Miniatur Indonesia Ada di Kota Kupang

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX PELEPASAN. Pj Gubernur NTT, Ayodhia Kalake saat melepas peserta pawai malam takbiran Kota Kupang dengan mengibarkan bendera start, Selasa (9/4).

Ribuan Umat Muslim Meriahkan Pawai Takbiran

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Ribuan umat muslim Kota Kupang memenuhi jalanan Kota Kupang dalam Kupang Bertakbir 1 Syawal 1445 Hijriah. Perayaan yang meriah dengan pawai keliling jalanan itu mengambil start di depan Kantor Bupati Lama, menjadi pusat perhatian pada Selasa (9/4).

Acara ini diselenggarakan atas inisiatif empat organisasi, yakni PWNU, Beta Hijrah Community, Ikatan Pelajar NU NTT dan Remaja Masjid Al-Baitul Qadim Airmata.

Malam takbiran atau malam 1 Syawal menjadi sorotan utama dalam rangkaian kegiatan ini. Konsepnya yakni pawai mobil hias yang menarik antisiasme masyarakat. Sebanyak 33 unit mobil hias turut serta dalam pawai tersebut mewakili berbagai ormas masjid, majelis talimnserta yayasan-yayasan mesjid yang ada di Kota Kupang. Partisipasi para peserta pawai tersebut menjadi bagian penting dalam merayakan malam takbiran yang penuh kebersamaan.

Dalam acara malam takbiran ini, turut hadir Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, Pj Wali Kota, Fahrensy Funay, Kapolda, Kapolesta, Dandim, Danrem serta perwakilan dari berbagai organisasi seperti MUI NTT, MUI Kota Kupang, DMI NTT dan DMI Kota Kupang.

Fahmi Husein Syahsegaf selaku Ketua Penelitian Perlaksanaan menjelaskan bahwa perayaan Kupang Bertakbir 1 Shawwal 1445 Hijriah tetap menghadirkan pawai takbiran, namun kali ini dengan tambahan parade kavila mobil hias.

"Kami berkolaborasi dengan DMI Kota Kupang, MUI Kota Kupang serta instansi keagamaan pemerintah di Kota Kupang dan Nusa Tenggara Timur untuk mengajak masjid-masjid, Ormas dan paguyuban untuk mengirimkan satu perwakilan mobil hias dalam parade kavila mobil hias," ungkapnya.

Acara pawai mobil hias di Kota Kupang diawali dengan pemukulan beduk oleh Pj Gubernur NTT sebelum rombongan dilepas bersama Pj Wali Kota Kupang yang akan menerima rombongan. Tema acara ini adalah Mempererat Tali Silaturahmi dan Hubungan Ukuhwa Islamiyah di Kota Kupang, terutama dengan remaja-remaja masjid.

Tujuan utamanya adalah untuk mempererat hubungan antararemaja masjid dengan orang tua, sehingga ikatan kekeluargaan dan kekuatan komunitas dapat terjalin lebih erat.

Selain melibatkan remaja masjid, kegiatan ini juga melibatkan seluruh ormas keagamaan dan peguyuban di Kota Kupang, termasuk OKP seperti Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Kristus Raja Kupang, Pemuda GMIT Ebenhaeser Oeba, Pemuda Hindu Dharma Indonesia dan Garda Flobamora Triple X juga turut membantu menjaga keamanan dan mempelancar acara tersebut.

Kegiatan ini menempuh rute yang biasanya dimulai dari masjid raya, namun kali ini dimulai dari kantor Bupati Lama. Dari sana, konvoi kemudian bergerak menuju Gereja Katedral Kristus Raja dilanjutkan dengan melewati Strat A, Suba Suka paradise, Jalan Timor Raya, Gereja Galed Kelapa Lima, Dutalia, Pulau Indah, Bundaran PU, Rumah Sakit Kartini Kupang, Poresta Kupang Kota, Jalan Frans Seda, Rumah Konsultan Timor Leste, Pos Pantauan Lalu Lintas Eltari, Kantor Gubernur NTT, Polda NTT, Gereja Koinonia, Rumah Sakit Umum Yohanes, Rumah Sakit Tentara Wira Sakti, hingga kembali ke Masjid Raya Nurussa'adah sebagai titik finish.

