Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting

  • Bagikan
IST POSE BERSAMA. Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto pose bersama para kadis, kepsek dan siswa SMKN 1 Kupang, Selasa (24/9)

Sosialisasi untuk Siswa SMKN 1 Kupang

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) kini gencar menangani masalah stunting dan kemiskinan ekstrem. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menerapkan gerakan kemanusiaan.

Gerakan ini mulai juga sudah disosialisasikan ke lembaga pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder. Salah satunya yakni di SMKN 1 Kota Kupang. Kegiatan di SMKN 1 Kota Kupang digelar, Selasa (24/9).

Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto dalam materi sosialisasi mengatakan alasan memilih siswa menengah atas sebagai sasaran sosial karena menjadi penerus dan pemutus mata rantai stunting.

Dikatakan Andriko Noto Susanto bahwa terdapat tiga hal utama yang menjadi fokusnya usai dipercayakan menjabat sebagai penjabat Gubernur NTT. Yakni, Pilkada, stunting dan kemiskinan. Ketiga hal ini menjadi prioritasnya.

“Masalah ini (stunting) juga dititipkan presiden. Setelah sampai di sini (NTT) ternyata banyak potensi yang bisa dikembangkan guna mengatasi masalah ini. Tetapi perlu kerjasama dari semua pihak. Tanpa kerja sama maka akan sia-sia,” sebutnya.

“Sesuai dengan data tahun 2023, NTT menyumbang 37,9 persen stunting. Jumlah ini di bawah Papua Tengah yang menempati posisi tertinggi. Ini menjadi bencana kemanusiaan,” katanya.

Kepada siswa, Andriko berpesan agar menggantung cita-cita setinggi mungkin dan harus dikejar karena orang yang berani sajalah yang bisa menguasai dunia. Selain itu, ia menegaskan kepada para siswa agar tidak ragu dalam melakukan aksi-aksi kemanusiaan.

“Kita sedang menghadapi dan dipersiapkan untuk menyambut bonus demografi di tahun 2045. Maka diharapkan semuanya harus sehat, aktif dan produktif,” tegasnya.

“Bayangkan jika kalau kita tidak sehat, aktif dan produktif bagaimana kita menikmati bonus yang ada. Jika ini tidak terpenuhi maka kita hanya menjadi beban negara,” tandasnya.

Untuk itu, kata Andriko Noto Susanto bahwa mulai sekarang masyarakat NTT harus persiapan gizinya. Karena ini merupakan bencana kemanusiaan agar lebih fokus guna memberikan manfaat aka harus ada gerakan pentahelix penanganan.

“Bukan makan hanya untuk kenyang tapi makan sehat. Mulai dari diri kita sendiri, mulai dari rumah dan mulai sekarang kita konsumsi pangan lokal,” tandasnya.

Sosialisasi penanganan stunting ini juga dihadiri Kepala DP3A Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat, Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Iin Adriany, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Syaloomi Martina, Kepaka Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati dan Kepala SMKN 1 Kupang, Mixon R. N. Abineno, para guru dan siswa SMKN 1 Kupang.

Hadir juga dalam kegiatan ini, Ketua Kadin NTT, Boby Lianto, Unicef, ChildFund, TP PKK NTT, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana dan sejumlah LSM di Kota Kupang. (cr6/gat/dek)

  • Bagikan