Ganjar Angkat Kondisi Riil NTT

  • Bagikan
Yeftha Sabaat

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Penampilan debat perdana capres, Selasa (12/12) malam berlangsung seru.

Tema yang diangkat yakni, hukum, HAM, pemerintahan, pemberantasan korupsi dan penguatan demokrasi. Dalam debat tersebut, paslon nomor urut 3 dinilai mendapatkan dampak elektoral dari masyarakat NTT lebih banyak.

Hal itu lantaran Ganjar Pranowo dirasa membeberkan gagasan yang menyentuh langsung kondisi nyata di NTT.

Pengamat Politik dari Unmuh Kupang, Ahmad Atang kepada Timor Express, Rabu (13/12) mengatakan, debat perdana berlangsung cukup menarik, apalagi pertanyaan yang dirancang panelis memiliki bobot ilmiah, namun tetap dibingkai oleh masalah-masalah yang empiris.

Menurutnya, Ganjar menguasai materi debat dan tampil tanpa beban. Pertanyaan dan jawaban pun dielaborasi cukup baik dan tidak abu-abu, realistis dan terukur.

Merujuk pada kepentingan publik NTT terhadap materi debat, maka masalah soal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang perlu mendapatkan atensi capres.

"Ganjar beberapa kali mengambil contoh dari NTT, sehingga hal ini dapat memberikan dampak elektoral. Secara keseluruhan proses debat perdana ini, posisi Ganjar lebih baik dibandingkan Anies dan Prabowo," ungkap Ahmad.

Sementara capres nomor 1, Anies Baswedan menurut Ahmad, terlalu percaya diri sehingga jawabannya cenderung mendikte dan menggurui, bahkan terkesan meremehkan capres lain.

"Hal ini wajar karena Anies tidak memiliki ikatan emosional dengan kekuasaan dan tidak memiliki beban apapun," tuturnya.

Sementara capres nomor urut 2, Prabowo Subianto cukup percaya diri namun tidak mampu mengontrol emosi. Materi debat membuat posisi Prabowo menjadi dilematis soal HAM, penegakan hukum dan  pemberantasan korupsi karena terkait masa lalu Prabowo dan Jokowi efek justru jadi blunder.

"Prabowo selalu kehabisan argumen untuk mematahkan serangan paslon lain," ungkapnya.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Undana, Yeftha Sabaat mengungkapkan, dari hasil perdebatan tersebut, maka pengaruh elektoralnya mengalir positif ke Ganjar. Hal itu karena masalah publik dan lainnya lebih banyak disinggung Ganjar.

"Isi maupun solusi yang disampaikan sangat kontekstual dengan kondisi riil masyarakat NTT," sebutnya.

Menurut Yeftha, bagi Prabowo dan Anies dalam debat tersebut saling serang, sehingga itu merugikan elektabilitas keduanya ke depan. Apalagi pemilih pemula dan pemilih rasional sementara menjajaki visi-misi kandidat melalui debat yang sudah mulai menentukan pilihan.

"Kalau animo debat tetap konsisten seperti tadi malam saya kira yang akan banyak mendapat simpati itu Ganjar," tuturnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Unwira Kupang, Urbanus Ola Hurek mengatakan, ketiga kandidat presiden terlihat amat siap menguasai tema debat.

Gaya memaparkan visi ditampilkan kandidat dengan keunikan masing-masing. Anies mengedepankan kemampuan intelektual dan penyajian yang runtut sistematis. Sementara Prabowo konsisten mengusung keberlanjutan program era Jokowi.

Sedangkan, Ganjar menunjukkan kemampuan menguasai persoalan bangsa dengan menampilkan kasus-kasus di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Papua, Kalimantan, Sulut hingga NTT. Hal ini lah yang dinilai menjadi nilai plus dari Ganjar, sebab menguasai isu, bahkan mengangkat kondisi nyata di NTT.

Menurutnya, dengan begitu, dapat menambah alasan bagi pemilih dalam menimbang, menentukan sikap dan menjatuhkan pilihannya pada pemilu mendatang. (cr1/ays)

  • Bagikan