"Ini adalah momen penting bagi remaja masjid untuk mempererat silaturahmi mereka dan membangun hubungan yang lebih kuat di antarsesama umat muslim dan agama lain di Kota Kupang. Kita berharap agar kegiatan ini tidak hanya memperkuat tali persaudaraan, tetapi juga memupuk toleransi antarumat beragama serta menjadikan Kota Kupang sebagai contoh nyata dari keragaman yang damai. Selain itu, kami ingin mengundang OMK Gereja Katedral Kupang untuk menyajikan penampilan paduan suara mereka saat barisan finis tiba.

Lanjut Fahmi, pihaknya juga ingin meminta maaf kepada seluruh warga Kota Kupang atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi karena pembatasan lalu lintas yang diperlukan untuk acara ini.

Tarian Alor, bagian dari warisan budaya Nusa Tenggara Timur juga menjadi sorotan utama saat peserta kafila memasuki garis finish. Tarian ini, yang akan ditampilkan oleh Sanggar Lopo Gaharu yang menandai keberagaman budaya NTT, bersanding dengan peserta dari K2S Kota Kupang, KKSS Kota Kupang dan kelompok-kelompok lainnya.

"Untuk peserta yang menggunakan kendaraan roda dua, kami sebagai panitia mengimbau agar mematuhi aturan lalu lintas, termasuk penggunaan helm, larangan kendaraan dengan knalpot racing, dan yang terpenting, tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini demi keselamatan semua peserta, baik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor," tambahnya.

Ketua PHBI Kota Kupang, Achmad Lickur juga menegaskan bahwa makna Idul Fitri mengembalikan jemaah kepada kesucian fitrah. Menurutnya, kesucian tersebut mengharuskan jemaah untuk menjauhkan diri dari segala bentuk hambatan dalam hubungan dengan sesama manusia.

"Dalam hakikatnya, kesucian membawa kita pada kebersihan dari segala hal. Kota Kupang sebagai kota yang heterogen dengan mayoritas penduduk beragama nasrani, merupakan contoh toleransi yang luar biasa di Indonesia. Kami bersyukur karena dalam keberagaman ini, saudara-saudara Nasrani memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi kami yang merupakan minoritas," ujarnya.

Achmad Lickur menambahkan bahwa hari kemenangan ini, semangat toleransi harus nyata terwujud. Pemuda dari berbagai agama, seperti gerejanKatolik, Hindu dan Buddha juga memberikan apresiasi dan dukungan penuh. Bahkan, beberapa utusan dari kelompok-kelompok tersebut turut terlibat dalam upaya tersebut.

"Ini adalah hal-hal positif yang perlu kita kembangkan, yang menjadi contoh bagi seluruh Indonesia. Miniatur Indonesia ada di sini menunjukkan betapa pentingnya keberagaman sebagai tolak ukur utama," tandasnya.

Toleransi di NTT, katanya, seperti yang ia sebutkan sebelumnya, merupakan barometer bagi Indonesia. Mengapa ia menyebutnya barometer karena di NTT memiliki heterogenitas yang unik. Meskipun berbeda keyakinan, keluarga dan tetangga tetapi tinggal bersama di bawah satu atap, dengan menjaga dan merawat hubungan tersebut dengan baik.

"Saya menyebutnya miniatur Indonesia karena di sini kita melihat keberagaman dalam praktek. Ketika kita menghargai satu sama lain dengan rasa kasih sayang dan saling menghargai, keindahan muncul," tegasnya.

Achmad Lickur juga mengungkapkan penghargaannya kepada Pemerintah Provinsi NTT dan Kota Kupang beserta masyarakatnya atas kontribusi positif dalam memeriahkan perayaan umat Muslim di Kota Kupang.

"Dengan tulus, kami atas nama umat Islam di Kota Kupang dan sekitarnya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi, Pj Gubernur beserta jajaranya, Pemerintah Kota Kupang, penjabat Wali Kota Kupang beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada kami untuk menggelar pawai takbiran sebagai wujud perayaan kemenangan kita," tutupnya. (cr3/gat)

  • Bagikan