Sinergi Kementan dan Komisi IV DPR RI, Gencarkan Genta Organik di TTU

  • Bagikan
Narasumber pembuatan pupuk organik/bokashi dari BRIN, Yohanes Lekin Seran menunjukkan cara pembuatan pupuk bokashi kepada peserta Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani Milenial dan penyuluh di Kabupaten TTU, Senin (13/2/2023). (FOTO: Dok. SMK-PP)

KUPANG-Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian BPPSDMP terus berusaha meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.

Bermitra dengan Komisi IV DPR RI, Kementan melalui SMK-PP Negeri Kupang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani Milenial dan penyuluh di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada Senin (13/2/2023).

Mengusung tema besar pentingnya gerakan tani pro organik (Genta Organik), Bimtek ini melibatkan 30 peserta yang berprofesi sebagai petani milenial dan penyuluh pertanian di Kabupaten TTU.

Pelaksanaan Bimtek ini selaras dengan ajakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mendorong Genta Organik dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

"Kami harapkan kepada gubernur, bupati, wali kota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan," kata Syahrul.

Mentan Syahrul juga mengajak penyuluh dan petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dampak dari perang Rusia-Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal. Maka dari itu, pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakan.

"Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik. Momentum di tengah harga pupuk kimia yang melonjak. Potensi alam kita bisa kita manfaatkan secara maksimal," kata Dedi Nursyamsi.

Dikatakan Dedi, di tahun 2023 tantangan yang dihadapi bisa juga menjadi peluang bagi petani-petani milenial untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena itu BPPSDMP terus meningkatkan kemampuan petani milenial agar profesional, mandiri, memiliki daya saing serta berjiwa wira usaha.

Pada Bimtek bersama petani milenial dan penyuluh ini dihadiri langsung oleh Gregorius Ratrigis, selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten TTU serta anggota Komisi IV DPR RI Edward Tannur, yang juga membawakan materi tentang pertanian organik secara virtual.

Gregorius Ratrigis mengatakan, kegiatan Bimtek ini sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh serta petani milenial di TTU.

Sebagai wakil rakyat perwakilan NTT, Edward Tannur mengatakan bahwa Bimtek untuk petani dan penyuluh dan pengembangan pendidikan vokasi pertanian harus terus dilakukan, karena anak-anak muda atau milenial serta penyuluh lah para pelaku dalam mengentaskan NTT dari kemiskinan.

"Swasembada pangan adalah salah satu kunci sukses bertahan di masa resesi dan ini bisa dimulai dari mulai mengembangkan pangan lokal dengan memanfaarkan pupuk organik seperti di Kab. TTU ini," ujar Edward Tannur.

Dalam Bimtek itu pun juga dipraktikkan demo tentang pembuatan pupuk organik yang diharapkan para peserta bisa membuat dan mengembangkan mandiri ke depannya.

Narasumber pembuatan pupuk organik/bokashi, Yohanes Lekin Seran, dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa pembuatan bokashi ini sangat bermanfaat karena dapat menggantikan penggunan pupuk urea.

Kepala SMK PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP berharap dengan ada nya bimbingan teknisdapat meningkatkanya pengetahuan petani dan penyuluh. “Diharapkan akan ada peningkatan kapasitas penyuluh dalam hal transfer teknologi kepada petani. yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani” tandas Stepanus. (*)

Penulis: Luthfi

  • Bagikan