Longsor Berwujud Bukit Tutup Jalan Trans Timor di Takari, BPJN NTT Kerahkan 6 Unit Alat Berat

  • Bagikan
SIGAP. Kepala BPJN Wilayah X Provinsi NTT, Agustinus Junianto memberi penjelasan terkait penanganan bencana tanah longsor di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Sabtu (18/2). Tampak alat berat tengah menyingkirkan material longsor di Km 72 arah Kupang. (FOTO: ISTIMEWA)

Transportasi Lumpuh Total

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Hujan yang terus melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir telah menimbulkan sejumlah bencana. Terkini, bencana tanah longsor terjadi di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Tepatnya di Kilometer 72 dari arah Kota Kupang.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Agustinus Junianto, ST., MT yang memberi penjelasan melalui tayangan video dari lokasi bencana, Sabtu (18/2), menjelaskan, akibat hujan yang terus melanda wilayah sekitar, telah terjadi tanah longsor di Kilometer 72.

Junianto menyebutkan, bencana tanah longsor ini terjadi sekira pukul 19.00 Wita pada Jumat (17/2), dan berlangsung hingga Sabtu (18/2) dinihari sekira pukul 02.00 Wita. Akibat longsoran ini, arus transportasi dari Kota Kupang ke arah timur, yakni ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Malaka, bahkan ke negara Timor Leste lumpuh total.

"Selamat sore, kami laporkan dari Kilometer 72 arah Atambua, telah terjadi longsoran pada tanggal 17 Februari 2023. Hari ini tanggal 18 Februari 2023, kondisi di lapangan tidak bisa dilewati karena longsoran terjadi dari jam tujuh malam hingga jam dua subuh, dimana tinggi longsoran rata-rata sekira enam meter," ungkap Junianto melalui tayangan video berdurasi satu menit tiga puluh satu detik yang diperoleh TIMEX, Sabtu (18/2).

Junianto menyatakan, pihaknya membutuhkan kerja ekstra keras karena material longsor yang menutup badan jalan nasional itu rata-rata setinggi enam meter dengan panjang hingga 200 meter. Dengan lebar jalan dan ruang milik jalan sekira 15 meter, jika dikalkulasi, material longsor yang menutupi jalan utama Trans Timor itu mencapai lebih kurang 18 ribu kubik.

Junianto mengatakan, untuk menyingkirkan material longsor itu, hari ini pihaknya menurunkan sebanyak empat unit ekskavator. "Hari ini kami mobilisasi empat ekskavator, yang sudah ada di lapangan tiga ekskavator, kemudian besok (Minggu, 19/2, Red) kita akan mobilisasi lagi dua ekskavator yang akan bekerja dari arah SoE. Harapan kami kondisi ini cepat tertangani," harap Junianto.

Jika melihat kondisi lapangan, jalan nasional itu seperti tertutup bukit. Bahkan ada warga yang menyebutkan bahwa bencana ini seperti gunung yang sedang berpindah ke badan jalan.
Sementara itu, tidak adanya jalan alternatif membuat sejumlah kendaraan arah Kupang ke SoE dan seterusnya ke timur dan sebaliknya terpaksa bermalam di jalan. Bahkan ada yang memilih putar balik seperti yang dilakukan Sherlyani dan suaminya Junedi yang pada Jumat (17/2) malam hendak ke Kupang menengok anaknya yang kuliah di ibukota Provinsi NTT itu.

Ruas jalan nasional yang menghubungkan Indonesia-Republik Demokrat Timor Leste (RI-RDTL) tidak bisa diakses akibat bencana longsor. Bencana alam tersebut terjadi di Jalan Timor Raya KM 37, Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang Jumat (17/2) petang.

Sebelumnya, Pemprov NTT melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan koordinasi secara berjenjang untuk langkah penanganan. Sejumlah alat berat sudah diterjunkan ke lokasi longsor namun hingga kini, material longsor belum bisa dibersihkan. Selain itu, belum ada jalan alternatif sehingga akses dari Kabupaten TTS, TTU, Belu, Kabupaten Malaka, dan Timor Leste ke Kota Kupang lumpuh total.

Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo kepada TIMEX mengaku sudah menerima laporan dari BPBD Kabupaten Kupang terkait bencana alam tersebut.

Ambrosius menyebut, pihaknya juga secara berjenjang telah melakukan koordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X untuk penanganan bencana itu karena ruas jalan tersebut merupakan jalan dengan status nasional.

"Kami dari tadi malam (Jumat, 17/2, Red) sudah berkoordinasi dan Kepala BPBD dan Kadis PUPR Kabupaten Kupang sudah turun. Mereka juga menerjunkan alat berat untuk bersihkan material tapi hasilnya masih nihil," ujarnya.

Dikatakan, belum ada jalur alternatif sehingga banyak kendaraan yang terjebak ketika hendak bepergian ke Kota Kupang maupun sebaliknya. "Ini mau dikatakan fenomena karena gunung pindah. Sedangkan longsor biasa tidak seperti ini. Karena gunung yang pindah sehingga untuk buka akses jalan, maka harus belah gunung," tuturnya. (aln/r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan