Bukukan Sejarah Timor Leste

  • Bagikan
IST BERSAMA. Tim peneliti dari Timor Leste pose bersama keluarga keturunan Raja Amabi di makam Raja Amabi di Kelurahan Oebufu, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Kamis (11/4)

Tim Penulis Timor Leste Kunjungi Kerajaan dan Makam Raja Amabi

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Tim penulis asal Timor Leste yang dipimpin Antero Benedito da Silva mengunjungi bekas kerajaan dan makam Raja Amabi di Sonaf Fautnesi Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/4).

Tim yang beranggotakan lima orang ini berlatar belakang akademisi, mahasiswa, dan tokoh adat serta dokumenter, bertujuan melakukan riset dan pengumpulan data demi penulisan buku sejarah Timor Leste.

Kedatangan tim disambut hangat keluarga keturunan Raja Amabi dengan tutur adat (Natoni) dan pengalungan selendang sebagai tradisi penyambutan tamu kehormatan.

Setelah diterima rombongan diajak ke makam Raja Amabi, Yakob Chomi Amabi untuk memohon restu agar pertemuan ini dapat berjalan lancar.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari Timor Leste meminta keluarga keturunan Raja Amabi untuk menceritakan sejarah perjalanan Kerajaan Amabi dan hubungannya dengan kerajaan yang ada di Timor Leste.

Ketua tim, Antero Benedito da Silva mengaku bersyukur dan berterima kasih atas sambutan dari keluarga keturunan Raja Amabi.

“Kami sangat bangga karena kami bisa berkunjung tepat pada hari lahir Raja Amabi,” ungkapnya.

Dalam sejarah Timor Leste sejak dulu belum ada yang menulis sejarah sendiri. Buku yang ada di tulis dengan perspektif kolonial atau ahli dari luar negeri.

“Ini baru pertama kali kami berusaha untuk menuliskan buku sejarah Timor Leste sendiri. Semoga satu tahun kedepan sudah bisa dipublikasikan dalam rangka menyambut HUT ke-50,” ujarnya.

Ke depan, kata Antero, dengan kunjungan dan buku sejarah yang dihasilkan nanti dapat memberikan nilai dan pengetahuan lebih serta dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan.

Untuk di pulau Timor sendiri terdapat beberapa lokasi yang akan didatangi sebagai tempat penelitian namun kunjungan ke Sonaf Fautnesi dan makam Raja Amabi merupakan yang pertama kalinya.

“Semoga kami bisa belajar lebih banyak dari masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Timor ini,” tambahnya.

Sementara Yesaya Mau, salah satu turunan Raja Amabi menyatakan kegembiraannya karena kunjungan tersebut dapat menyamakan persepsi tentang sejarah Pulau Timor yang masih memiliki banyak versi.

Dia berharap dengan munculnya data dari berbagai kerajaan di Pulau Timor, persepsi tersebut dapat disatukan dalam satu buku dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa.

Negara Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur merupakan satu pulau, di mana Timor Leste terletak di bagian timur dan Nusa Tenggara Timur berada di bagian barat.

“Kesamaan dan keterkaitan sejarah perjuangan para kerajaan di kedua wilayah ini menjadi motivasi bagi penulis buku sejarah asal Timor Leste untuk datang bertemu dengan keturunan raja-raja di wilayah Timor Barat,” pungkasnya. (cr6/gat)

  • Bagikan