagi pengalaman, wawasan, dan gagasan, kita akan mampu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua anak, keluarga, dan masyarakat," ungkapnya.

Unicef kata dia, sangat bangga dapat bekerja sama dalam kemitraan untuk memastikan anak-anak merasakan manfaat dari lingkungan pendidikan dan tumbuh kembang yang aman dari penularan Covid-19.

"Unicef berterima kasih kepada Pemerintah NTT, CIS-Timor, YSSP, akademisi, organisasi masyarakat sipil serta seluruh komponen masyarakat yang telah berkontribusi," bebernya.

Ditegaskan bahwa pihaknya mendukung komitmen para pihak dan Pemerintah Provinsi NTT dalam membuat dampak positif ini menjadi eksponansial.

Menurutnya, kebijakan yang telah dibuat dan pembelajaran praktik baik dalam implementasi ini merupakan sebuah katalisator yang dapat membuat pemangku kebijakan kabupaten dan kota lainnya menciptakan regulasi serupa dan menerapkan pelaksanaan Program PAUD-HI di daerahnya. (r3).

  • Bagikan