Antisipasi Perpecahan, FKUB Launching Kampung Kerukunan

  • Bagikan
LAUNCHING. Ketua FKUB Kota Kupang, Pdt. Jacky Latupeirissa, M.Th bersama semua pihak saat melaunching KKUB di UKAW Kupang, Jumat (27/10). (FKUB FOR TIMEX).

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Perhelatan pesta demokrasi serentak menyisakan beberapa waktu lagi. Berbagai tahapan pemilihan umum (Pemilu) tengah bergulir. Meski demikian, ancaman perpecahan di tengah kelompok masyarakat mulai dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Untuk mengantisipasi dan menjaga kehidupan antar masyarakat terus rukun dan tidak memecah belah persatuan yang sudah terjalin, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kupang melaunching Kampung Kerukunan Umat Beragama (KKUB) Kelurahan Oesapa.

Acara seremoni pelaunchingan KKUB berlangsung meriah di halaman Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang dengan melibatkan semua unsur masyarakat. Kegiatan ini diawali parade dengan mengambil titik star di halaman gereja Katolik St. Paulus Petrus Oesapa dan finis di UKAW, Jumat (27/10).

Ketua FKUB Kota Kupang, Pdt. Jacky Latupeirissa, M.Th, mengatakan kegiatan tersebut merupakan implementasi program dari FKUB Kota Kupang dalam rangka membangun suasana hidup beragama yang rukun dan harmonis di Kota Kupang. Sebab, dalam perjalanan, FKUB melihat bahwa, kondisi intoleransi yang terjadi membuat masyarakat tidak bisa bersama membantu pemerintah dalam membangun. 

Dikatakan proses pembangunan hanya bisa terwujud jika masyarakat hidup rukun dan dengan kondisi tersebut membuat masyarakat bekerja sama, saling menopang untuk terselenggaranya program percepatan pembangunan seperti penanganan masalah stunting, kebersihan dan sebagiannya.

"Semuanya bisa terlaksana jika masyarakat itu hidup rukun," katanya.

Selain itu, kondisi masyarakat dalam menghadapi Pemilu serentak tahun 2024, bisa saja membawa peluang perpecahan. Hal ini bisa menyebabkan adanya gesekan antara suku, agama, antar golongan karena marak terjadi politik identitas.

Untuk itu, dengan kehadiran kampung kerukunan, bisa menolong masyarakat dari berbagai aspek kehidupan, supaya masyarakat bisa hidup berdampingan dan saling menerima satu dengan yang lain.

"Kita tidak bisa menolak warna-warni kehidupan. Kita merasa dari suku mana, agama mana tidak bisa ditolak karena perbedaan itu adalah suatu kekayaan. Yang menjadi soal jika perbedaan itu membuat kita terpecah. Apa lagi memilih pemimpin ini sangat sensitif jika kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dengan melakukan kampanye di rumah ibadah sangat berbahaya," katanya.

DEKLARASI. Penandatanganan deklarasi pemilu damai pada acara pelaunchingan KKUB Kelurahan Oesapa di UKAW Kupang, Jumat (27/10). (FKUB FOR TIMEX).

Oleh sebab itu lanjut Jecky, melalui kampung kerukunan ini, FKUB hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa bersatu meski ada perbedaan dalam satu kesatuan untuk mewujudkan suksesnya penyelenggaraan pemilu yang aman, damai, riang gembira dan pemilu yang menghasilkan pemimpin bangsa ini kedepannya.

Menurut Pdt Jeck, Ini menunjukan bahwa upaya membangun membutuhkan kerjasama semua stakeholder. FKUB mempersembahkan kampung kerukunan ini untuk masyarakat kelurahan Oesapa, supaya tidak ada sekat-sekat baik di pemerintah, agama dan di kehidupan luas.

"Kita hanya menjembatani untuk menciptakan suasana yang baik, aman dan damai," kata dosen UKAW itu.

Lanjutnya, Kota Kupang ini harus dilihat sebagai rumah besar persaudaraan. Beda kamar tapi sebenarnya satu rumah. "Melalui kebersamaan ini, kita bisa membuat wajah kota berjuluk kota kasih ini menjadi kota yang nyaman untuk dihuni oleh semua masyarakat serta membawa kesejukan bagi semua orang yang datang. Kota Kupang menjadi contoh kehidupan bagi Indonesia dari sisi kerukunan," pintanya.

Prof Godlief Neonufa, Rektor UKAW Kupang dalam kesempatan tersebut juga mengaku bangga karena FKUB bisa menghadirkan kampung kerukunan di kelurahan Oesapa.

"UKAW merupakan tempat yang tepat untuk melaunching kampung kerukunan karena kampus ini menunjukan wajah kerukunan karena mahasiswa datang dari berbagai kalangan meski kampus ini milik gereja.

"Mahasiswa banyak dari agama lainnya. Jadi ini menunjukan suatu bentuk wajah kerukunan yang luar biasa dan proses persiapan pemimpin bangsa kedepannya.

Pantauan Timor Express, kegiatan ini mendapat dukungan dari semua stakeholder baik pemerintah, forkopimda Kota Kupang, tokoh masyarakat, agama dan lembaga pendidikan dari semua tingkatan.

Acara ini juga dikemas dengan deklarasi pemilu damai oleh semua pihak melalui penandatanganan pada baliho yang sudah disiapkan panitia KKUB Kelurahan Oesapa. (r3)

  • Bagikan