Sesuai Ekspektasi, Proyek Jalan Hasil Pinjaman Daerah segera Rampung

  • Bagikan
JAMINAN MUTU. Aktifitas pekerjaan jalan hotmix di ruas jalan Kembur-Paka Nceang di wilayah Kecamatan Borong, Kabupaten Matim. Gambar diabadikan Senin (3/7). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Akses menuju wilayah tengah dan utara Kabupaten Manggarai Timur (Matim), akan semakin mudah dan lancar seiring akan segera rampungnya pekerjaan ruas jalan Kembur-Paka-Nceang, di Kecamatan Borong. Pengawas pun menjamin kualitas jalannya sesuai spesifikasi.

Proyek jalan dengan konstruksi hotmix ini menyerap biaya senilai Rp 14 miliar lebih yang bersumber dari dana pinjaman daerah di Bank NTT tahun 2023. Kontraktor pelaksananya PT Floresco dan konsultan pengawas CV. Barometer. Proyek tersebut mulai dikerjakan sejak 23 Februari 2023, dan sesuai kontrak akan berakhir pada 4 Agustus 2023.

Terpantau di lokasi, Senin (3/7), sejumlah petugas dan pekerja sibuk mengerjakan penghamparan aspal hotmix yang dituangkan dari alat penghampar (Asphalt finisher). Pengawas juga tampak begitu intens melakukan pengawasan terhadap proyek yang dibiayai dari dana pinjaman tersebut. Termasuk mengecek komposisi campuran aspal, cara pemadatan aspal, dan suhu penghamparan aspal.

"Semua proses pemadatan sudah tuntas, dan sekarang ini masuk proses pengaspalan jalan dengan hotmix. Pekerjaan yang masih dikebut saat ini di titik segmen satu, yakni Cabang Kampung Lopa-Nceang. Kondisi Sabtu (1/7), progresnya sudah di atas 67 persen," kata Konsultan Pengawas CV. Barometer, Fransiskus X. Candra, kepada media ini saat ditemui di lokasi proyek, Senin (3/7).

Menurut Candra, total volume atau panjang ruas jalan Kembur-Paka-Nceang yang dikerjakan mencapai 8.625 meter. Dimana sebagian pada ruas jalan ini sudah diintervensi tahun sebelumnya oleh kontraktor pelaksana yang sama. Sehingga tahun 2023, penanganan pada ruas jalan itu tuntas dibangun.

Terkait mutu pekerjaan, Candra yang intens monitor di lapangan menjamin kualitasnya. "Itu (kualitas, Red) tidak perlu diragukan alias sesuai ekspektasi. Pasalnya semua proses telah mengikuti pedoman dan prosedur yang tertuang dalam baku mutu teknis pelaksanaan," jelas Candra.

Sebut saja, lanjut Candra, pada awal pengambilan sampel material di quary yang akan digunakan oleh kontraktor, dikirim ke laboratorium Dinas PU Provinsi untuk dilakukan pengujian Job Mix Design (JMD). Selanjutnya, hasil pengujian dijadikan acuan oleh Kontraktor untuk melakukan Job Mix Formula (JMF). Hasil mix yang dilakukan pihak kontraktor diteliti lagi oleh konsultan bersama staf teknis Dinas PUPR di lab yang disiapkan oleh kontraktor. "Kalau sudah sesuai akan di rekomendasikan untuk bisa dikirim ke lapangan. Saat pekerjaan lapangan, dilakukan pengujian lagi seperti mutu beton, kepadatan, dan ketebalan agregat, HRS Base," urainya.

"Mungkin pekerjaan jalan Kembur-Paka- Nceang orang persoalkan karena melihat meterial hotmix dibawa dari Lembor dengan jarak jauh. Tapi mereke tidak tahu teknik bagaimana supaya suhu hotmix bisa dipertahankan. Sebelum digunakan, kita juga lakukan pengukuran dengan menggunakan alat termometer pengukur suhu. Semua proses itu kalau tidak sesuai, kita punya hak menolak. Sehingga hasil proyek ini dijamin sesuai ekspektasi," sambung Candra.

Candra menyatakan, termometer pengukur suhu atau temperatur yang disiapkan di lapangan sudah sangat standar dan teruji. Alat tersebut digunakan ketika kendaraan pengangkut material hotmix tiba lokasi, dan setelah terpal penutup materi dibuka, maka suhunya diukur. Jika suhunya sesuai dengan standar yang ditentukan, baru bisa digunakan.

"Apalagi ini bukan pekerjaan baru bagi kami, dan juga kelasnya kontraktor PT Floresco. Lebar badan jalan yang dikerjakan pada ruas jalan ini tiga meter dengan ketebalan hotmix empat cm. Jadi kalau mau ukur ketebalan itu, jangan di luar badan jalan yang dikerjakan sesuai kontrak 3 meter. Ukurlah yang di badan jalannya. Termasuk pekerjaan pada ruas jalan Kembur-Metuk, itu pekerjaanya dipastikan sesuai yang diharapkan atau sesuai spesifikasi," jamin Candra.

Terpisah, Kadis PUPR Matim, Yos Marto kepada media ini menyebutkan, ada enam paket pekerjaan yang dibiayai dari dana pinjaman daerah tahun anggaran 2023. Salah satunya adalahpaket jalan Kembur-Paka-Nceang dengan nilai kontrak Rp 14.217.186.000.

Secara keseluruhan, lanjut Yos, dari enam paket proyek pinjaman Bank NTT itu, progresnya sudah di atas 50 persen. Bahkan satu paket, yakni Sok-Waa Care progresnya sudah 85 persen.

"Tentu yang pasti pekerjaan proyek yang ada itu sesuai ekspektasi. Dimana pastinya mengikuti Juklak dan SOP, dan teknisnya itu ada pada kita punya pengawas di lapangan. Sebut saja tahapan hotmix ini, setelah penghamparan agregat A, dan telah disetujui direksi dan pengawas lapangan sesuai dengan spesifikasi dan ketebalan rencana, lalu dilakukan prime coat sebelum penghamparan hotmix," jelas Yos Marto.

Dia pun berharap semua pekerjaan jalan yang dibiayai dari dana pinjaman, termasuk bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bisa selesai tepat waktu. Tahun 2023 juga, Pemkab Matim mendapat alokasi dana pusat melalui Inpres sekira sebesar Rp 30,8 miliar untuk intervensi pembangunan jalan Benteng Jawa-Dampek, dengan panjang lebih kurang 12 Km. Namun proses tendernya dilakukan pemerintah pusat.

"Jadi perencanaan yang kita usul itu ada 12 Km. Terkait proses tender, itu dilakukan oleh pemerintah pusat melalui balai yang ada. Sementara pekerjaaan hotmix di Sok-Wae Care dengan sumber pinjaman daerah, progresnya mencapai sekira 85 persen. Karena pekerjaan hotmixnya sudah rampung, dan sekarang tinggal kerja bahu jalan dan mortar sedikit," kata Marto. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan