Waspadai Gelombang Tinggi di Perairan NTT

  • Bagikan
IMRAN LIARIAN/TIMEX GELOMBANG. Beginilah gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Oesapa akibat cuaca ekstrem.

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID-Berdasarkan update kondisi cuaca tanggal 15-16 April sekira pukul 08.00 Wita, Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, diprakirakan berpeluang terjadi gelombang tinggi antara 1.25-2.0 meter di Samudera Hindia Selatan Sumba-Sabu dan Samudera Hindia Selatan Kupang- Rote.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, Priscellia Tati Bernard, Minggu (14/4) menjelaskan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara-timur dengan kecepatan angin berkisar antara 6 - 20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, umumnya bergerak dari timur-selatan dengan kecepatan angin berkisar antara 4-25 knot.

"Jadi, harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," kata Priscellia.

Dirinya juga meminta kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada.

Sementara prakiraan cuaca pada tanggal 15-17 April sejak pukul 20.00 Wita agar diwaspadai gelombang laut dengan ketinggian 1.25-2.0 meter di laut Sawu. Selain itu, Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu, Perairan selatan Kupang Rote dan Samudera Hindia Selatan Kupang-Rote yang beresiko tinggi terhadap Perahu Nelayan dan Kapal Tongkang.

"Umumnya, angin bertiup dari arah timur laut tenggara dengan kecepatan 1-6 Skala Beaufort," jelasnya.

sedangkan prospek cuaca selama satu minggu ke depan untuk wilayah NTT sejak 12-18 April, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, menjelaskan bahwa saat ini wilayah NTT berada pada masa peralihan dari periode musim hujan menuju periode musim kemarau (masa pancaroba).

Terdapat sirkulasi udara masuk (sirkulasi siklonik) di wilayah NTT, kondisi ini menyebabkan meningkatnya potensi Hujan di wilayah NTT pada tanggal 14-15 April 2024. Kondisi matahari yang masih berada disekitar wilayah Khatulistiwa membuat pemanasan yang cukup intens di wilayah Indonesia termasuk NTT, sehingga meningkatkan pertumbuhan awan-awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (Cb).

"Pulau Timor, Rote, Sabu, Sumba, Flores, Adonara, Solor, Lembata dan Pulau Alor, umumnya berawan hingga berpotensi hujan ringan hingga lebat disertai petir," jelasnya.

Waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang berdurasi singkat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya.

"Khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," tandasnya. (r1/gat)

  • Bagikan