KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Penanganan stunting dan kurang gizi di wilayah Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang terus dilakukan dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan mencari dana dengan menjual kacang hijau yang merupakan kerja sama antara Camat Kelapa Lima dan UPTD Puskesmas Oesapa.
Camat Kelapa Lima, Wayan Astawa kepada Timor Express, Minggu (15/12) menjelaskan bahwa pengentasan stunting masih mengalami banyak persoalan.
"Ada sekira 400 anak yang kami tangani. Mereka ini adalah bayi-bayi yang memiliki kemungkinan stunting dengan berat badan menurun karena terpengaruh oleh gizi," jelasnya.
Memang, kata dia, ada dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), tapi tidak mengcover anak-anak yang mengalami stunting. Karena itu, perlu adanya penambahan.
Kemudian anak-anak yang kemungkinan memiliki stunting itu ada makanan tambahan, tapi susu PKMK (Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus) bisa diberikan kalau mendapatkan resep dokter.
"Nah, ini menjadi persoalan karena untuk mendapatkan resep dari dokter ahli itu membutuhkan biaya," ungkapnya.
Pihak kecamatan dan Puskesmas Oesapa sepakat untuk mencari dana dari pihak ketiga, baik sumbangan maupun usaha-usaha lainnya agar bisa mengintervensi anak-anak yang kemungkinan stunting untuk mencegah agar mereka jangan sampai mengalami stunting.
Salah satu usahanya selain mendapatkan bantuan dari pihak ketiga, kata Wayan, melakukan usaha seperti menjual kacang hijau.
"Kemarin, kami sudah mendapatkan dana dan mendapatkan perhatian dari Bank Indonesia sehingga kami langsung mengintervensi anak-anak," jelasnya.
Selain memberikan makanan tambahan,sebut Wayan, ada juga pemeriksaan kesehatan dari dokter ahli spesialis anak dari RSIA Dedari. Kemudian dari BNI.
"Kami mencari dana menjual kacang hijau ini sebenarnya aksi kami untuk menggugah semua orang untuk bisa memberikan perhatian kepada anak-anak stunting kita. Jadi, kita tidak hanya berwacana tapi kita juga berpartisipasi," jelasnya.
Persoalan stunting ini menjadi titik fokus Pemerintah. Menurutnya, persoalan stunting tidak hanya menjadi urusan Pemerintah tapi urusan semua pihak.
Khusus di wilayah Kecamatan Kelapa Lima itu banyak warga luar yang datang tinggal, tepatnya dua kelurahan yaitu Lasiana dan Oesapa merupakan kelurahan singgah untuk mencari kehidupan, namun dampak sosial kesehatan juga ada.
"Mereka (warga) yang datang dari luar dengan kondisi anak-anak yang posisi kurang gizi itu kita harus intervensi. Kami tidak akan mungkin meninggalkan mereka," ungkapnya.
Karena itu, data angka stunting di wilayah Kecamatan Kelapa Lima terus bertambah. Kendati demikian, pihaknya tidak melihat dari sisi administrasi tapi melihat dari sisi sosial dan moral.
"Kita tahu APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) kita juga tidak cukup untuk mengintervensi mereka semua," ungkapnya.
Penjualan kacang hijau itu dimulai dari Sabtu kemarin yang berpusat di arena CFD (Care Free Day). Hasil penjualan kacang hijau itulah kemudian diberikan bantuan makanan tambahan kepada anak-anak yang alami stunting.
"Kemarin saya berikan bantuan untuk 12 anak untuk 14 hari intervensi pemberian makanan tambahan," ujarnya.
Hasilnya akan dilihat ke depan dari apa yang telah dilakukan. Jika berat badan anak-anak kembali naik maka program intervensi pemberian makanan tambahan itu bisa dikatakan berhasil.
"Kepada anak-anak yang sudah diintervensi pemberian makanan tambahan itu ada 100 anak yang sudah diperiksa oleh dokter ahli spesialis anak," jelasnya.
Ia berharap, media dalam konteks pentahelix dapat membantu agar bisa mendapatkan perhatian semua orang, baik ada yang menjadi orang tua asuh ataupun ada yang ingin menyumbangkan bantuan secara pribadi maupun juga dari pihak ketiga melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) dalam menuntaskan masalah stunting. (r1/gat/dek)